Mohon tunggu...
Rami Musrady Zaini
Rami Musrady Zaini Mohon Tunggu... PNS -

Terkadang meluapkan gagasan ke dalam bait-bait kata terasa sulit, untuk tak dibilang sebagai penulis. Biarlah ku dinilai sedang iseng dalam menyusun sebuah gagasan. Dan inilah saya, yang tak pernah bijak dengan hari sebelumnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Rendra dalam Puisi-puisi Cinta

6 April 2016   13:24 Diperbarui: 6 April 2016   13:36 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dihalaman akhir, sahaya pun turut sedih mengakhiri kisah cintanya, melebihi kesedihan pungguk kepada bulan dalam puisi 'Barangkali Karena Bulan'

...Aku tulis sajak cintaku ini
Karena tak bisa kubisikkan kepadamu.
Rindu mengarungi Senin, Selasa, Rabu,
dan seluruh Minggu.
Menetes bagaikan air liur langit
yang menjadi bintang-bintang.

...Ma, tubuhmu yang lelap tidur
terbaring di atas perahu layar
hanyut di langit
mengarungi angkasa raya.

Sungguh Rendra engkau tetap menyimpan daya magis dari sehimpun puisi-puisimu. Engkau begitu dalam memaknai cinta dan Wanita.

Mejumpamu seperti keabadian, menuliskanmu seperti air yang mengalir, dan membacamu seperti duduk berdua denganmu. Duhai guru Rendra, saya bersimpuh dan memohon kepadamu. Luruskan dan cerahkan jiwa saya lagi, dan lagi.

Kendari, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun