Ketika baru lulus kuliah, fresh graduate akan memasuki dunia yang baru, yaitu dunia kerja.
Pasalnya, masuk dunia kerja tidak segampang membalikkan telapak tangan.
Selain ketatnya persaingan dengan sesama fresh graduate, ada juga persaingan dengan yang sudah lebih berpengalaman.
Karenanya, seringkali fresh graduate, atau Anda mungkin, tersandung minimnya pengalaman kerja ketika hendak melamar atau tengah menjalani proses wawancara kerja.
Wajar saja. Banyak industri mulai dari startup seperti SPE Solution hingga korporat seperti BNI membutuhkan tenaga kerja yang berpengalaman.
Peliknya, fresh graduate yang baru lulus ingin mencari kerja untuk memperoleh pengalaman. Namun, justru ditolak karena tidak punya pengalaman. Sebuah paradoks yang unik.
Untungnya, sekarang sudah ada solusi untuk menjawab kendala ini.
Pengalaman kerja tidak hanya berasal dari kerja full-time di perusahaan
Kalau dibilang ilmu dan belajar tidak hanya berasal dari bangku sekolah atau perkuliahan, maka kerja pun sama.
Pengalaman kerja tidak hanya berasal dari kerja full-time di perusahaan.
Kini, perusahaan-perusahaan pun lebih terbuka dan mengapresiasi pengalaman kerja dari sumber lain, misal magang, kerja paruh waktu, dan freelance.
Bahkan, ada banyak perusahaan yang lebih mempertimbangkan pengalaman-pengalaman ini dibandingkan nilai dan jurusan kuliah sang fresh graduate.
Bukannya tidak beralasan. Adanya pengalaman kerja akan sangat membantu sang kandidat dalam proses adaptasi dengan lingkungan, kultur, dan beban kerja suatu perusahaan.
Jika Anda sekarang sudah paham apa yang bisa dijadikan alternatif pengalaman kerja fulltime, lalu bagaimana cara mendapatkan pengalaman ini?
Mulai dengan proyek-proyek kecil
Jangan langsung bermimpi dan menargetkan hal-hal besar, seperti bekerja paruh waktu di korporat A, B, C, dsb.
Mulailah dengan proyek-proyek kecil.
Bisa dengan proyek pribadi yang sifatnya iseng-iseng belaka, proyek dengan UMKM atau bisnis online, dan buka jasa di portal-portal freelancer.
Proyek iseng-iseng belaka bisa disesuaikan dengan kerja yang dibidik.
Misal, content writer.
Anda bisa mulai menulis di platform seperti Kompasiana, Medium, atau lainnya sebagai portofolio yang nantinya bisa ditunjukkan saat melamar kerja.
Proyek dengan UMKM atau bisnis online pun sama. Anda bisa menawarkan jasa Anda guna membantu bisnis mereka di bidang tertentu.
Salah satu triknya agar mereka mau adalah Anda harus rela banting harga di awal, atau bahkan memberikan jasa secara gratis sebagai penglaris.
Namun, baiknya Anda ceritakan apa maksud dan tujuan Anda menawarkan jasa semacam ini.
Yang ketika, di portal freelancer.
Saat ini, sudah banyak sekali portal freelancer, entah dalam negeri maupun luar.
Namun, yang bikin sulit adalah persaingan yang sangat ketat, ditambah perang harga yang tidak masuk akal.
Nah, agar jasa Anda bisa mendapatkan pelanggan, Anda bisa menggabungkan strategi ini dengan bagian kerja dengan UMKM atau bisnis online tadi.
Ketika Anda sudah tahu bagaimana memulainya, dan mungkin sudah menghasilkan, lalu bagaimana meyakinkan perusahaan ke depannya bahwa Anda sudah berpengalaman?
Ceritakan dengan cara yang meyakinkan lewat CV dan Linkedin Anda
Anda harus rajin mendokumentasikan kerja proyekan ini.
Mulai dari perusahaannya apa, apa saja yang dikerjakan, beberapa sample dari pekerjaan Anda, hingga apa dampak yang Anda hasilkan.
Lalu, tuliskan hal ini pada CV Anda, tepatnya bagian pengalaman kerja.
Tulis saja "pengalaman kerja freelance" atau "proyek yang pernah dikerjakan".
Lalu spesifikkan hasilnya dalam bentuk list atau daftar.
Jangan ditulis dalam bentuk paragraf atau malah cuma ditulis apa saja yang Anda kerjakan.
Dan hal yang sama juga dengan Linkedin.
Buat dokumentasi kerja Anda ini dalam format PDF, unggah di Linkedin beserta sample portofolionya.
Nantinya, perusahaan yang tertarik dengan Anda bisa mengunggah hasil kerja Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H