Oleh: Rami Musrady Zaini
...
Usia cinta lebih panjang
dari usia percintaan.
...
-W.S. Rendra
BARANGKALI setelah sekian lamanya tema cinta mulai dipunggungi - sejak Jokowi dan Prabowo mengumandangkan diri menjadi Presiden.
Alhasil, sejak itu dengan sendirinya perang urat nadi hingga urat saraf berkumandang di seantero negeri. Mulai dari pesan digital hingga manual, dari manusia milineal sampai manusia tradisional, tak pelak semua larut dalam irama menang-memenangkan.
Jiwa kita yang pancasilais yang sejatinya mengandung cinta, tergadaikan oleh cara-cara kita untuk memenangkan. Sayangnya, pesan yang kebanyakan itu terlalu menggores hati.
Banyak golongan intelektual menyebut, kita memasuki babak demokrasi di pinggir jurang. Masuk dalam kubangan peradaban politik di titik nadir. Siapa yang menyangka!
Inilah kita hari ini, Â telah sampai pada garis finis demokrasi, 17 april, hari yang dinanti. Sebentar lagi buah itu akan kita petik, buah yang disemai bersama dari pohon bernama Indonesia. Buah yang kita rawat bersama, berlabel 01 dan 02. Juga ada buah-buah yang lain yang turut tumbuh bersama.
Dalam pesan damai ini, kemukakanlah cinta. Sebab dari cinta semua bermula, tebarlah ceria dan senyum. Hari ini tutup semua luka yang telah menganga, balut dan obati dengan cinta, untuk INDONESIA yang damai.
Hari ini, Selesailah sudah. Selesaikan perdebatan. Sekarang, waktunya menunggu. Jangan terus mengumandangkan ihwal yang tiada akhir, sebab dari salah satunya Gugur pasti menyapa. Dan dari situ kita mengambil satu kesimpulan.
Gugur bukanlah kekalahan, ia adalah perjalanan lalu setelahnya kita kembali menjadi Manusia. Seperti Rendra dalam sajaknya 'Bunga gugur.'