Mohon tunggu...
rebeccasan
rebeccasan Mohon Tunggu... Dokter - peduli dengan hidup sehat dan berkualitas

seorang yang berlari pada satu tujuan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

It Is Hard to Say I Forgive (6)

20 Maret 2012   10:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:42 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maafkan aku, Becky, aku tidak kasih kabar karena batereku habis..."

Rico berusaha meminta maaf pada Becky karena tiada kabar sampai tengah malam. Meninggalkan Becky tertidur di sofa menunggu kedatangannya. Menemani Mila yang tampak pasrah tak berdaya karena anaknya mengalami demam berdarah yang cepat sekali memburuk.

Becky diam, bergetar karena marahnya. Gemas sekali rasanya.

"Apa sih susahnya pinjam telponnya ? Atau paling tidak, di RS pasti ada wartel, bisa telpon ke rumah, kan Ric ?!! Kamu ini..."  Susah payah Becky menelan cacian yang hendak dilontarkannya. Saking marahnya sampai ia menangis. Bagaimana tidak, sudah kesekian kali Rico bermasalah dengan menepati janji, kali ini gara - gara perempuan lain. Ya mungkin saja kondisi darurat atau apalah alasannya, tetapi tidak memberi kabar pada Becky dan membiarkannya bertanya - tanya di mana suaminya.

"Maaf... Aku harus bagaimana agar kamu percaya ? Aku ajak ke RS kamu juga tidak mau. Aku telponkan Mila kamu juga tidak mau. Aku harus bagaimana ?"

"Ini bukan masalah percaya atau tidak percaya, Ric. Tetapi kamu yang memilih mengabaikanku untuk orang lain, mengerti ? Sudahlah, aku tidak ingin membangunkan Sasha. Pergi tidur lah sana. " Becky masuk ke kamar Sasha dan tidur bersama anaknya. Pintu dikunci sehingga Rico tidak dapat masuk.

***

Rico membolak - balikkan tubuhnya di tempat tidurnya. Kenapa Becky sulit sekali mengerti kondisinya ? Bukan maksudnya tidak memberi kabar. Apakah sudah sedemikian parahnya komunikasi antara mereka berdua ?

Teringat akan Mila  yang terus menangis di pelukannya. Iya, bagaimanapun naluri lelakinya tetap muncul saat melihat wanita yang tidak berdaya di depannya. Tidak ada maksud lain selain memberi perlindungan, rasa aman, karena suami Mila tidak ada di tempat. Selain itu, tokh Kris adalah sahabatnya, tentu ia lebih senang kalau istrinya dijaga oleh teman dekatnya, pikir Rico.

Rico tidak bisa tidur. Meskipun raga lelah, mata tak kunjung terpejam. Terbayang di wajahnya, Becky tertidur di sofa dengan make up lengkap siap diajak pergi. Janji makan malam di resto favorit mereka jadi berantakan. Tak henti Rico mengutuk dirinya sendiri yang tidak terpikir bahwa hal ini akan menjadi masalah besar.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun