Sejumlah pelatihan pun disiapkan. Tujuannya, menyiapkan pengusaha-pengusaha baru. Dengan munculnya usaha-usaha baru, dengan sendirinya meningkatkan lapangan pekerjaan.
Lalu bagaimana dengan daya beli masyarakat? Cak Fauzi, panggilan dari Achmad Fauzi, juga punya triknya. Meski badai pandemi belum berlalu, Cak Fauzi tetap mempromosikan wisata-wisata unggulan di Kabupaten Sumenep. Penyiapan infrastruktur pendukung pun dilakukan.
"Alhamdulillah, sektor-sektor ini kembali menggeliat. Kunjungan wisatawan terus bertambah. Sektor UMKM kembali bergerak dan berkembang," tutur Cak Fauzi.
Tak percaya, ini data-datanya. Pada 2020, ketika pandemi masih mencengkeram Nusantara, jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Sumenep mencapai 168.775 orang. Menjejak 2021, ada peningkatan kunjungan, menjadi 248.158 orang.
Pada 2022, strategi Cak Fauzi layak diapresiasi. Masyarakat Sumenep, juga Madura, patut angkat topi. Ini karena kunjungan wisatawan pada tahun itu meningkat 300 persen. Tercatat sebanyak 1.057.434 wisatawan mengunjungi Sumenep.
"Meningkatnya kunjungan wisatawan, membuat UMKM semakin tumbuh dan berkembang. Ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi," kata Cak Fauzi.
Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, nilai investasi otomatis meninggi. Jika pada tahun 2020 nilai investasi di Sumenep baru menyentuh angka Rp 810 miliar, nilainya semakin meningkat pada 2022, menjadi Rp 1,78 triliun.
Dalam catatan Cak Fauzi, dengan meningkatnya nilai investasi, maka menciptakan banyak lapangan pekerjaan, sehingga mampu mengurangi pengangguran terbuka. Dampaknya, pengangguran terbuka di Sumenep menjadi yang terendah di Jawa Timur. Prestasi lain dari strategi yang dibuat Cak Fauzi.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran terbuka Kabupaten Sumenep periode Agustus 2022 menurun sebesar 1,36 persen dibandingkan dua tahun sebelumnya di atas 2 persen, pada 2021 sebesar 2,31 persen dan tahun 2020 mencapai 2,84 persen," jelas Cak Fauzi.