Mohon tunggu...
Nurul Hidayat
Nurul Hidayat Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Sociologist and educator

Pendidik Sosiologi Global Prestasi School

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ibu Kost PBB dan Potensi Konflik Dunia

18 Januari 2024   12:17 Diperbarui: 20 Januari 2024   21:52 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PBB memiliki anggota 195 negara dan dua diantaranya adalah negara pengamat non-anggota yaitu Vatikan dan Palestina. Palestina tidak diakui sebagai negara oleh Amerika Serikat, Inggris dan hanya diakui okeh 134 negara PBB.

Selama ini Amerika Serikat sebagai Ibu Kost PBB memiliki kuasa penuh atas anak anak kosan yang harus bayar iuran bulanan dan patuh sama aturan ibu kost. Ketika anak kost kesayangan seperti Israel diperlakukan jahat maka ibu kost ini akan bantu.

PBB sejatinya adalah lembaga dunia yang menjadi solusi atas konflik-konflik negaranya, menjadi lembaga mediasi yang demokratis. Tapi kenyataan dari seringnya kejadian konflik yang terjadi, PBB tidaklah demokratis.

PBB suatu lembaga dunia yang tidak demokratis dan penuh kontraversi. Lembaga ini lahir pasca perang dunia dua menjadi lembaga dunia yang dapat memberikan resolusi bagi konflik negara-negara.

Namun, pengambilan keputusan ini diambil bukan dari suara terbanyak tapi dari veto. Kalau negara dewan keamanan tetap melakukan veto maka batal hasil voting majelis umum PBB itu.

Kegagalan PBB bisa menyebabkan perang dunia lanjutan seperti sejarah lembaga dunia sebelumnya yang tidak berfungsi dan menjadi penyebab munculnya perang dunia dua. Kini, muncul cikal bakal lembaga dunia tandingan sebagai lawan dari PBB yaitu BRICS.

BRICS terdiri dari negara Brazil, Rusia, India, China, South Africa, dan anggota barunya Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina, dan Uni Emirat Arab.

Tujan dari lembaga dunia ini menjalin perdagangan ekonomi, penggunaan mata uang nasional non-dolar, dan menjadi pesaing kekuatan negara G7.

Jika BRICS selanjutnya makin bertambah anggotanya dan tujuan berkembang keranah keamanan, isu lingkungan dan sosial budaya.

Lembaga ini akan menjadi alternatif lain dari kehadiran PBB yang dirasa kurang demokratis dan memihak kepentingan ibu kostnya. Bisa dikata juga bahwa ibu kost ini semaunya sendiri dalam melakukan tindakan.

Konflik Laut Merah memang membuat krisis perdagangan laut dunia atas tindakan dari Houthi menyerang kapal-kapal afiliasi Israel. Yaman sebagai negara yang berdaulat, memiliki prinsip kepentingan yang kuat bermaksud memberikan protes kepada negara Israel atas konflik Hamas-Israel. Namun, Amerika Serikat ternyata sebagai ibu kost menjadi jagoan dunia untuk menyerang instalasi radar dan milisi Houthi.

Koalisi Operasi Prosperity Guardian yang menjadi penjaga Laut Merah seperti Amerika, Ingrris dll menyerang Yaman, bukanlah hasil mandat PBB, bukan juga berasal dalam resolusinya melainkan klaim atas kebeasan navigasi dan pelayaran global. Amerika sekali lagi menjadi ibu kost yang semaunya sendiri dalan bertindak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun