Mohon tunggu...
Rami Musrady Zaini
Rami Musrady Zaini Mohon Tunggu... PNS -

Terkadang meluapkan gagasan ke dalam bait-bait kata terasa sulit, untuk tak dibilang sebagai penulis. Biarlah ku dinilai sedang iseng dalam menyusun sebuah gagasan. Dan inilah saya, yang tak pernah bijak dengan hari sebelumnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Damai Indonesiaku

17 April 2019   10:55 Diperbarui: 17 April 2019   11:00 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Rami Musrady Zaini

...
Usia cinta lebih panjang
dari usia percintaan.
...

-W.S. Rendra

BARANGKALI setelah sekian lamanya tema cinta mulai dipunggungi - sejak Jokowi dan Prabowo mengumandangkan diri menjadi Presiden.

Alhasil, sejak itu dengan sendirinya perang urat nadi hingga urat saraf berkumandang di seantero negeri. Mulai dari pesan digital hingga manual, dari manusia milineal sampai manusia tradisional, tak pelak semua larut dalam irama menang-memenangkan.

Jiwa kita yang pancasilais yang sejatinya mengandung cinta, tergadaikan oleh cara-cara kita untuk memenangkan. Sayangnya, pesan yang kebanyakan itu terlalu menggores hati.

Banyak golongan intelektual menyebut, kita memasuki babak demokrasi di pinggir jurang. Masuk dalam kubangan peradaban politik di titik nadir. Siapa yang menyangka!

Inilah kita hari ini,  telah sampai pada garis finis demokrasi, 17 april, hari yang dinanti. Sebentar lagi buah itu akan kita petik, buah yang disemai bersama dari pohon bernama Indonesia. Buah yang kita rawat bersama, berlabel 01 dan 02. Juga ada buah-buah yang lain yang turut tumbuh bersama.

Dalam pesan damai ini, kemukakanlah cinta. Sebab dari cinta semua bermula, tebarlah ceria dan senyum. Hari ini tutup semua luka yang telah menganga, balut dan obati dengan cinta, untuk INDONESIA yang damai.

Hari ini, Selesailah sudah. Selesaikan perdebatan. Sekarang, waktunya menunggu. Jangan terus mengumandangkan ihwal yang tiada akhir, sebab dari salah satunya Gugur pasti menyapa. Dan dari situ kita mengambil satu kesimpulan.

Gugur bukanlah kekalahan, ia adalah perjalanan lalu setelahnya kita kembali menjadi Manusia. Seperti Rendra dalam sajaknya 'Bunga gugur.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun