Mohon tunggu...
Syahrul Ghufran
Syahrul Ghufran Mohon Tunggu... Lainnya - Reok, Manggarai. Ntt

Aku menulis karena aku ada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dilema Rakyat Law Class (Kelas Bawah)

16 Mei 2020   00:01 Diperbarui: 16 Mei 2020   00:35 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Virus Corona atau Corona Virus Disease 19 sejak pertama kali di temukan di Kota Wuhan, China sudah menggemparkan dunia. Sejak itu, hadirlah ide-ide atau tuduhan konspirasi sampai perang dagang global dimana perseteruan antara negara-negara maju dan adidaya saling menyalib dan menjilat.

Tak heran bila sekarang negara seperti China dan Amerika Serikat mencuat. Terlepas dari itu semua, termasuk konspirasi ataupun perang dagang global ini kita pastinya menginginkan kerja gotong royong dalam menghadapi situasi duka global ini.

Sama halnya yang dialami Indonesia. Sudah hampir 4 sampai 5 bulan ini Virus corona (Covid-19) memborbardir perekonomian negara dan Kelas bawah (Law Class) dan bahkan Sudah menyentuh kelas tengah (Midle Class) juga diperparah dimana kebijakan Social Distancing dan Stay At Home pertama kali diusung untuk meminimalisir dan memutus rantai penyebarannya.

Tenggelamnya Riak-riak kaum buruh serta hanyutnya kasus Jiwasraya, Asabri, Sampai korupsi salah satu kader Partai politik di ruang pemberitaan makin menambah polemik yang ada.

Kini rakyat di perparah dengan virus corona ini, tentu akan berefek pada rakyat kecil dan kelas bawah (law class). Dimana penghasilan serta keberlangsungan hidupnya berada di luar rumah.

"Siapa yang akan menjadi penopang keberlangsungan kehidupan rakyat kecil kini ?"

Jawabannya : "Pemerintah".

"Siapa yang bisa menopang ketika pemerintah belum mampu menyelesaikannya ?"

"Jawabannya : Mereka yang Ekonominya Di Atas".

Sementata kita belum punya kesadaran untuk hidup harmonis, dalam artian rakyat yang dalam hal ini berada di kelas tengah (Midle Class) dan Kelas atas (High Class) mampu membantu dan mengisi kekurangan kelas bawah (Law class).

Problem rakyat ini begitu kompleks, dan menyalahkan satu sama lain bukanlah solusi terbaik. Sementara Pemerintah pusat apata lagi Pemerintah daerah begitu linglung untuk sigap mengambil keputusan untuk yang benar-benar tepat dan bijak agar tidak terjadi konfrontasi secara vertikal maupun horizontal dalam masyarakat.

Ekonomi semakin terpuruk, rakyat kecil makin kebingungan untuk keluar atau tetap di rumah. Karena pengasilannya dari kerja di luar rumah seperti kuli, tukang ojek, buruh kasar. Pilihannya keluar atau Tuhan akan menjemput keluarganya satu persatu karena kelaparan.

Beberapa hari lalu Angin segar baru-baru terhendus dengan hadirnya Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Kementerian Sosial (Kemensos) masih menuai polemik.  Dimana pembagian yang tidak merata sampai kasus data yang tidak valid sehingga protes bermunculan dari berbagai elemen masyarakat. Ini tentu harus di sikapi dengan cepat dan bijak. Bagaimana tidak, ini menyoal hajat orang banyak.

Semoga kedepan, bisa diperbaiki serta melahirkan suasana kondusif dan aman. Dan kehadiran BLT merata ke seluruh masyarakat yang terdampak virus Corona ini.

Akhir kata, semoga kita diberi kesadaran agar yang mampu bisa hadir pada tetangga yang kemudian kekurangan. Di tambah momen bulan suci ramadhan ini semakin giat dalam berbagi dan mampu menyelesaikan polemik yang hadir pada saudara-saudari yang kekurangan.

Semoga bermanfaat..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun