Dari ayat tersebut, kita dapat tahu, jika kita memiliki amarah terhadap seseorang, kita harus meninggalkan amarah tersebut, karena amarah tersebut akan membawa kita kepada dosa. Menahan amarah ini dapat ditanggulangi dengan cara berdoa saat ada perasaan emosi atau marah tersebut. Tidak hanya Tuhan yang membantu kita, namun Roh Kudus juga akan membantu untuk menjauhi hal - hal tersebut.Â
Tuhan menciptakan bumi dan isinya dengan tujuan untuk kita agar kita sebagai manusia percaya kepada - Nya. Namun, manusia masih menggunakan kepercayaan animisme sampai pada saat ini, aktivitas kepercayaan animisme ini sangat bertolak belakang dengan alkitab, yang mengatakan bahwa kita harus percaya kepada Tuhan dan tidak menyembah berhala. Seperti yang dikatakan di alkitab "jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang di langit, atau di bumi, jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya" (Keluaran 20 : 4 - 5 ).Â
Maka dari itu, Roh Kudus berperan penting bagi kita, mengapa begitu? Karena Roh Kudus akan membantu kita dalam kehidupan kita sehari - hari. Roh Kudus dapat membantu orang - orang yang percaya untuk keluar dari ikatan dosa, menguduskan orang percaya, dan juga memimpin orang percaya kepada kebenaran. Roh Kudus juga akan membantu orang percaya, menjadi jaminan bagi orang percaya, juga akan berdoa untuk orang yang percaya maupun tidak percaya.
Seperti yang terdapat di dalam (Galatia 5 : 22 - 23) yang berbunyiÂ
"Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." Akibat dari buah Roh inilah yang membuat orang percaya bahwa kehadiran Roh Kudus benar - benar ada. Adanya Roh Kudus ini membuat pertumbuhan rohani yang ada sekarang akan berdampak baik bagi masyarakat setempat.
Salah satu contoh dampaknya, manusia akan dapat restorasi berubah menjadi pribadi baru yang lebih baik dari sebelumnya. Selain adanya pembaharuan hidup, manusia akan memiliki kekuatan akan pencobaan dan kita dapat menerapkan kehidupan rohani tersebut ke dalam kehidupan kita sehari - hari. Maka, kita sebagai umat Kristen dapat melakukan toleransi antar suku, agama,ras, budaya, dll.Â
Kita dapat menghargai mereka, hanya dengan toleransi. Adanya toleransi ini akan membuat kita sebagai bangsa Indonesia akan lebih mudah untuk menjalankan kehidupan sehari - hari.Â
Kepercayaan sangat beranekaragam untuk dipercayai oleh manusia, setiap manusia dan individu bebas memilih kepercayaan. Pada zaman sekarang manusia karena akal budinya, dapat memilih kepercayaannya masing - masing. Dimana kepercayaan di masa ini terdapat karena pengaruh dari masa lampau. Masa praaksara manusia memiliki kepercayaan seperti animisme dan dinamisme.
 Selain itu, manusia tidak hanya berkembang di bidang kepercayaan namun di bidang kehidupannya juga. Pada saat itu belum ada peraturan maupun UU yang membuat manusia harus memilih kepercayaan, atau tidak memiliki kepercayaan. Masa praaksara merupakan zaman pada saat manusia belum mengenal tulisan atau huruf. Masa ini disebut juga sebagai zaman Nirleka, yaitu zaman tidak ada tulisan.
 Kehidupan manusia pada masa praaksara ini senantiasa mengalami perubahan dan juga perkembangan. Pada masa praaksara masyarakat sudah mengenal kepercayaan pada tingkat awal. Adanya kepercayaan kepada hal - hal yang berbau supranatural yang memiliki kekuatan diluar kemampuan mereka. Kepercayaan ini muncul dari pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas kehidupan yang dijalani, dari mengolah hasil bumi hingga melangsungkan pernikahan dan reproduksi keturunan.Â
Adanya hasil budaya yang kuno membuat adanya kemajuan zaman. Sehingga manusia pada zaman praaksara mewariskan kepercayaan mereka kepada orang terdekat, maupun keturunannya sendiri. Kepercayaan masyarakat kepada hal supranatural pada masa praaksara ini mendorong masyarakat untuk mendorongnya ke dalam gambar ataupun lukisan sebagai simbol mereka percaya kepada hal tersebut. Sehingga hasil dari gambar atau lukisan mereka ini, menjadi bahan agar mereka lebih mudah untuk menyembahnya.Â