Konflik Israel dan Palestina dari segi historis tidak kunjung selesai dan hingga kini masih menjadi sorotan dunia. Awal mula konflik Israel dan Palestina yaitu pada tahun 1915 Inggris membuat kesepakatan dengan penguasa Mekkah yaitu Syarif Husain, Inggris berjanji akan memberikan kekuasaan di Jazirah Arab termasuk daerah Palestina untuk Syarif Husain dengan alasan jika Syarif Husein ingin memipin perlawanan ke Ottoman. Pada tahun 1917 Inggris juga menjanjikan tanah Palestina sebagai tanah airnya kelompok Yahudi lebih tepatnya Zionis yaitu kelompok Yahudi Nasionalis yang mendukung berdirinya negara Israel, padahal saat itu Palestina masih menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman (salah satu kekuatan militer dan ekonomi terbesar di dunia).Â
Untuk memenuhi janji Inggris kepada kelompok Yahudi, Inggris membuka wilayah Palestina untuk imigran Yahudi yang terusir dari Eropa. Jadi inggris menjanjikan Palestina kedua pihak yang berbeda yaitu kelompok Palestina dan kelompok Yahudi. "Pemerintah Inggris tidak memikirkan negara-negara Arab ketika mereka membuat deklarasi yaitu perjanjian Balfour, mereka hanya memikirkan tujuan langsungnya yaitu untuk perang, untuk keadaan setelah perang, tentang propaganda, tentang persaingan, dan juga mengamankan untuk diri mereka sendiri. Sebuah populasi yang loyal (kepada mereka) diPalestina." - Ian Black (journalist and historian).Â
Pada tahun 1920-1939 banyak orang Yahudi Eropa yang terusir dan masuk ke wilayah Palestina, ditahun ini juga orang Yahudi diperbolehkan untuk membeli lahan luas dan menjadi tuan tanah dipalestina, bahkan masyarakat Palestina bekerja ditanah mereka sendiri. Â Oleh karena itu, konflik antara masyarakat lokal dan pendatang menjadi semakin memanas.Â
Masyarakat Palestina yang merasa terjajah dari kedatangan Inggris sebanarnya sudah memberikan perlawanan dari tahun 1936-1939, tapi pada akhirnya mereka diserang balik oleh Inggris yang bekerjasama dengan Haganah (organisasi paramiliter Yahudi di wilayah Palestina) dan menurut Britannica, selama masa perlawanan sebanyak 5.000 orang Palestina tewas, 15.000 luka-luka dan 5.600 orang ditahan.
Selama tahun perlawanan, Inggris menarik simpati warga Arab, terkait masalah Palestina. Mereka membuat dokumen yang berisi pembatasan jumlah imigran Yahudi ke Palestina, menjanjikan palestina merdeka dalam waktu 10 tahun dan pembatalan dukungan berdirinya negara Yahudi di wilayah Palestina. Tetapi dokumen tersebut ditolak oleh dua pihak yaitu kelompok Palestina dan kelompok Yahudi diwilayah palestina. Selain ditolak oleh dua pihak, Kelompok Irgun dan Lehi mengangkat senjata dan melawan Inggris.Â
Setelah banyaknya pertolakkan, Inggris merasa konflik diPalestina dan kelompok Yahudi hanya menjadi sumber masalah, sehingga mereka memutuskan untuk menarik diri dan melimpahkan masalah tersebut ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu organisasi internasional yang beranggotakan negara-negara di kawasan dunia yang salah satu tujuannya memelihara keamanan dan perdamaian dunia, padahal saat itu PBB baru terbentuk. Konflik antara Israel dan Palestina berkembang menjadi konflik regional yang dapat membahayakan perdamaian dan keamanan dunia.Â
Oleh karena itu PBB ikut terlibat dalam upaya penyelesaian konflik Israel dengan Palestina., padahal saat itu PBB baru terbentuk. PBB akhirnya membagi 2 wilayah yaitu untuk penduduk Yahudi, Palestina dan Yarussalem, namun pembagian tersebut tidak adil dan membuat Palestina menolak keputusan tersebut karena wilayah Yahudi lebih besar padahal penduduknya hanya 1/3 dari penduduk Palestina.Â
Kelompok Yahudi tentu menerima keputusan tersebut. Dengan adanya keputusan dari PBB yang dibuat timbulah permasalahan yang semakin memanas antara masyarakat negara-negara Arab dan masyarakat Yahudi. Oleh karena itu, inilah awal munculnya konflik negara-negara Arab dan Israel.Â
Pada tanggal 14 Mei 1948, sehari sebelum inggris menyerahkan mandat ke PBB, Yahudi memproklamirkan berdirinya negara Israel dan diakui oleh negara Amerika Serikat sebagai negara yang berdaulat atau merdeka, tetapi disisi lain negara-negara Arab menolak hal tersebut. Â Mulailah konflik antara negara-negara Arab dan Israel yang terus terjadi sampai sekarang. Â
Karena negara-negara Arab menentang berdirinya negara Israel, keputusan PBB, dan Israel berpotensi melanggar kesepakatan pembagian wilayah lalu menjadikan seluruh tanah palestina sebagai wilayah israel. Maka negara-negara Arab membuat aliansi, 5 negara Arab mengirimkan pasukan perang, tetapi perang ini dimenangkan oleh Israel. Maka, israel merangkap wilayah yang dimiliki oleh Palestina dan mereka membuat 700.000 warga Palestina terusir. Wilayah tepi barat juga dikuasai oleh Yordania dan wilayah Gaza diambil alih oleh Mesir.
Sejak 18 tahun setelah perang antara Arab dan Israel pertama. Terjadilah perang besar antara negara Arab (Mesir, Suriah dan Yordania) dengan Israel. Pada Juni 1967, terjadi perang lagi antara negara-negara Arab dengan Israel, yang dikenal dengan perang 6 hari. Israel melawan dengan 3 front yaitu Sinai, Yordania dan Suriah.Â
Awalnya Mesir mendapatkan informasi palsu terkait pergerakan militer Israel di Suriah, dengan informasi tersebut Mesir mengirimkan pasukannya ke wilayah Sinai yang berbatasan dengan Israel, dan Mesir memblokade selat Tiran yang menghubungkan Israel ke laut merah. Pada tanggal 5 Juni 1967, Mesir diserang mendadak oleh Israel ke berbagai pangkalan udara mereka, sejak itulah kekuatan mesir mulai lumpuh dan Yordania serta Suriah menyerang pangkalan udaranya Israel. Tetapi sayangnya mereka diserang balik oleh Israel sehingga pangkalan udara di Yordania dan Suriah bernasib sama seperti Mesir. Dalam perang 6 hari ini dimenangkan oleh Israel.
Pada 1973, terjadilah perang Yom Kippur, dinamakan perang Yom Kippur karena perang ini terjadi di hari Yom Kippur (peringatan hari suci umat Yahudi). Diperang ini, Mesir dan Suriah yang didukung negara Arab lainnya memutuskan untuk membuat perlawanan merebut wilayah mereka sebelumnya (khususnya di Sinai dan Golan), mereka sudah mempersiapkan senjata yang sudah diupgrade dan didapatkan langsung dari Uni Soviet. Dihari awal perang terjadi koalisi Arab menang telak tetapi dihari berikutnya perlahan koalisi Arab berhasil dipukul mundur lagi, saat itu Israel bekerjasama dengan negara Amerika.Â
OPEC (organisasi negara-negara pengekspor minyak) yang didalamnya terdapat Arab Saudi dan lain-lain, memutuskan untuk membuat embargo minyak ke Amerika sehingga Amerika mengalami krisis energi. Pada tanggal 28 Oktober 1973, PBB memerintahkan pihak yang berselisih untuk gencatan senjata agar krisis tersebut bisa teratasi. Setelah perang tersebut, konflik antara negara-negara Arab dan Israel menurun. Israel lebih fokus menangani kelompok militant Palestina, sedangkan negara-negara Arab banyak terpecah belah karena adanya perang saudara. Palestina meskipun sudah menyatakan diri merdeka dan diakui juga kedaulatannya, tetapi masih mengalami perampasan hak hidup oleh Israel.Â
Tahun 1993 Palestina dan Israel menandatangani perdamaian oslo, palestina diberi pemenangan semu untuk memiliki otoritas diwilayah tepi barat dan gaza. Tahun 2000an konflik warga palestina dan pemerintah zionis tidak pernah surut, bahkan militer Israel terus memberikan serangan udara untuk menghancurkan basis-basis perlawanan dan warga pun menjadi korban. Banyak sejarah dari konflik Israel dan Palestina yang hingga melibatkan pertumpahan darah, ketidakstabilan, perpindahan dan banyak pemimpin dunia yang terus bekerja menuju resolusi yang akan menghasilkan perdamaian di seluruh kawasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H