Rico duduk di depan televisi sambil tenggelam dalam pikirannya. Mengkaji hatinya. Membiarkan Becky tidur dengan Sasha untuk sekian kalinya.
Apakah masih ada cinta ? Kalau yang dimaksud cinta yang menggelora, tentu sepertinya sudah tidak ada. Yang tersisa hanya komitmen.
Rico menarik napas panjang. Ia tidak bisa seperti rekan - rekannya, yang dengan mudah mencari pelarian lain di luar rumah tangga saat bertengkar dengan istri mereka. Hati kecilnya selalu memberi peringatan keras, meskipun ia merasa, Becky sangat jauh.
Apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan rumah tanggaku ?
***
Wika memandangi smartphone nya. Ingin rasanya ia memulai chat dengan Becky. Sebagai orang yang pernah dekat dengan Becky, ia tahu sekali, Becky sedang menghadapi tekanan berat. Tetapi apa, karena setahunya, Becky adalah wanita tangguh. Istrinya sudah terlelap di sampingnya, dengan perut besar karena hamil 9 bulan.
Sopankah, selarut ini ia mengirim pesan pada wanita lain ? Dipandanginya Dian. Wanita cantik yang menjadi pendampingnya. Postur, sikap, semuanya mirip dengan Becky. Apakah Dian hanya sebagai pelarian hatinya ? Sepertinya tidak.
Wika meletakkan kembali smartphonenya. Dipeluknya istrinya yang terlelap. Apapun gelora masa lalunya, itu tetap masa lalu.
***
Becky tidak masuk kerja hari ini. Ia hanya ingin menyendiri. Pantaskah ia marah berkepanjangan ? Tetapi Rico tidak pernah menunjukkan penyesalannya. Meskipun Becky tahu kalau Rico menyesali tindakannya malam itu. Beribu kali permintaan maaf Rico, tentang hal sepele, masalah waktu, membuat Becky yang perfectionis ini sangat terganggu.
Siapa Mila itu ya ? Beberapa kali Rico menyebut namanya. Becky memang tidak mau tahu. Ia yakin betul Rico bukan pria yang suka berselingkuh. Meskipun Rico banyak memiliki teman, tidak banyak nama yang disebutnya, apalagi wanita. Seingat Becky, Mila disebutkan sebagai istri teman lama Rico.