Beruntung sebelum ambisi itu tercapai saya disadarkan secara 'tidak sengaja' oleh seorang teman. Ia bercerita tentang gerakan sosial yang diinisiasinya. Komunitas yang didirikan di kampung halamannya bergerak dalam bidang pendidikan. Mereka memberikan bimbingan dan pendampingan kepada siswa perdesaan dalam mempersiapkan SBMPTN secara sukarela. Tujuannya jelas, untuk membantu anak desa yang kekurangan secara finansial agar dapat mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.
"Terkadang, kita ingin mengabdi jauh ke luar pulau. Padahal, tanpa kita sadari banyak orang di sekitar yang membutuhkan. Lebih baik kita berbagi (kebaikan) dengan orang terdekat terlebih dahulu."
Entah kenapa, petuah itu begitu menohok nurani saya. Menyadarkan betapa pentingnya berbagi dimulai dari orang terdekat. Sepulang dari diskusi itu, saya merefleksikan diri. Bertanya dalam hati tentang apa yang saya cari dari kegiatan pengabdian jauh ke luar pulau. Jangan-jangan hanya untuk mendapat 'pengakuan' dari orang lain. Segera saya mengurungkan niat itu.
Saya kembali melihat permasalah sekitar. Yang sering bersinggungan dengan saya adalah kendala para IKM. Sepertinya memang harus ada cara lain yang lebih efektif untuk membantu mereka. Tetapi, bagaimana caranya?
Lalu saya ingat, dulu pernah membuat blog pribadi. Blognya sudah lama tidak terurus karena saya ditinggalkan begitu saja. Saya berpikir, bagaimana jika diaktifkan kembali untuk berbagi informasi yang bermanfaat bagi IKM? Kan dulu bercita-cita ingin jadi jurnalis karena senang berbagi lewat tulisan. Dengan menulis di blog, saya dapat mewujudkan harapan itu.
Saya mulai berbagi tulisan seputar IKM pada April 2019. Dimulai saat banyak pelaku usaha yang kalang kabut, kebingungan mengurus izin usaha karena sistemnya sudah daring.
Tahun 2018 pemerintah memang resmi mengintegrasikan izin usaha secara elektronik atau yang kita kenal dengan Online Single Submission (OSS). Segala jenis usaha, dari pendaftaran hingga penerbitan izin menggunakan jaringan internet. Minimnya sosialisasi membuat IKM bingung. Begitu pula dengan rekan-rekan saya sesama penyuluh.
Saya pun berinisiatif memanfaatkan media blog untuk memberikan solusi atas keresahan yang terjadi. Saya kira tidak mungkin jika harus datang dari satu rumah ke rumah lain se-Kabupaten Banjarnegara untuk mensosialisasikan cara pengurusan izin usaha lewat OSS. Dengan menuliskan "Langkah-langkah Membuat IUMK dan NIB Melalui OSS" di blog, maka siapapun dan di manapun lokasinya dapat mengaksesnya.
Ketika sudah terbit, saya bagikan alamat tulisan ke pelaku IKM dan teman-teman penyuluh yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Alhamdulillah, responnya sangat baik. Mereka bersyukur dan merasa terbantu. Mereka bahagia, saya lebih bahagia.
Saat itu, untuk pertama kalinya saya merasakan kepuasan batin. Puas karena dapat berbagi kebaikan lewat kata demi kata yang dituliskan. Ucapan terima kasih dari pembaca adalah bentuk penghargaan tertinggi sekaligus pelecut motivasi untuk terus menebar sukacita lewat tiap bait kata.