Mohon tunggu...
laga yant
laga yant Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menitih Media Sosial Dalam Manfaat atau Mudharat

5 September 2015   10:38 Diperbarui: 5 September 2015   10:38 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Perkembangan media sosial di tahun 2015 melaju sangat cepat, sudah bukan rahasia umum bahwa setiap orang memiliki media sosial, bahkan satu orang bisa memiliki lebih dari dua media sosial. Dalam perkembangannya, media sosial telah merubah paradigma komunikasi yang dulunya komunikasi hanya dilakukan satu arah yaitu dari satu produsen ke satu konsumen, sekarang komunikasi sudah terbuka dan mudah untuk diakses. Dalam komunikasi ada sebuah garis demarkasi yang ketat dalam konteks komunikasi masa. Pada masa analog, bagi seorang yang tidak memilik media mainstream seperti radio, tv, dan koran, maka ia tidak bisa menerima sebuah informasi. Saat ini seseorang yang terdapat dalam suatu organisasi maupun secara pribadi akan lebih mudah menyampaikan informasi kepada khalayak umum, demikian pula khalayak umum dapat dengan mudah mengakses informasi tersebut. Di sisi lain, media sosial telah merubah perilaku berkomunikasi masyarakat, sekarang jika terjadi suatu isu mengenai birokrasi pemerintahan yang tidak sesuai dengan UUD, masyarakat bisa ikut menanggapi isu tersebut yang bisa dilihat oleh masyarakat lain. Misal saja, dalam twitter dan facebook seseorang membuat status yang berisi keluhannya terhadap pemerintahan maka bisa dilihat bahkan direspon oleh orang lain.

Arus komunikasi yang semakin cepat dengan pelbagai media sosial telah memudahkan masyarakat dalam komunikasi. Dalam hal ini media sosial telah menjadi ruang publik yang demokratis dimana setiap orang berhak mengutarakan opini-opininya. Di kalangan mahasiswa khususnya mahasiswa UMY, media sosial sudah menjadi bagian dari hidup. Banyak dari mahasiswa yang menggunakan media sosial sebagai sarana diskusi, komunikasi, dan berbagi informasi. Di sisi lain, banyak juga mahasiswa yang menggunakan media sosial hanya sebatas mengikuti arus perubahan zaman tanpa menggunakannya secara bijak. Misal saja dalam konteks follow suatu situs lembaga, tidak sedikit akun dari suatu lembaga kampus, lembaga mahasiswa, dosen dan lembaga pergerakan lebih sedikit follower-nya dibanding akun yang hanya mengumbar kebohongan tanpa memberi manfaat dan hanya menggunakan sebagai sarana menghujat serta menyindir. Hal inilah yang memprihatinkan di kalangan akademisi, masih terdapat banyak mahasiswa yang belum mampu menggunakan ruang publik dengan baik. Seharusnya mahasiswa sebagai “agent of change” mampu menggunakan media sosial sebagai kasalitator dalam menciptakan isu-isu yang bermanfaat bagi masyarakat umum. Lebih dari itu mahasiswa bisa membuat suatu gerakan jika terjadi suatu permasalahan pada sistem regulasi pada kampus maupun pemerintahan yang bisa diunggah ke khalayak umum dan di-follow banyak orang sebagai partisipan yang mendukung gerakan tersebut.

Pada ruang lingkup perekonomian, media sosial telah memberi pengaruh besar untuk menjadi lebih baik. Dalam hal peradagangan online, sekarang banyak orang yang berbisnis lewat online. Tidak hanya digeluti oleh orang-orang yang sudah masuk usia bekerja, banyak juga mahasiswa yang menggunakan bisinis online sebagai pekerjaan sampingan di sela waktu belajar yang begitu padat. Bisnis online mudah dilakukan tanpa membutuhkan tempat yang luas sebagai sarana jualan, modal yang banyak dan tidak menguras banyak tenaga. Di sisi lain, bisnis online dapat membantu terciptanya wirausaha online atau bahasa kerennya “ wirausaha 2.0”. Secara ekonomis bisnis online telah merubah pola perdagangan yaitu memotong jalur distribusi yang panjang, contoh seorang penulis buku jika pada zaman dulu mendistribusikan bukunya hanya lewat toko buku dengan prosesnya yang cukup panjang sehingga harga buku sangat mahal, pada saat ini seseorang yang akan membeli buku bisa memesan langsung ke bookstore tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak, lebih bisa mengefisienkan waktu yang digunakan untuk ke toko, dan menghemat tenaga.  

          Media sosial banyak memberi dampak positif jika digunakan dengan bijak, akan tetapi juga banyak memberi dampak negatif jika penggunaannya tidak secara bijak. Media sosial bisa menjadi boomerang pada diri seorang atau pada bahasa gaulnya “chat-mu harimau mu” bila menulis suatu pesan tidak sesuai dengan norma yang berlaku pada masyarakat. Gunakanlah media sosil secara bijak, banyak yang dapat dimanfaatkan dari media sosial agar menjadi lebih produktif dan bermanfaat bagi orang lain. Jadikan media sosial sebagai media yang memberi informasi, tidak sekedar basa basi yang membuang-buang waktu tak berarti, selagi mahasiswa masih bisa berinovasi dan punya harga diri untuk membangun negeri ini lebih bersinergi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun