Sampai di rumah niat mengadu pada bapak, langsung menerobos rumah. Batinku tercekat pada yang kulihat.
"Bang Hilal sudah datang, Mak."
Dan akupun terpaku dengan lelaki yang kucintai, namun tidak pernah kuungkapkan. . Lesu menatap tanya yang tak mungkin kukatakan. Setelah pengumuman dari radio selepas Maghrib, bahwa esok lebaran. Perhitungan hilal sudah tampak dari informasi di radio.
Seusai takbiran, Bang Hilal mengajak ku keluar. Di sebuah tempat romantis ia memberikan sebuah kotak kecil, tanpa kata. Langsung dibuka, tampak sebuah cincin.
"Usai lebaran menikahlah denganku!"
Ucapan itu perintah, bukan tanya yang harus kujawab. Langsung aku mengatakan, penolakan, apalagi kutahu dari temannya, ia menemui Vicka dan sejak bekerja mereka dekat satu sama lain. Terkekeh ia membalas kumenjelaskan bahwa Vicka adalah saudara jauh.
Barulah ia menangkap kecemburuan dan alasan ku menjauhinya. Dengan beberapa rencana dan pembicaraan sebelum aku pulang. Rupanya bapak dan mamak ikut ambil bagian dari kejutan kedatangan Bang Hilal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H