Hasilnya, bukan cuma bisa sedekah ilmu tapi selalu ada jalan dalam kesulitan. Kami kini sudah lumayan mudah mendapatkan kopi yang berkualitas di Lahat.
Imbasnya pada petani yang mau petik merah dan mengolah dengan baik, harga juga sesuai mutu kopi mereka. Jika Cuma petik sembarangan atau petik pelangi, hasilnya cuma dapat kopi asalan yang harganya jauh lebih rendah. Mengajar tentang kopi tetap kami lakukan hingga sekarang.
Petani, sesama prosesor atau sesama roastery bisa belajar pada kami. Pun pemilik kedai kopi yang ingin belajar kami tetap terbuka. Sebab belajar bisa saat ini meski tidak harus tatap muka.
Donasi Kopi
Sederhana jika kami Cuma nyeduh kopi tiap Jum'at dibagi di masjid. Atau nyeduh kopi untuk tukang ojek yang mangkal depan rumah gratis, suasana itu terjadi saat sebelum puasa Ramadhan bisa dilakukan.Â
Saat Ramadhan disiapkan seduhan kopi dan berbuka sederhana di tempat kami, namun itu kami lakukan terakhir 2019 lalu sebelum wabah Corona yang tidak mungkin sembarangan melakukannya. Kami bagi-bagi kopi bubuk saja.
Teman kami Reza di Temanggung yang petani kopi, juga prosesor dan roastery kopi bersama beberapa teman-teman lainnya mendonasikan kopi yang dibagi dalam paket sembako untuk masyarakat yang terkena imbas Corona.
"Teman-teman menitipkan kopi untuk disumbangkan. Setelah itu saya proses dan dikirim ke tempat yang membagikan paket sembako."
Ternyata sedekah itu sederhana, dan manfaatnya sangat banyak. Memperbaiki ekonomi masyarakat sekitar, tetangga sekitar, banyak-banyak sedekah. Tidak cuma connecting happiness, tapi memperbaiki banyak hal.
Salam seruput kopi....
Salam Kompal...