Mohon tunggu...
Sorot
Sorot Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Resmi

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana Sorot digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel seputar rilis, serta kolaborasi dengan mitra. Email : sorot.kompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Melalui Senyum Ibu Pertiwi, KPPPA dan BPIP Ajak Kaum Perempuan Indonesia Bangkit

23 Desember 2020   14:29 Diperbarui: 23 Desember 2020   18:25 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri KPPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati memberikan keterangan mengenai pentingnya peran wanita untuk kemajuan bangsa. (KOMPASIANA/LIKE PERMATA DEWI)

Sementara itu, Yudian Wahyudi berpendapat bahwa, kalau ingat perempuan, ia ingat dengan pahlawan yang terlupakan. Karena ibu adalah sumber perabadan, dari ibu lahir anak, lahir kader, dan seterusnya.

Namun menurutnya, peran ibu banyak terlupakan, termarginalkan, dan bahkan perempuan jadi korban sejarah. Di mana semestinya kaum perempuan adalah orang terdepan yang bisa melahirkan peradaban.

Mengenai makna Hari Ibu, Bintang mengatakan bahwa peringatan ini adalah untuk mengenang perjuangan para perempuan melalui pemikirannya, dan gagasannya, yang dilaksanakan pada kongres perempuan pertama di Yogyakarta, 22 Desember 1928.

"Jadi peringatan hari ibu itu bagaimana kita mendorong, memotivasi, peran aktif perempuan melalui kerja nyatanya, kemudian menyuarakan pendapatnya, dan memilih profesinya sendiri dalam perwujudannya sebagai ibu bangsa," ujarnya.

Ia mengatakan jika hari ibu adalah hari untuk semua perempuan, baik itu perempuan generasi muda sampai yang tua, dengan tidak memandang suku, agama, ras, dan juga untuk perempuan-perempuan yang tidak hanya ada di perkotaan tetapi juga di pedesaan, serta untuk perempuan-perempuan penyandang disabilitas.

Ia berharap jika di hari ibu ini, perempuan juga mendapat dukungan dari semua lintas, terutama dukungan dari kaum laki-laki, untuk memberikan kesempatan dan juga membuka jalan bagi perempuan untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.

"Lebih singkatnya, perempuan tidak hanya menjadi penikmat pembangunan, tetapi bagaimana perempuan bersama dengan laki-laki berjalan beriringan ikut berperan di dalam mengisi pembangunan itu sendiri," tambahnya.

Peran perempuan dalam bidang kesehatan, Yudian menyebutnya sebagai pahlawan, sebagai contohnya saat pandemi Covid-19 ini. Ia menggambarkan keadaan saat ini seperti sedang perang dunia ketiga, namun yang gugur terlebih dahulu bukanlah tentara, melainkan tenaga medis, di mana jumlah mereka di lapangan lebih dari 70% adalah perempuan.

Di bidang ekonomi, Yudian menceritakan pengalamannya ketika dahulu ia melihat para ibu sudah mulai pergi ke pasar sejak subuh, lalu pulang, dan kemudian lanjut bekerja sebagai guru, kerja serabutan, dan lain sebagainya di saat mungkin suaminya masih tidur atau sedang santai.

"Jadi mereka ini pahlawan di lapangan," lanjutnya.

Dok. (KOMPASIANA/LIKE PERMATA DEWI)
Dok. (KOMPASIANA/LIKE PERMATA DEWI)
Sementara di bidang pendidikan, menurut Yudian, peran perempuan sudah tidak diragukan lagi. Semua lapisan pendidikan, terutama tenaga pengajar sukarela atau volunteer rata-rata 80% adalah kaum perempuan. Seperti di tingkat TK dan SD di mana gaji yang diperoleh sangat kecil, namun jumlah volunteer perempuannya sangat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun