Perilaku bullying sangatlah berbahaya terutama untuk masa depan mereka yang menjadi korban. Bukan hanya korban yang mendapatkan dampak buruknya, melainkan kepada sang pelaku bullying juga akan merasakan dampaknya. Orang-orang yang menjadi korban bullying ini harus diberi dukungan bukan hanya didiamkan. Kita sebagai manusia harus saling melindungi dan peduli kepada satu sama lain.
Apa Itu Bullying?
Bullying atau perundungan adalah pola perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menyakiti, mengintimidasi atau merendahkan orang lain. Seorang pelaku bullying memang memiliki tujuan yang menyebabkan rasa sakit pada korbannya, baik menyakiti secara verbal, non verbal hingga fisik.
Bullying verbal merupakan tindakan perundungan yang dilakukan dengan kata-kata, seperti mengancam, merendahkan, mencela, mengejek, memaki, mengintimidasi, dan menyebarkan rumor yang tidak terbukti kebenarannya. Sedangkan bullying non verbal merupakan tindakan perundungan yang dilakukan tanpa kata-kata, seperti tatapan sinis, menjulurkan lidah, gelak tawa atau senyum sinis, dan memperlihatkan ekspresi yang merendahkan, mengejek, atau mengancam.
Bullying dapat terjadi secara fisik yaitu seperti memukul, menendang, mendorong, dan perilaku kekerasan fisik lainnya. Bullying juga dapat terjadi di media sosial dan biasanya disebut “Cyberbullying” merupakan tindakan perundungan yang dilakukan secara online. Contoh dari cyberbullying yaitu menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan tentang seseorang di media soial hingga mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform chatting.
Menurut Unicef, laki-laki biasanya lebih mungkin mengalami bullying secara fisik, sedangkan perempuan lebih mungkin mengalami bullying secara psikologis. Meski begitu jenis keduanya tentu cenderung saling berhubungan.
Tindakan bullying dapat terjadi kapan saja dan di berbagai lingkungan seperti di sekolah, tempat kerja, lingkungan sosial atau komunitas,bahkan secara online (cyberbullying).
Mengapa Bullying Terjadi?
Bullying terjadi karna adanya beberapa faktor, baik faktor dari si pelaku maupun korban.
Menurut penelitian Yusuf dan Haslinda (2012) dalam jurnal “Faktor-faktor Psikologis Penyebab Perilaku Bullying” yang ditulis oleh Muhammad Chaidar dan Riza Arianty Latifah. Faktor yang menyebabkan bullying yaitu faktor eksternal atau lingkungan, antara lain kurangnya pengawasan dari orang tua, pola asuh orangtua, perilaku agresif dari rumah, menerima hukuman fisik yang didapatkan dari orang tua, memiliki teman yang sering melakukan tindak kekerasan terhadap anak lain, sebagai wujud balas dendam. Dan faktor internal dari dalam individu sendiri.
Keinginan melakukan bullying tidak muncul dengan sendirinya. Faktor penyebabnya berasal dari berbagai lingkungan. Baik lingkungan keluarga, sosial, maupun diri sendiri. Berikut merupakan beberapa faktor penyebab seseorang melakukan bullying:
- Melihat atau menyaksikan pertengkaran orang tua atau keluarga.
- Pola asuh dari orang tua yang tidak sehat.
- Pernah menjadi korban kekerasan atau bullying.
- Cemburu dengan orang lain, baik dari segi pencapaian atau lainnya.
- Ingin diterima dalam pergaulan
- Adanya senioritas.
- Pengaruh dari orang sekitar, game, atau tontonan yang tidak sesuai dengan usianya dan ikut melakukan bullying.
- Tidak bisa mengontrol diri.
- Selalu ingin mendominasi dan berkuasa.
- Penyalahgunaan media sosial (cyberbullying).
- Pengalaman buruk masa kecil.
- Dan masih banyak lagi faktor lainnya.
Apa Saja Dampak Dari Bullying?
Bullying dapat menimbulkan banyak sekali dampak. Dampak ini dapat muncul kepada korban dan pelaku. Tidak hanya itu, dampak ini juga dapat mempengaruhi lingkungan sekitar yang menjadi saksi.
Dampak bullying bagi korban yaitu dapat menyebabkan masalah mental seperti depresi, gangguan kecemaasan, gangguan panik, dan gejala kejiwaan. Korban bullying pastinya akan mengalami trauma. Dampak bagi psikologis korban bullying lainnya yaitu dapat membuatnya sulit berkonsentrasi, tidak percaya diri, dan dapat menarik diri dari lingkungan sosial karena takut akan mendapatkan perlakuan yang sama. Dampak bullying dapat membuat korban sulit membentuk hubungan yang saling percaya. Mereka memiliki trust issue yang tinggi terhadap orang lain, terutama yang dekat atau kenal dengan pelaku. Mereka menjadi sering menutup diri karena sulit untuk percaya kepada orang lain. Banyak korban bullying yang cenderung menyendiri dan mengurung diri dikarenakan takut dengan dunia luar. Banyak dari kasus pembullyan yang ada di luar ataupun di dalam negeri yang korban bullying terebut memiliki keinginan bunuh diri yang tinggi dan peningkatan emosional. Selain itu, bullying dapat menyebabkan masalah fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, tremor, mimisan dan fungsi kekebalan tubuh yang menurun. Masalah fisik ini dapat muncul dikarenakan pikiran atau emosi yang dirasakan oleh korban. Bullying yang dilakukan secara fisik dapat mengakibatkan memar dan luka fisik.
Tidak hanya bagi korban, dampak bullying juga terjadi bagi pelaku. Dampak tersebut yaitu dapat menyebabkan gangguan emosi, kecenderungan menjadi pecandu alkohol dan obat-obatan terlarang, hingga sulit mendapatkan pekerjaan. Pelaku juga beresiko menjadi pelaku kekerasan dalam lingkungan sosial dan rumah tangga (KDRT). Pelaku bullying akan terbiasa melakukan aktivitas atau pola yang impulsif. Pelaku bullying pastinya memiliki empati yang semakin tumpul karena tidak memikirkan atau mempedulikan kondisi korbannya. Tidak hanya itu, perilaku agresif pelaku bullying tentunya meningkat. Dampak bullying bagi pelaku juga dapat memunculkan perilaku antisosial yang lebih parah. Para pelaku bullying tentunya akan mendapatkan label negatif. Pelaku bullying memiliki mental miskin dan lemah, karena mereka cenderung hidup berkelompok, selalu iri hati dan merasa tersaingi jika ada yang lebih baik darinya, dan pendendam.
Dampak bullying juga dapat mempengaruhi lingkungan sekitar dan orang yang menjadi saksi. Biasanya para saksi bullying ini sulit bertindak dan menjadi pasif atau bahkan mendukung perilaku bullying karena takut menjadi korbannya juga. Saksi bullying akan memiliki perasaan yang tidak nyaman dan takut. Bullying dapat menyebarkan sikap agresif atau intoleransi di lingkungan masyarakat.
Bagaimana Cara Mencegah Bullying?
Mencegah bullying membutuhkan peran aktif dari individu, keluarga, institusi, dan komunitas. Bullying dapat dicegah dengan banyak cara, seperti:
- Mengutamakan atau mengedepankan nilai-nilai positif.
- Melakukan kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan diri dan sosial.
- Menanamkan rasa empati.
- Menciptakan suasana yang hangat dan aman.
- Menciptakan hubungan yang saling mendukung.
- Membangun komunikasi yang efektif.
- Mengedukasi tentang bahayanya bullying kepada anak-anak, remaja, hingga masyarakat umum.
Bagaimana Cara Mengatasi Adanya Bullying?
Mengatasi bullying memerlukan pendekatan yang tepat dari berbagai pihak, termasuk korban, keluarga, intitusi, dan masyarakat. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghadapi bullying:
- Laporkan tindakan bullying kepada orang yang dipercaya atau pihak berwenang dan sertakan buktinya.
- Tak ragu menunjukkan prestasi
- Tumbuhkan rasa percaya diri
- Jalin pertemanan dengan banyak orang
- Fokus pada hal-hal positif positif diri sendiri
- Tetap bersikap tenang dan tidak terpancing emosi untuk melakukan perlawanan. Biasanya pelaku bullying akan semakin gencar untuk melakukan tindakan bullying jika ada perlawanan yang sama. Bahkan banyak juga yang berbuat play victim.
- Jadikan bully-an sebagai penyemangat untuk sukses. Menjadi korban bullying akan membuat diri merasa tidak berharga dan putus asa. Namun para korban bullying harus menjadikan bully-an sebagai sarana penyemangat agar dapat meraih kesuksesan.
- Tumbuhkan keberanian dalam diri. Jangan menunjukkan sikap takut, sedih atau terpuruk. Pelaku bullying akan puas jika kita terlihat takut, sedih, dan terpuruk.
- Korban dan pelaku bullying perlu dibantu dengan konseling untuk mengatasi dampak emoional atau perilaku negatif mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H