Informasi yang terjadi di dalam masyarakat dan terjadi secara massif , baik secara grassroot sampai kalangan elite, hingga pada musim politik. Era digital pada saat ini menghasilkan suatu dampak sosial yang terkadang justru mengganggu dan meresahkan masyarakat. Hingga mempertanyakan akan kebenaran atau sekedar berita bohong. Â
Digtialisasi menciptakan era baru yaitu sebuah teori Post Truth Era, Era Post-Truth terjadi bukan karena media massa atau social media saja, akan tetapi terjadi karena kurangnya kemampuan masyarakat akan mencerna informasi yang benar.Â
 Post-Truth atau pascakebenaran menjadi suatu kata baru yang dinobatkan oleh Oxford Dictionaries sebagai kata baru dan kata 'Word of The Year' , asal muasal post-truth sendiri terjadi berawal dari peristiwa brexit referendum pada tahun 2016 dan presidential election di Amerika Serikat.Â
Kedua peristiwa ini menjadi suatu momentum tentang lemahnya pandangan yang objektif dalam membentuk dan mempengaruhi opini publik.
Dalam dunia politik hal tersebut dikenal dengan post truth politic, atau dikenal juga dengan post truth era. Post-truth era membawa pada kebohongan putih atau white lie , dan dimana membentuk suatu opini dalam masyarakat, entah itu digambarkan dengan opini yang baik juga dengan opini yang buruk.Â
Hal lainnya adalah tentang kebohongan publik yang terkadang dilakukan oleh pembohong putih yang mengesampingkan etika dalam penggunaan media masa dan dapat hidup tanpa kecaman apapun.
Media sosial yang digunakan di Indonesia yang menyediakan berbagai jenis konten di internet sekarang ini, menjadi suatu hal yang dipertanyakan kredibilitas, objektivitias, integritas, kepercayaan dan orisinalitasnya, termasuk kehadiran situs-situs dan akun robot dalam teknologi computer dengan sistem buzz untuk memberitakan berita dan pesan bohong atau negative. Â
Dalam post-truth era, diartikan sebagai kondisi dimana fakta tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik dibanding emosi dan keyakinan personal.Â
Dalam hal ini hoax memiliki pengaruh yang lebih besar ketimbang dengan fakta sebenarnya, Ditandai dengan penggunaan media sosial, adanya kebingungan pada masyarakat untuk menentukan kebenaran dan kebohongan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.Â
Sehingga, terkadang masyarakat lebih memilih untuk menjadi partisipan politik pasif yang pragmatis dan tidak peduli akan sekitar, dan dihadapkan dengan percaya atau bersikap cuek akan kondisi sosial dan negara.
2.1  Sisi  gelap dunia siber 'Filter Bubble' dan efek ruang gema atau echo chamber.
Perkembangan dalam dunia teknologi memiliki sisi kelam dan gelap didalamnya, yang terkadang tidak banyak orang pahami. Seperti halnya dengan teknologi filter bubble. A filter bubble is the intellectual isolation that can occur when websites make use of algorithms to selectively assume the information a user would want to see, and then give information to the user according to this assumption. Â ( filter bubble adalah sebuah jaringan dari website internet dengan ilmu algoritma yang secara otomatis memilih apa yang dicari oleh pengguna internet sendiri).
Filter bubble masih terdengar sedikit asing di Indonesia, akan tetapi tanpa menyadari akan kehadiran filter bubble, para pengguna website, sosial media, dan internet sebenarnya sudah terperangkap dalam filter bubble, filter bubble biasanya digunakan oleh beberapa layanan iklan pada internet dan sosial media untuk aktivitas bisnis marketing. Akan tetapi, tidak semua pengguna internet sendiri menggunakan media online untuk membaca sebuah iklan.
Semakin banyak kita melakukan searching didalam internet, sesungguhnya anda sudah terjebak dengan iklan yang terkadang muncul dari website yang sedang anda buka. Mungkin seperti bertanya 'loh kok tahu yah apa yang saya cari?' dan bertanya 'kebetulan kali yah?" Sesungguhnya hal tersebut bukanlah suatu coincidences atau kebetulan, hal tersebut adalah sebuah ruang isolasi dari apa yang dicari saat menggunakan jaringan internet dan akan membuat pengguna masuk kedalam hal yang itu-itu saja. Baik melalui iklan dari internet, dan beberapa berita lainnya berupa hashtagh atau tagar yang pernah kita ketik melalui genggaman telepon selular.
Filtter bubble menimbulkan efek ruang gema, yang dipantulkan dalam suatu ruang digitalnya dan menjadi boomerang kepada penyebar berita itu sendiri, terutama pada post truth era, digital menjadi bermata dua apabila berita yang digemakan adalah sebuah berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenaran berita tersebut.Â
Ketika manusia memasuki ruang gema tersebut, berita hoax digemakan kembali oleh pengguna digital yang lagi lagi tidak mencari tahu kebenenaran akan berita tersebut, menggemakan berita yang tidak dapat diuji kebenarannya dan berpaku pada asumsi lalu menyebarkan nya kepada pengguna digital lainnya, tidak lain seperti tersebarnya berita hoax dan fitnah yang terjadi di era digital pada saat ini .
Sama hal nya dengan berita hoax yang memainkan sentimental, asumsi dan opini publik, sekali kita mencari berita atau isu di instagram  dan facebook, terkadang secara tidak sadar jika anda masuk ke search, maka instagram anda kurang lebih akan berupa hal-hal yang sama seperti anda cari gambar di aktivitas sebelumnya.
Post truth era, menjadi suatu ancaman tersendiri di berbagai negara, dan menjadi suatu peperangan yang terus dilakukan oleh beberapa negara,Â
Karena dalam post truth era, filter bubble menjadi suatu hal yang menguntungkan bagi para pelaku bisnis commerce dan bisnis yang menggunakan jaringan internet, dan dalam post truth era, mudah sekali membentuk suatu pandangan sendiri akan apa yang dilihat.
Post truth era seperti sebuah permainan pikiran yang menimbulkan efek asumsi, sedangkan post truth era dalam bisnis e-commerce merupakan suatu iklan yang dilakukan oleh pelaku bisnis untuk para customer untuk membeli produk atau barang sebelumnya kita lakukan searching akan barang tersebut.
Pentingnya Melek Hukum bagi Milenial
Dalam politik keamanan, hukum menjadi suatu produk politik , meskipun pada kenyataan tidak hanya hukum atau undang-undang saja yang disahkan berdasarkan keputusan politik.Â
Hukum sebagai produk politik , berdasarkan Hans Kelsen , suatu keadaan politik yang menimbulkan pemerintahan dan hukum baru dapat sah sebagai pemerintah dan konstitusi baru sejauh pemerintah tersebut secara politik bisa mempertahankan dan memberlakukannya. Â
Pentingnya melek hukum untuk milenial adalah agar kita menjalankan amanat demokrasi dengan baik dan enggak kebablasan, karena negara kita adalah negara hukum, dan segala perbuatan kita di media sosial dapat menjadi rekam jejak digital kita mengetahui bahwa melek politik berarti kita peduli bangsa, melek hukum berarti kita mengetahui agat tahu dimana batasan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H