NILAI, kata ini sudah familiar di semua pembaca, anak, remaja, dewasa, dan semua tahu apa itu Nilai. NILAI digunakan untuk mengukur tingkat kualitas atau kuantitas (jumlah), namun NILAI disini yang dimaksud adalah kualitas diri, menyangkut perilaku karakter integritas dan kepribadian kita. Bilangan "Nilai" itu akan terus dibawa hingga nanti ketika kita semua ada di alam akherat/sesudah mati, malaikat tidak akan pernah luput/salah mencatat NILAI kita. Pertanyaan nya; siapa sih sebenarnya kita ini? Berapa NILAI yang kita peroleh untuk bisa diakui? Di dunia NILAI paling tinggi adalah 100. Namun ada NILAI yang tak akan pernah anda bisa menghitungnya, kecuali Allah SWT sang pencipta jagad raya seisinya.Â
Jadi mengapa kita selalu bingung tentang NILAI, bukankah Ajining diri ono ing lathi (Ajining, pribadi seseorang ada pada hati nya), NILAI itu ada di hati kita, jika kita memiliki hati yang jernih, bersih tentu NILAI yang kita peroleh akan menghasilkan NILAI yang baik.Â
Penulis mencoba menelaah, muhasabah apakah selama ini NILAI nya sudah sesuai dengan hatinya atau masih jauh dari kata hati. Itu perlu ilmu makrifat lanjut untuk mencapai hakekat. Banyak diantara kita terjebak dengan NILAI tinggi yang belum tentu diperolehnya dengan cara sesuai kata hati, kata nurani, sesungguhnya NILAI itu adalah sebuah nurani yang putih seputih salju, seputih dan selembut kapas.Â
Demikian, NILAI; arti, Makna, dan Konsekuensi nya. (San)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H