Pada tahun 2018 tepat semester empat, saya masuk ke kelas 11 IPA 3. Kelas itu sangat senang tantangan, apalagi kalau membahas soal, mereka berlomba-lomba maju. Waktu itu mereka agak bingung karena belum pernah membahas soal jabatan kalimat.Â
Di sela itu, tiba-tiba saya memilih Anugrah agar menjawab soal tentang Jabatan Kalimat. Masih segar dalam ingatan, bentuk soal yang saya berikan waktu itu: Ketika hujan turun, Bu Sovi menutup pintu rumah. Tentukan jabatan kalimatnya! Wajahnya langsung berubah, bibirnya agak gemetar, jemarinya sibuk menggaruk-garuk kepalanya. Jawabnya terbata-bata, "Sa, sa, ya tidak bisa menjawabnya, Bu." "Baiklah, silakan duduk."Seru saya.Â
Dengan percaya diri, Tarizki bersuara, "Bu, boleh saya mencoba menjawab soal itu, Bu." Saya mempersilakan Tarizki maju. Ketika hujan turun= Predikat, Bu Sovi= Subjek, menutup pintu rumah=Objek, Tarizki menjelaskan. "Benar salahnya." Kata saya kepadanya. Teman-temannya terkejut saat mendengar Tarizki salah karena dia salah satu jagoan di kelas itu.Â
Rata-rata suara siswa semakin riuh karena penasaran akan jawaban soal tersebut, mereka berharap agar saya menjelaskan soal tersebut. Dari peristiwa tersebut, saya merasa sadar bahwa materi jabatan kalimat harus diajarkan kepada siswa.
Sebagai Guru Bahasa Indonesia, kita sering melewati materi tersebut. Kalau dipandang sekilas, materi itu cukup sederhana dan dianggap sebelah mata.
Padahal, materi itu sangat penting dipelajari karena dasar untuk memahami jenis kalimat, misalnya: kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat inti, inti kalimat, kalimat simpleks atau tunggal, kalimat kompleks atau majemuk, dll.Â
Sebagai Guru Bahasa Indonesia mengetahui kalau jenis-jenis kalimat tersebut sering muncul dalam Ujian Nasional, Perguruan Tinggi Negeri ( PTN), dan kedinasan. Bahkan CPNS. Agar siswa kita mampu memahami dan menjawab soal tersebut, kita harus mengajari mereka tentang jabatan kalimat. Sebab jabatan kalimat adalah dasar ilmunya.
Nah, sebagai Guru Bahasa Indonesia, kita tak perlu bingung atau merasa sulit untuk menjelaskan jabatan kalimat. Saya akan memberi tips untuk menjelaskan materi tersebut.
Namun sebelumnya, kita harus menyampaikan apa tujuan mempelajari materi tersebut kepada siswa. Adapun tujuannya agar siswa mampu memahami jabatan kalimat, dan mampu menentukan subjek, predikat, objek, dan keterangan dalam kalimat.
Kemudian, agar siswa mampu menyelesaikan ujian Bahasa Indonesia baik di Perguruan Tinggi Negeri, kedinasan, maupun ujian alat negara.







Jadi, bagaimana Sovi? Kenapa menggunakan bagaimana? Karena menanyakan keadaan Sovi. Jawabannya sedang membaca. Berarti Sovi (Subjek), sedang membaca (Predikat), buku (Objek Penderita).Â
3. Kita harus memahami jenis objek. Objek ada tiga, yaitu objek penderita, pelaku, dan penyerta. Objek penderita ada pada kalimat aktif, tetapi predikatnya wajib imbuhan me- tapi bisa diubah menjadi imbuhan di. Sedangkan objek pelaku ada pada kalimat pasif, tetapi predikatnya wajib imbuhan di-, ter-, ke-an. Imbuhan ter dan ke-an tidak dapat diubah imbuhannya menjadi imbuhan me-. Kalau imbuhan di- pada kalimat pasif wajib dapat diubah menjadi imbuhan me-.
Dan, objek penyerta wajib ada pada kalimat aktif atau kalimat pasif, tetapi objeknya wajib ada dua. Untuk mengenal objek penyerta kalau objek tersebut dapat menerima atau mendapatkan sesuatu. Misalnya :Ayah membelikan adik sepeda. Dari kalimat tersebut siapa yang menerima sesuatu? Jawabannya adalah adik. Berarti objek penyerta adalah adik. Sedangkan sepeda adalah objek penderita karena kalimat aktif. Hal tersebut dapat terlihat dari predikatanya yang imbuhannya me-. Jabatan kalimat tersebut adalah Ayah (Subjek), membelikan (Predikat), adik (Objek penyerta), sepeda (Objek penderita).Â
a. Objek Penderita. Perhatikan slide di bawah ini:




Ada hal yang harus kita ingat dalam menentukan jabatan kalimat, terlebih dulu kita mencari keterangan, selanjutnya mencari subjek, predikat, objek. Contoh: Ketika hujan turun, Bu Sovi menutup pintu dapur. Dalam kalimat tersebut yang menjadi Keterangan adalah Ketika hujan turun. Bu Sovi adalah Subjek karena menggunakan rumus siapa. Kalau menutup adalah Predikat karena menggunakan rumus bagaimana. Pintu dapur adalah Objek Penderita karena kalimat aktif yang predikatnya 'menutup' bisa diubah menjadi 'ditutup'.
Demikianlah tips materi jabatan kalimat, semoga bermanfaat. Kita dapat menonton Youtube di bawah ini:
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Bahasa Indonesia edisi Revisi 2016: Jakarta.Â
Pusat penilaian Pendidikan-BALITBANG-KEMDIKBUD. 2017. Dokumen Negara Ujian Bahasa Indonesia SMA/MA IPA/MIPA Tahun Ajaran 2016/2017: Jakarta.
Materi Forum Tentor
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI