Mohon tunggu...
SOVI MARIYANA
SOVI MARIYANA Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Kebundadap Timur I Kecamatan Saronggi

Saya adalah guru kelas VI di sebuah sekolah dasar yaitu SDN Kebundadap Timur I Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur. Saat ini saya sedang mengikuti pendidikan Program Guru Penggerak Angkatan 5 selama 6 bulan, dan sudah berjalan hampir 3 bulan. Program tersebut adalah sebuah program peningkatan kompetensi guru yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Tekhnologi dibawah. Salah satu tugas saya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) adalah membuat berbagai kreatifitas baik berupa tulisan, video, poster, atau karya apapun yang berkolerasi dengan pendidikan. Menulis adalah salah satu hobi saya. Maka melalui PGP saya menuangkan hobi menulis saya, dan melalui media Kompasiana ini, saya ingin berbagi tulisan, pengalaman, dan cerita saya khusus dalam dunia saya sebagai aktor pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi Nyata Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid dengan Program Jum'at Berbagi

5 Desember 2022   21:29 Diperbarui: 5 Desember 2022   21:37 3011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                                                Program Jum'at Berbagi

                                                                  Siswa Kelas VI SDN Kebundadap Timur I Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep

                                Penulis adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupatens Sumenep sebagai Guru di SDN Kebundadap Timur I

                                           TAHAPAN BAGJA https://drive.google.com/file/d/1M2Ur4HNMD-q5iN2za4mRLqbonhkSUB2k/view 

Peristiwa (Fact)

SDN Kebundadap Timur 1 adalah salah satu sekolah dasar di Desa Kebundadap Timur Kecamatan Saronggi yang memiliki siswa beragam, mulai dari ragam jenis kelamin, karakter,maupun status sosial. Ada siswa dari keluarga ekonomi menengah ke atas, menengah, dan menengah kebawah. Apalagi ketika siswa dengan status sosial menengah menengah atau menengah kebawah tersebut adalah anak yatim piatu, terlebih-lebih yatim yang ditinggak orang tua laki-lakinya meninggal. Hal ini menggugah perasaan para siswa. Berawal dari rasa kasihan terhadap nasib teman-teman mereka yang telah menyandang status anak yatim sehingga menggugah hati dan menumbuhkan keinginan mereka untuk membahagiakan mereka dengan caranya. Sebenarnya bentuk kepedulian siswa-siswi di sekolah kami bukan hanya saat ini, tapi sudah membudaya sejak dulu, ketika ada salah satu teman mereka yang sakit atau ketika ada salah satu orang tua siswa meninggal, bahkan ketika ada musibah gempa di daerah lain, siswa siswi kami secara ikhlas dan sukarela menyisihkan sebagian uang saku mereka untuk disumbangkan kepada siswa yang sakit. Sumbangan ini dapat berupa barang jika untuk siswa yang sakit yang diberikan ketika menjenguknya, sedangkan pada siswa yang mendapat musibah orang tuanya meninggal atau musibah bencana alam, sumbangan itu langsung berupa uang tunai dengan jumlah sebesar uang yang diperoleh saat pengumpulan dana, akan tetapi untuk program kali ini, siswa-siswi kami menginginkan bentuk bantuan yang diberikan secara terprogram dan menjadi program rutin sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap teman-teman yang berstatus yatim.

Sebagai guru mereka dan kebetulan saat ini sedang mengikui Pendidikan Guru Penggerak, saya tertarik sekali untuk mengaplikasikan impian mereka, karena ini sesuai sekali dengan pengetahuan yang sedang saya pelajari di Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid. Saat ini saya sedang berupaya menumbuh kembangkan kepimpinan murid dengan memberikan ruang dan kesempatan kepada murid untuk bersuara, memilih, dan mempunyai rasa kepemilikan. Dan dukungan kami sebagai guru juga untuk membantu mewujudkan impian mereka untuk menunjukkan rasa kepedulian kepada siswa lain, melatih diri untuk berbagi dan hemat. Melalui tahapan BAGJA

Ide siswa untuk mengadakan kegiatan berbagi kepada teman-teman yatim berawal dari adik kelas mereka yang yatim. Setelah melakukan kegiatan rutin ngaji surah Yasin setiap Jum'at pagi, seperti biasa saya menyelipkan kisah inspiratif buat mereka murid-murid saya, baik berasalah dari kisah pada nabi atau sahabat, kisah tokoh-tokoh dunia, atau dari lingkungan kami sendiri. Saat itu saya mengatakan kalo hari jum'at adalah hari sayyidul ayyam yaitu hari yang merupakan penghulunya hari dalam sepekan dan hari teristimewa dalam Islam, maka kita harus banyak-banyak melakukan kebaikan, baik seccara moril maupun materi, untuk siswa bisa berbuat baik dengan membantu teman, mengajarkan mereka pengetahuan yang tidak mereka ketahui, tidak mengganggu teman atau membuli bagi yang bisanya suka membuli teman-temannya. Suasana jadi hangat. Banyak yang mereka tanyakan, komentari dan saran, salah satunya rasa kasihan mereka kepada teman-teman yang yatim, Saya bertanya apa yang bisa kalian lakukan untuk mengobati rasa kasihan kalian kepada mereka, banyak inisitfi mereka, salah satunya dengan memberi uang atau membelikan sesuatu, maka setelah melalui proses musyawarah, akhirnya didapat sebuah keputusan, agar sesuatu yang mereka berikan bisa bernilai dan berharga, akhirnya sepakat mengadakan sedekah setiap hari Jum'at setelah ngaji Yasin bersama, sedekah berupa uang yang berasal dari uang saku  mereka, dan dilakukan dengan ikhlas tanpa ada paksaan, bukan karena malu atau tidak nyaman.  Bak gayung bersambut, siswa --siswi menyambut hangat dan penuh semangat ide untuk melakukan sedekah. Awalnya uang yang terkumpul cukup banyak yaitu RP 58.000,- Jika dilihat dari jumlah siswa kelas VI yang 28 orang dengan uang saku mereka antara Rp. 5.000-Rp.10.000. Artinya kepedulian mereka dan antusiasem mereka cukup tinggi untuk program yang mereka harapkan ini.

Berangkat dari pengalaman pertama ini, kami sepakat untuk menjadikan ini adalah program kelas yang harus berlanjut. Ide dari siswa, kegiatan dilakukan siswa, yang mengelola siswa, dan untuk target akan diberikan pada bulan Romadhan, maka kami namakan program ini adalah Jum'at Berbagi. Hasil musyawarah awal, hasil dari sedekah jumat akan langsung kami berikan dan kepada beberapa anak. Tapi berhubung nominalnya sedikit, dan itu tidak terlihat berarti , maka kami menunda menjadi setelah uang terkumpul cukup banyak baru diberikan kepada yang bersangkutan. Kemudian mereka melihat gambar-gambar di internet tentang jumat berkah dari siswa-siswi SD, maka berulang lagi akan memberikan itu setiap bulan kerumah murid yang bersangkutan, setelah satu bulan, berubah lagi, bahwa jika berbagi di bulan Romadhan lebih dibutuhkan, lebih banyak pahala, dan lebih berkesan. Maka keputusan akhir adalah, program Jum'at berbagi ini akan disalurkan pada bulan Romadhan dan diutamakan kepada murid-murid yatim piatu yang status ekonominya rendah, baru jika lebih akan disalurkan kepada orang tidak mampu. Dan program ini juga akan ditindak lanjuti oleh kepala sekolah dan rekan-rekan guru kelas lain untuk melakukan kegiatan serupa.

Perasaan (Feeling)

Bangga rasanya, ternyata di balik sifat mereka yang suka bikin rame kelas, suka bertingkah sesuai kemauan dan sering mengabaikan aturan sekolah, ada nilai-nilai kebajikan dalam diri mereka. Saya menyambut baik inisiatif itu. Keinginan saya agar siswa memiliki  kepedulian yang lebih yang dikemas dalam sebuah program sesuai tahapan BAGJA yang saya susun akhirnya tercapai. Dan ide mereka melalui musyawarah sederhana telah mendapat dukungan kepala sekolah dan rekan-rekan guru. Bahkan beliau-beliau berinisiatif agar kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh siswa kelas VI, tapi juga oleh kelas lain, dan bisa dijadikan sebagai program sekolah sebagai wujud penanaman budaya positif dan penanaman nilai-nilai karakter positif pada siswa. Tentunya juga orang tua mereka sekalipun dana dan sedekah ini adalah murni berasal dari uang saku mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun