Mohon tunggu...
danang pamungkas
danang pamungkas Mohon Tunggu... -

mahasiswa pend.sosiologi uny

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kota Yogyakarta Menuju Era Kapitalisme Modern

2 Juni 2014   08:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:49 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PDRB

5.021.149

100

5.244.851

100

5.505.942

100

Sumber : BPS Kota Yogyakarta, 2010

nilai  dan  kontribusi  sektor  dalam  PDRB  yang  didasarkan pada  harga  berlaku,  sektor  jasa-jasa  adalah  sektor  yang  memberikan  sumbangan terbesar yaitu  24,63%  pada  tahun  2007  dengan  nilai  Rp2.118.045.000.000,-  dan meningkat  menjadi  24,77%  pada  tahun  2010  dengan  nilai  Rp2.908.302.000.000,-. Pada  tahun  2010  sektor-sektor  lain  yang  memberikan  sumbangan  yang  besar terhadap  PDRB  Kota  Yogyakarta  yang  didasarkan  pada  harga  berlaku  adalah  sektor perdagangan,  hotel  dan  restauran  23,65%,  serta  sektor  pengangkutan  dan komunikasi 16,04%. Sumbangan  PDRB  terendah  berdasarkan  harga  berlaku  berasal  dari  sektor pertambangan  dan  penggalian  yaitu  0,01%  pada  tahun  2007  dengan  nilai  sebesar Rp.  497.000.000,-  dan  pada  tahun  2010  dengan  persentase  yang  sama  yaitu  0,01% dengan  nilai  Rp  566.000.000,-.  Dan  sektor-sektor  lain  yang  mengalami  penurunan pada tahun 2010 yaitu sektor pertanian 0,28% , sektor industri pengolahan 10,01%, sektor  konstruksi  8,08%,  sektor  listrik,  gas  dan  air  1,83%.

Sektor  perdagangan,  hotel  dan  restoran  adalah  sektor  penyumbang  PDRB terbesar  di  Kota  Yogyakarta.  Keberadaan  sektor  ini  tersebar  hampir  diseluruh kecamatan  di  Kota  Yogyakarta.  Jika  melihat  sumbangan  PDRB  pada  setiap kecamatan  di  Kota  Yogyakarta,  maka,  masing-masing  kecamatan  memiliki  nilai  dan kontribusi  yang  berbeda  beda  terhadap  PDRB  Kota  Yogyakarta.  Berdasarkan  pada harga  konstan  dan  harga  berlaku,  Kecamatan  Umbulharjo  adalah  kecamatan  yang memberikan  sumbangan  yang  besar  bagi  PDRB  Kota  Yogyakarta.  Sektor  yang berkembang  pesat  di  Kecamatan  Umbulharjo  antara  lain  sektor  jasa,  sektor pengangkutan  dan  telekomunikasi,  sektor  bangunan,  serta  sekto  keuangan,  sewa dan jasa perusahaan. Kecamatan Umbulharjo berdasarkan harga berlaku pada tahun 2007  menyumbang  23,089%  sedangkan  pada  tahun  2010  sebesar  23,086%.  Dan untuk  kecamatan  lain  yang  memberikan  kontribusi  yang  besar  terhadap  PDRB  Kota Yogyakarta  yaitu  Kecamatan  Gondokusuman  (17,151%  pada  tahun  2010)  dan Kecamatan  Danurejan  (9,109%  pada  tahun  2010).  Sedangkan  untuk    pertumbuhan

PDRB  Kota  Yogyakarta  dari  tahun  2007  cenderung  meningkat  yaitu  4,37% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 4,98% pada tahun 2010.

D. Analisis Perkembangan Ekonomi dan Masyarakat Yogyakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan ekonomi Yogyakarta sangat pesat apalagi dengan pembanguan Mall,Hotel, Jasa dan industri lain akan tetapi tanah pertanian tiap tahun malah menuru ini membuktikan dengan pembangunan besar-besaran yang di lakukan oleh kapitalis selalu merugikan rakyat kecil dan lapangan kerja para petani menjadi hilang. Dengan kasus seperti ini pemerintah daerah Yogyakarta mau berbuat apa lagi? Mereka sudah tak bisa apa-apa lagi karena para kapitalis telah memberikan dana yang besar untuk mereka agar mengizinkan pembangunan ekonomi di Yogyakarta. Marx berkata kapitalis akan selalu ada apabila system perbudakan di dunia ini masih ada selama masyrakat masih terbagai dengan kelaskelas sosial kapitalisme akan selalu hidup dalam kegiatan kehidupan manusia. Marx juga mengemukakan bahwa harus ada kesadaran kelas yaitu masyrakat yang tertindas ioleh sistem kapitalis mereka haruslah bersatu dan membuat massa yang besar akan tetapi kesadaran kelas ini bisa terwujud apabila adanya massa yang kuat, media, keinginan politik dan ekonomi yang sama juga pemerintah yang kooperatif.

Akan tetapi di kota yogyakarta masyarakat tak mempunyai hal-hal untuk melakukan kesadaran kelas karena mereka hanyalah kaum proletar yang tak punya kekuasaan apa-apa apalagi di antara orang ploretal itu belum ada kesamaan pandangan mereka juga sebagian besar juga bekerja sebagai buruh di perusahaan orang kapitalis, yang kita lihat sekarang pemerintah Yogyakarta sea akan-akan sewenang-wenang untuk membangun segala perekonomian seperti Mall, Hotel,danJasa serta dengan adanya pembangunan tersebut masyarakat kecil di rugikan dengan pembangunan besar-besaran tanah atau sawah mereka semakin berkurang tiap tahun.  Produksi pertanian semakin menurun karena kurangnya lahan petani sangat dirugikan apalagi kalau petani itu hanyalah buruh suruan tuan tanah betapa tidak manusiawinya dan tidak ada kepedulian sosial pemerintah kota Yogyakarta akan nasib para petani kecil tersebut. Ketika kapitalisme sudah masuk pastilah pejabat publik dan juga pemilik modal serta tuan tanah akan enerima keutungan yang sangat besar apalagi Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata dan juga pendidikan jadi tiap tahun pastilah masyrakat nasional dan internasional selalu akan berkunjung ke jogja. Konflik antara orang ploletar dan kaum borjuis tidak akan pernah berakhir selama kapitalisme itu masih hidup di dalam suatu kota.

Memang benar yang dikatakan oleh Karl marx bahwa sejarah manusia hanyalah konflik dengan sesame manusi sendiri, dan konflik untuk memeprebutkan kelas-kelas sosial serta perebutan kepemilikan modal di dalam suatu masyarakat.

Ketika pemilik modal dan pemerintah bersatu maka masyrakat bawah akan di rugikan dengan kebijakan dan pembangunan yang di buat oleh mereka. Pemerintah daerah hanyalah boneka para kapitalis yang ingin mencari keuntungan sebesar mungkin di daerah dan masyrakat bawah pada akhirnya hanya sebagai budak dan pekerja rendahan yang di beri upah minimum yang tidak sebanding dengan pekerjaan mereka. Pembangunan kota dengan jalan kapitalisme selalu akan menghancurkan perekonomian kelas bawah sudah seharusmya perekonomian berbasis kemasyrakatan dan juga kesetaraan harus di galakkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun