Mohon tunggu...
SPA FEB UI
SPA FEB UI Mohon Tunggu... Akuntan - Himpunan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Studi Profesionalisme Akuntan (SPA) Faculty of Economics and Business Universitas Indonesia (FEB UI) is a student organization in FEB UI whose member are its accounting students. SPA FEB UI was established on August 22nd, 1998. Initially, SPA was a place for accounting students to study and focus on accounting studies. Nowadays, SPA has grown to become an organization which is not only a place to study and discuss about accounting issues, but also a place for accounting students to develop themselves through non-academic opportunities. Furthermore, SPA builds networks and relation to other communities, such as universities, small medium enterprise, academicians, and practitioners. Through these project, SPA always tries to give additional values to its stakeholders, especially FEB UI accounting students.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Triple Entry Bookkeeping

17 Mei 2021   18:26 Diperbarui: 17 Mei 2021   18:35 2462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanannya, sistem akuntansi akan terus berubah mengikuti kebutuhan dan perkembangan jaman. Ketika sistem single entry muncul, sistem ini dipuji dengan alasan penggunaannya yang praktis dan mudah karena hanya perlu menjurnal sekali saja. Sistem ini biasanya digunakan oleh perusahaan dengan skala yang kecil. Namun, kelemahan dari sistem ini adalah risiko rentannya terjadi fraud terhadap transaksi keuangan sangat tinggi. 

Hingga pada akhirnya sekitar abad 1400, seorang matematikawan bernama Luca Pacioli meluncurkan buku Summa de Arithmetica Geometrica Proportiony et Proportionalita yang membahas tentang double entry bookkeeping dalam bab Tractatus de Computis et Scriptoris.

Sistem double entry ini tentu lebih baik dari sistem sebelumnya dimana pada sistem ini dalam pencatatannya harus dicatat dalam kolom debit dan kredit. Salah satu kelebihan dari penerapan metode ini adalah kemampuannya untuk menghindari angka yang negatif dengan memiliki dua kolom yaitu debit dan kredit. 

Dimana debit bisa berfungsi sebagai akun penambah jika suatu akun mengalami kenaikan dan sebaliknya kredit sebagai akun pengurang jika suatu akun mengalami penurunan. Sehingga dengan adanya kedua kolom tersebut tidak akan ada angka negatif dalam pencatatan transaksi karena jika terjadi penurunan akan dicatat dalam kolom kredit (untuk penurunan maupun kenaikan suatu akun tergantung pada saldo normal dari akun yang bersangkutan). 

Lalu seiring berjalannya waktu, pada tahun 1989 konsep triple entry bookkeeping untuk pertama kalinya muncul. Apakah itu triple entry bookkeeping dan bagaimanakah dampaknya pada sistem akuntansi di masa sekarang?

Triple Entry Bookeeping pertama kali diperkenalkan oleh Yuji Ijiri dalam essaynya Triple-Entry Bookeeping and Income Momentum. Dalam pelaksanaannya, sistem ini sedikit berbeda dengan double entry karena menggunakan 3 kolom yaitu debit, kredit, dan trebit. Akun tambahan trebit ini berfungsi untuk memberikan pemahaman tentang darimana pendapatan dan beban dihasilkan. 

Triple entry bookkeeping ini muncul karena kelemahan dari sistem double entry yang masih memanfaatkan data historis atau data sebelumnya untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada perusahaan di masa depan. Menurut Yuji, terdapat persamaan baru, yaitu:

Past = Present = Future

Persamaan tersebut menggambarkan inovasi baru dari triple entry bookkeeping yang menambahkan unsur future dalam persamaan. Arti dari persamaan tersebut adalah transaksi historis di masa lampau perusahaan merepresentasikan kondisi perusahaan saat ini, begitu pula transaksi perusahaan saat ini diharapkan dapat memberikan data yang prediktif tentang keadaan perusahaan di masa depan sehingga dapat membantu pemangku kepentingan yang ingin berinvestasi di perusahaan tersebut.

Untuk mempermudah pemahaman tentang konsep triple entry bookkeeping, Henke (1995) menganalogikan keuntungan perusahaan seperti perjalanan menggunakan mobil. Terkadang mobil berjalan maju, mundur, ataupun tidak berpindah sama sekali sama seperti keuntungan dalam perusahaan yang fluktuatif nilainya. 

Laporan posisi keuangan menunjukkan lokasi yang tepat dari mobil tersebut sedangkan laporan laba rugi menunjukkan seberapa cepat kendaraan tersebut melaju. Kecepatan mobil menggambarkan informasi kepada investor yang dapat digunakan untuk mengestimasi keadaan di masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun