Mereka memiliki aturan bagi pengunjung agar tidak boleh memasuki hutan larangan, hutan yang sangat dikeramatkan menurut kepercayaan mereka, memasuki ruangan Bumi Ageung, dan larangan jika kita ingin mengambil foto jangan menggunakan sandal maupun sepatu, Hahh??? Teman-teman pasti kaget ya? Kenapa tidak boleh? Teman-teman pasti bertanya-tanya, kan? Menurut para sesepuh di sana, Alasannya adalah jika kita akan mengambil jepretan foto itu harus menggunakan sebuah kamera, hehehehe.
Mereka hidup di sebuah rumah yang terbuat dari anyaman bambu yang atapnya terbuat dari jerami padi dengan penyangga rumah dari batang kayu. Selain bangunan rumah, mereka juga memiliki beberapa bangunan lainnya. Seperti Bumi Ageung (Penyimpanan Pusaka) dan Masjid (Tempat Ibadah).Â
Hebatnya, di sini tidak ada sumber listrik. Untuk penerangan mereka mengandalkan sebuah obor. Rumah-rumah di Kampung Naga ini terbagi menjadi 3 ruang, yaitu ruang tamu, kamar, dan dapur. Hah? Jika 1 rumah hanya terdiri dari 3 ruangan saja, terus untuk sumber airnya, bagaimana ya? Eit ... Jangan panik begitu kawan... Nih, untuk air/toilet itu terletak di luar rumah yang keadaan toiletnya itu sangat sederhana.
Ada sebuah keunikan lain mengenai toilet di Kampung Naga :v ... Jadi, toilet di sini berada di atas kolam ikan. Jika kita sedang ingin membuang air besar, maka kotoran kita ini akan segera dilahap oleh ikan yang berada di kolamnya. Sangat unik bukan? Heheheheh.
Bagaimana dengan keadaan sosial di sini? Ternyata, kondisi sosial warga Kampung Naga sangat erat satu sama lain. Kita ambil contoh ya... Seperti kebersamaan satu sama lain yang mungkin di kota-kota besar sudah luntur atau malah punah.Â
Ketika di salah satu sebuah rumah mengeluarkan asap masak dan berbau sangat sedap, berarti pemilik rumah tersebut memiliki rezeki yang lebih dari cukup. Sedangkan rumah yang di dapurnya tidak mengeluarkan asap, maka diharuskanlah berbagi kepada warga yang tidak  memiliki makanan di dapur agar dapat berbagi kepada tetangganya. Karena sudah terbiasa dengan hal tersebut, maka telah dinyatakan bahwa kejadian itu sudah termasuk pada kebudayaan Kampung Naga.Â
Selain kebudayaan, Kampung Naga juga memiliki sebuah tradisi yang sampai saat ini masih dipertahankan, diantaranya adalah Upacara Hajat Sasih, yaitu  upacara yang dilaksanakan bertujuan untuk selalu  diberi keselamatan oleh para leluhurnya.
Nah, teman-teman, setelah selesai meneliti kehidupan masyarakat Kampung Naga, kami dapat menyimpulkan bahwa Kampung Naga adalah sebuah Kampung adat Sunda yang masih kental akan kebudayaan serta tradisinya dengan hidup penuh dengan rasa kekeluargaan akan sebuah kesejahteraan bagi semua, serta dengan saling menjaga warisan nenek moyang dan keadaan alam sekitar, maka kebudayaan mereka akan berkembang lebih baik bahkan menjadi yang terbaik.
Pesan dari kami, "Hiduplah dengan penuh kesederhanaan. Jangan memandang terlalu atas. Coba pandanglah kehidupan di bawah karena "Kita disini kita tidak Gaya untuk Hidup tapi Hidup untuk Gaya."
Wallaahu a'lam bishshawab.