Mohon tunggu...
rebeccasan
rebeccasan Mohon Tunggu... Dokter - peduli dengan hidup sehat dan berkualitas

seorang yang berlari pada satu tujuan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

It Is Hard To Say I Forgive (2)

9 Maret 2012   10:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:18 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Rico mengamati wajah Becky yang terlelap bersama Sasha. Ia tidak ingat kapan terakhir bermesraan dengan Becky. Sepertinya ada yang salah dalam hidup keluarga ini. Semua waktu tercurah untuk Sasha, sehingga mereka tidak memiliki waktu berdua. Hanya berdua. Membicarakan hal romantis ataupun masa depan.

Akhir - akhir ini Becky begitu sabar terhadap keterlambatannya menjemput dari kantor. Biasanya wajah yang cemberut disertai omelan bertubi - tubi menyambut kedatangannya. Aneh juga rasanya, he...he...

Rasanya capek memang menjadi alasan mereka jarang berkomunikasi. Pulang malam, sesampai di rumah, Becky selalu ketiduran saat menemani Sasha. Ataukah ada sesuatu yang lain ?

Rico menghalau pikiran jeleknya. Becky adalah wanita sempurna baginya. Polos, meskipun cerewet. Tidak pernah meminta yang aneh - aneh. Handal dalam pekerjaannya sehingga begitu dipercaya atasannya.

Akhir - akhir ini memang Rico sering bertemu dengan teman - teman lamanya. Sejak kepulangannya ke kota kelahirannya, ia mulai menemukan satu  per satu sahabatnya yang sudah jadi orang.

Aku masih seperti ini saja, belum maju - maju. Usahaku biasa saja, nothing special. Sudah bagus tidak merugi.

Sebaliknya, karir Becky makin cemerlang. Banyak temannya mengenal Becky dan terkejut saat tahu bahwa Becky adalah istrinya. Mungkin inilah yang membuat Rico cemburu pada keberhasilan Becky. Meskipun Becky tetap menghormatinya sebagai suami.

Hari makin larut, dan Rico belum bisa memejamkan mata. Ia membuka smartphonenya dan mulai chatting dengan beberapa teman yang masih online.

Mila : "Hai Ric, kok belum tidur ?"

Rico : "Kamu juga, ngapain belum tidur ?"

Mila : "Iya nih, belum ngantuk. Padahal Kris sudah ngorok dari tadi...he...he..."

Rico : "Sama, istriku juga sudah terkapar bersama si kecil"

Mila : "Wah, kasihan deh dicuekin...."

Rico : "Kan kamu temenin sekarang... :)"

Mila : "Iya nih... Jadi ingat jaman dulu kita masih sekolah, kamu juga suka telpon malam - malam gara - gara tidak bisa tidur, sampai aku dimarahin mamaku...."

Obrolan berlanjut dengan nostalgia. Mila yang sekarang jadi istri sahabatnya Kris, adalah sahabat dekatnya saat SMA.

Rico tahu ada yang salah. Ia tidak seharusnya berchatting ria dengan istri sahabatnya, meskipun tidak ada sesuatu di antara mereka. Tetapi bagaimana ia harus menghabiskan malam kelamnya sendirian, sementara istrinya begitu dingin ?

Sometimes it is not about whose fault it is. It is about a communication. But how to break the chain ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun