Mohon tunggu...
souty syahrani
souty syahrani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Andalas

Hanya penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nilai-Nilai yang Terkandung dari Tradisi Makan Bajamba Khas Minangkabau

18 Mei 2021   19:17 Diperbarui: 19 Mei 2021   01:57 2963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Makan Bajamba atau yang juga dikenal dengan sebutan makan barapak adalah tradisi makan bersama oleh masyarakat Minangkabau yang telah eksis sejak lama. Dipercaya bahwa tradisi ini berasal dari Koto Gadang, kabupaten Agam, Sumatera Barat, serta diperkirakan berkembang sejak Islam masuk ke Minangkabau, yakni sekitar abad ke-7. Maka dari itu adab dalam tradisi ini sangatlah kental dengan ajaran Islam, terutama berpegang teguh dari hadist Nabi. Tradisi makan Bajamba sendiri biasanya diselenggarakan saat perayaan hari besar agama Islam, upacara adat, pesta adat, dan pertemuan penting lainnya.

    

    Tradisi makan Bajamba dapat diikuti oleh jumlah orang yang tak terbatas, mulai dari puluhan hingga ribuan orang. Kemudian dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang berjumlahkan sekitar 3 sampai 7 orang. Setiap anggota kelompok akan duduk melingkar dan makan bersama dari satu dulang yang telah disediakan, yang di dalamnya terdapat sejumlah piring yang ditumpuk berisikan nasi dan berbagai macam lauk. Lauk pauk yang disajikan pun tentunya adalah masakan-masakan khas Sumatra Barat, seperti rendang daging, gulai ayam, asam padeh daging, terong balado, dan lauk lainnya. Bukan hanya sekadar makan bersama, namun sebelum menyantap hidangan, masyarakat Minangkabau biasanya mengawali dengan pembacaan Al-Qur'an dan berbalas pantun. Ritual ini tak pernah dilupakan dalam tradisi Bajamba sebagai ucapan syukur dan untuk mempererat kebersamaan.

(Hidangan Makanan dalam tradisi makan Bajamba)
(Hidangan Makanan dalam tradisi makan Bajamba)
       Tradisi makan Bajamba ini memiliki tata cara dan adab khusus, yang membuatnya unik dan berbeda. Tata cara dan adabnya yakni, selalu mendahulukan yang tua untuk makan, lalu saat makan, nasi di ambil sesuap saja dengan sedikit lauk dengan tangan kanan, sebagaimana berdasarkan hadist nabi. Kemudian nasi dimasukkan ke mulut dengan cara dilempar dalam jarak yang dekat, dan tangan kiri harus telah ada di bawahnya untuk menghindari kemungkinan tercecernya nasi. Jika ada nasi yang tercecer di tangan kiri, harus dipindahkan ke tangan kanan lalu dimasukkan ke mulut dengan cara yang sama. Posisi duduk saat makan juga harus tegap atau tidak membungkuk, dimana dilakukan dengan cara bersimpuh (basimpuah) bagi perempuan dan bersila (baselo) bagi laki-laki. Kemudian makanan yang disediakan wajib dihabiskan tanpa ada sisa. Lalu saat telah selesai, mendahulukan yang lebih tua untuk mencuci tangan dan dilakukan secara serentak.

(Tata cara makan dalam tradisi makan Bajamba) Tribunnews.com
(Tata cara makan dalam tradisi makan Bajamba) Tribunnews.com

   

Maka berdasarkan adab dan tata cara dalam melaksanakan tradisi makan Bajamba ini, kita dapat mengambil nilai-nilai, diantaranya yakni:

1. Nilai Kebersamaan

   Pastinya makna nilai yang terkandung dari tradisi ini ialah nilai kebersamaan, karena mampu mendorong rasa solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat. Dengan adanya nilai kebersamaan, masyarakat pun dapat bersosialisasi, bersilaturahmi dan berkumpul tanpa memandang kedudukan, derajat, status, ataupun gender. Dengan demikian kehidupan bermasyarakat pun dapat berjalan dengan aman, damai dan tenteram.

2. Nilai Kekeluargaan

   Berkaitan erat dengan nilai kebersamaan, melalui tradisi ini kita juga dapat meningkatkan rasa persaudaraan dan rasa kekeluargaan. Dengan demikian kita dapat menjalin hubungan yang baik dan harmonis antar kerabat atau tetangga. Tidak hanya itu, dengan memupuk rasa kekeluargaan, maka secara tidak langsung kita juga telah memupuk rasa saling menghormati dan menghargai.

3. Nilai Kesopanan

     Tampak jelas dari adab yang ada dalam tradisi ini, bahwa dalam makan Bajamba, sangatlah mengutamakan nilai kesopanan dengan menghormati yang lebih tua. Seperti dari adab untuk selalu mendahulukan yang lebih tua untuk makan, serta juga mendahulukan yang lebih tua untuk mencuci tangan saat telah selesai. Bahkan juga terlihat dengan jelas nilai kesopanan yang tercermin tepatnya dari adab duduk saat makan, dimana hendaklah saat makan kita duduk dengan baik dan sopan, dengan cara bersimpuh bagi perempuan dan bersila bagi laki-laki.

4. Nilai Bersyukur

    Dari tradisi ini kita juga dapat memetik nilai untuk selalu mensyukuri nikmat yang ada. Nilai ini dicerminkan dari adanya larangan untuk menyisakan makanan yang disediakan. Maka dengan demikian, secara tidak langsung kita telah diajarkan untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita, dengan tidak membuang makanan ataupun menyisakan sedikitpun makanan. Mengingat bahwa masih ada orang-orang yang bahkan tidak makan berhari-hari lamanya. Maka dari itu melalui tradisi ini kita diingatkan untuk selalu bersyukur atas apa yang telah kita miliki.

5. Nilai Kebersihan

   Tak hanya keempat nilai diatas, dari tradisi makan Bajamba ini kita juga diajarkan untuk tetap menjaga kebersihan. Seperti selalu mencuci tangan baik sebelum atau sesudah makan. Kemudian nilai kebersihan ini juga tercermin dari tata cara makan dalam tradisi makan Bajamba sendiri, yaitu untuk tidak mencecerkan sisa nasi dari suapan agar makanan di piring terkesan bersih dan tidak bercampur dengan sisa nasi dari suapan. Maka dari itu tangan kiri harus selalu siap berada dibawah tangan kanan saat menyuapi nasi ke mulut, untuk mencegah tercecernya nasi.

Daftar Pustaka

Boim, Babah. 2015. "Keunikan Tradisi Makan Bajamba di Minangkabau". diakses pada 18 Mei 2021.

Fitriyah, Nadiyah. 2019. "Hangatnya Suasana Kekeluargaan dalam Bajamba, Makan Bersama ala Warga Minangkabau". diakses pada 18 Mei 2021.

Utami, Esti. 2015. "Mengenal Tradisi "Makan Bajamba" dari Tanah Minang". diakses pada 18 Mei 2021.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun