Bank Mandiri didirikan sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Bank Mandiri terbentuk dari empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia yang pada saat itu tengah menghadapi krisis dengan total kerugian keempat bank mencapai 124 triliun.
Setelah melalui proses restrukturisasi dan integrasi menyeluruh di segala bidang, Bank Mandiri dapat beroperasi lebih baik dan berhasil membangun organisasi bank yang solid dengan mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi, menggantikan core banking system dari keempat bank sebelumnya yang saling terpisah. Adanya restrukturisasi tersebut juga memberikan perbaikan dari segi laba yang terus meningkat dan peningkatan pada total aset yang berlipat-lipat.
Unilever with Sariwangi Brand Acquisition, BlueBand Divestment Globally
Unilever Indonesia mengakuisisi merek Sariwangi pada 1989 dan mulanya bertindak sebagai distributor teh Sariwangi. Unilever Indonesia kemudian memproduksi brand teh celup itu sendiri setelah memutus kerja sama dengan PT Sariwangi Agricultural Estate Agency (SAEA) dan PT Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung (MPISW) yang sebelumnya memanufaktur merek tersebut. Unilever kemudian memfokuskan bisnisnya pada bisnis teh secara global dan telah menjadi perusahaan teh terbesar di dunia hingga saat ini.
Sementara itu, dalam kasus lain, PT Unilever Indonesia Tbk juga melakukan divestasi dengan melepas aset bisnis margarin (spreads) yang mencakup aset tak berwujud berupa hak pendistribusian produk dengan beberapa merek dagang beserta sejumlah aset produksi perlengkapan dan persediaan senilai Rp2,9 triliun. Pemisahan lini bisnis spreads ini menandai langkah lebih lanjut Unilever Indonesia dalam membentuk serta mempertajam portofolio bisnis perusahaan untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang.
Krakatau Steel to Restructure IDR 35 Trillion Debt
PT Krakatau Steel Tbk telah melakukan restrukturisasi utang sebesar $2,3 miliar USD atau setara Rp35 triliun pada periode 2019-2020. Nilai tersebut menjadi pemecah rekor dalam sejarah perbankan di Indonesia. Krakatau steel yang memiliki kode saham KRAS, bersama anak usahanya pada 2019 melakukan perjanjian addendum dan pernyataan kembali untuk tujuan restrukturisasi. Semenjak dilakukannya restrukturisasi tersebut, Krakatau Steel mencapai peningkatan kinerja yang signifikan dalam pendapatan dan laba bersih setiap tahunnya. Dengan adanya peningkatan kinerja dari tahun ke tahun tersebut, Krakatau Steel dapat memenuhi kewajibannya dalam pembayaran utang serta optimis untuk melunasi utang yang tersisa.Â
Bagaimana Peran Akuntan dalam Restrukturisasi?
Peran akuntan dalam proses restrukturisasi dapat dilakukan dalam empat aktivitas. Yang pertama adalah menggunakan analisis keuangan sebagai alarm atau peringatan. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa cara, misalnya, melalui analisis perbandingan laporan keuangan, rasio keuangan, sumber dan penggunaan modal kerja, breakeven, sumber dan penggunaan kas, serta analisis laba kotor. Tujuan dari analisis keuangan ini adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan stabilitas. Dalam hal ini, dibutuhkan peran akuntan untuk melakukan analisis keuangan sebagai salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.Â
Aktivitas selanjutnya adalah melalui proforma dan simulasi. Proforma merupakan metode yang digunakan perusahaan untuk menghitung hasil keuangan dengan proyeksi atau asumsi tertentu yang memenuhi persyaratan minimum. Dalam dunia bisnis, proforma merupakan laporan keuangan yang disusun dan dipersiapkan secara khusus untuk kepentingan akuisisi, merger, perubahaan struktur modal, atau investasi model baru. Tujuan proforma dalam restrukturisasi ini adalah untuk memperkirakan prospek bisnis perusahaan di masa mendatang setelah dilakukannya restrukturisasi serta untuk menganalisis kondisi keuangan perusahaan di masa lalu dan saat ini untuk dijadikan pembanding.Â
Lalu, seorang akuntan juga dapat melakukan uji kelayakan. Uji kelayakan ini penting karena umumnya dilakukan dengan tujuan untuk melihat prospek usaha dari perusahaan yang mengajukan restrukturisasi.Â