Belum lagi kalau kita pertimbangkan faktor perfeksionisme dan tidak mudah puas yang ada pada diri. Tak jarang kita akan secara terus-menerus merevisi pekerjaan kita sendiri jika dirasa belum maksimal.
Permasalahan umum pada penjadwalan inilah yang coba dipecahkan dengan metode timeboxing.
Timeboxing tidak digunakan untuk menemukan waktu luang guna mengalokasikan pekerjaan. Namun, timeboxing digunakan untuk secara tegas membatasi setiap waktu yang dialokasikan untuk mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga Anda tahu seberapa besar usaha yang harus dialokasikan guna menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang terbatas, dengan hasil terbaik yang bisa dicapai.
Jika batas waktu masih ada namun kerja sudah selesai, Anda bisa memanfaatkan waktunya untuk beristirahat sejenak, bukan melanjutkan pekerjaan lainnya.
Namun, jika batas waktu sudah habis namun pekerjaan belum selesai, Anda harus meninggalkan pekerjaan tersebut dan berpindah ke aktivitas selanjutnya. Lalu, pekerjaan yang belum rampung tersebut bisa dikerjakan lagi di timebox alternatif, yang dikhususkan untuk mengerjakan pekerjaan yang belum terselesaikan.
Metode ini sangat cocok untuk digunakan para pekerja, terlebih pekerja dari generasi milenial dan Gen Z yang cenderung berada dalam cengkeraman hustle culture.
"Wah, sepertinya metode ini menarik. Gimana cara menerapkannya?"
Cara melakukan timeboxing itu mudah, Anda cukup ...
Mencatat terlebih dahulu daftar pekerjaan yang Anda miliki, lalu menentukan beban dari masing-masing pekerjaan tersebut.
Dilansir dari artikel SPE Solution yang membahas tentang tips menghindari hustle culture, inilah 4 hal yang harus Anda lakukan:
- Mendefinisikan tujuan dari masing-masing pekerjaan yang dimiliki
- Menentukan durasi dan waktu yang tepat untuk pengerjaan proyek
- Mengkalkulasikan pengerjaan mulai dari tahap persiapan dan proses, serta reviu (jika dibutuhkan)
- Menghitung jumlah jam kerja yang dibutuhkan dalam tempo waktu tertentu dan, jika terdapat jam kosong, bisa dialokasikan sebagai masa istirahat maupun jam pengganti jika terdapat pekerjaan yang belum selesai.
Lalu, Anda bisa menata pekerjaan-pekerjaan tersebut dalam tempo waktu satu minggu, menjadi seperti contoh berikut: