Mohon tunggu...
Muhammad Khatibul Umam
Muhammad Khatibul Umam Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hanya seorang Pelajar SMA yang berusaha menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Fenomena Fatherless, Fenomena Ayah Invisible

1 Juli 2024   15:13 Diperbarui: 1 Juli 2024   15:34 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah teman-teman merasa memiliki ayah, Namun kehadiran ayah di keluarga teman-teman terasa tidak terlalu berpengaruh. Ayah teman-teman mungkin masih hidup dan masih tinggal bersama di rumah, Akan tetapi ia jarang berinteraksi dengan teman-teman. Jarang diajak ngobrol, diajak main bareng, nggak pernah bantuin ngerjain PR dan aktivitas kekeluargaan lainnya. Inilah yang disebut dengan Fenomena Fatherless.

Apa itu Fenomena Fatherless ?

Singkatnya Fenomena Fatherless adalah Ketidakhadiran seorang ayah dalam keluarga atau dalam arti kata lain absennya seorang ayah dalam proses tumbuh kembang anak. Pada intinya, Seorang ayah jarang sekali berinteraksi dengan ayahnya sendiri, Walaupun sang ayah notabene masih hidup dan tinggal bersama sang anak. 

Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2015, Peran Ibu masih sangat dominan dalam pengasuhan anak. Hal itu berlaku di semua aspek pengasuhan, Mulai dari pengasuhan fase awal, Pemenuhan kebutuhan dasar, Penanaman nilai-nilai moral, Pola komunikasi dengan orang tua, Akses ke Gadget, Pencegahan kekerasan, hingga partisipasi anak.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa hal ini bisa terjadi, Seperti kurangnya waktu untuk seorang ayah di rumah karena sibuk bekerja. Sang ayah seringkali berangkat pagi pulang sore, lalu besok pagi berangkat lagi. Hal ini membuat interaksi dengan anak-anaknya di rumah minim. Faktor lainnya adalah ketidakpedulian ayah dalam proses tumbuh kembang anak. 


Faktor lainnya adalah budaya patriarki yang masih mengakar di masyarakat yang menganggap bahwa  seorang  ayah memang tugasnya untuk mencari nafkah dan membiayai kehidupan keluarga. Sehingga si ayah selalunya lebih fokus kepada mencari uang dan tidak mempedulikan tumbuh kembang anak. Justru, Tugas ini dibebankan kepada seorang ibu yang menurut anggapan ini memang tugas intinya adalah mengurus rumah tangga dan membimbing anak. Padahal, Baik ayah maupun ibu kedua-duanya berperan besar dalam tumbuh kembang anak. 

Dengan kurangnya peran ayah di keluarga akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Pada anak laki-laki akan berakibat kurangnya pengetahuan anak terhadap kesehatan reproduksi. Selain itu, Jika dilihat dari sisi emosional maka akan menyebabkan anak menjadi agresif yang berujung kepada kenakalan remaja dan yang paling parah mendorong anak untuk melakukan tindak kriminal. 

Sementara pada anak perempuan, Juga akan berdampak pada rentannya tingkat emosional anak, terutama dalam pengambilan keputusan. Sehingga, Anak akan cenderung mencari sosok yang mampu menggantikan peran sang ayah. Bisa jadi Teman, Pacar, dan lain sebagainya.

Lalu, Seberapa penting sebenarnya peran seorang ayah dalam tumbuh kembang anak ?

Sama halnya dengan ibu, Peran ayah dalam tumbuh kembang anak juga penting. Dilansir dari narasi, Peran seorang ayah alam tumbuh kembang anak adalah mengajarkan kemampuan memecahkan masalah, nilai-nilai hidup, tanggung jawab, moral, tata krama, serta menjadi teman bermain yang mendukung perkembangan fisik dan emosional anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun