Dear Sahabat -- Sahabatku, Para Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Sumenep 2022/2023
Bagaimana  kabar Bapak Ibu Guru Penggerak Angkatan 5 hingga sampai saat ini, apa kesibukan Bapak/Ibu Guru Penggerak saat ini, apa yang sudah Bapak/Ibu Guru Penggerak lakukan sebagai impelentasi dari predikat baru kita sebagai Guru Penggerak, apakah Bapak/Ibu Guru Penggerak sudah bergerak, jika sudah sudah sampai dimana, siapa yang Bapak/Ibu Guru Penggerak gerakkan, dalam program apa, apakah sudah merambah ke rekan guru lain dan dari sekolah lain ataukah masih disekolah masing-masing, atau kegiatan kita masih sama dengan sebelum kita jadi guru penggerak ataukan tidak ada pergerakan sama sekali. Lantas bagaimana kabar Bapak/Ibu Guru Penggerak yang belum bergerak, mengapa belum atau tidak bergerak. Itulah pertanyaan yang sering muncul jika saya mengingat rekan-rekan sahabat alumni Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 5 Kabupaten Sumenep.
Lulus dari PGP Angkatan 5 dan menyandang predikat baru sebagai Guru Penggerak ternyata bukanlah akhir dari kesibukan kami sebagai mantan calon guru penggerak. Kesibukan kami selama kurang lebih 6 bulan di PGP menjalani pendidikan yang jalani baik secara daring maupun luring bukan lantas berhenti begitu saja ketika pendidikan kami berakhir dan dinyatakan lulus pada 26 Januari 2023 lalu. Â Karena predikat baru bagi kami sebagai guru penggerak adalah amanah baru yang harus kami emban. Amanah itulah yang menuntun kami seolah-olah menjadi panggilan jiwa bagi kami, layaknya magnet yang menarik kami naluri secara alami untuk bergerak, bergerak dan terus bergerak. Menggerakkan diri kami sendiri, rekan-rekan guru dan juga murid-murid kami dengan berbagai program yang tentunya berpihak pada murid, baik dalam lingkup kelas maupun sekolah.
Saat ini kami sebagai guru penggerak memang belum ada tuntutan atau tugas secara formal sebagai guru penggerak dari Dinas Pendidikan Sumenep atau dinas/komunitas pendidikan terkait kecuali untuk beberapa guru Penggerak saja. Akan tetapi predikat guru penggerak yang kami anggap sebagai amanah seolah-olah memanggil kami. Bagaimana kami dapat bergerak sesuai peran kami sebagai guru penggerak, salah satunya menjadi coach bagi guru lain dan menggerakkan komunitas praktisi. Sekalipun tanpa penugasan langsung secara formal dari dinas pendidikan ataupun komunitas pendidikan, kami tetap merasa terpanggil dan tergerak untuk bergerak, agar ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang telah kami pelajari di PGP dapat bermanfaat untuk guru lain dan murid-murid kami, dan tentunya bagi transformasi dunia pendidikan di sekitar kami.
Banyak hal yang kami lakukan untuk memenuhi tuntutan jiwa kami sebagai guru penggerak. Menuntun murid-murid kami menemukan kodrat dan potensi  sesuai bakat dan minat mereka, menjadi pemimin pembelajaran, berkolaborasi dengan rekan guru maupun komite sekolah demi kebaikan perkembangan murid-murid kami dan pencapaian program atau visi sekolah, menjadi coach baik bagi rekan guru disekolah kami maupun rekan guru sekolah lain, maupun menyusun dan mencapai program-program kami atau sekolah kami.
Kami guru penggerak merupakan pribadi dengan beragam karakter, bakat, minat dan memiliki kompetensi sesuai bidangnya masing-masing. Sebagian dari kami ada yang berangkat dari guru SD, SMP, Maupun SMA. Â Beliau beliau juga berasal dari bidang yang berbeda, ada guru IPA, BK, PJOK, kesenian maupun guru sekolah dasar yang harus menguasai banyak bidang. Â Tak hanya itu, kami hadir, berkumpul dan berkolaborasi dengan baik, saling mendukung bakat dan minat yang kami miliki. Dengan keberagaman tersebut, kami bergerak di lingkungan kami juga sesuai bakat, minat, dan kompetensi kami. Sesuai program-program yang pernah kami susun ketika menjalani PGP dan bahkan mungkin program kami sebelum menjalani PGP dan menjadi guru penggerak.
Kami para guru penggerak tak boleh menunggu komando untuk bergerak. Karena kami sudah berkomitmen untuk menjadi pemimpin perubahan dalam dunia pendidikan. Bagaimanapun caranya selama hal itu tidak melanggar aturan dan ketentuan yang berlaku di dunia pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dunia pendidikan saat ini di sekitar kita. Karena kami sebagai guru penggerak memiliki harapan, memiliki visi, bagaimana keberadaan kami sebagai guru penggerak mampu berkontribusi penuh dalam memajukan dunia pendidikan. Â Bagaimana kami mampu menjadi guru yang dapat mewujudkan tujuan pendidikan sebagaimana pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada murid-murid kita, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H