Mohon tunggu...
Salsabila Hetri Soraya
Salsabila Hetri Soraya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

Seorang perempuan yang memiliki kegemaran untuk membaca. Minat utama saya adalah psikologi dan saya belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi. Saya mahasiswa psikologi biasa yang tidak memiliki superpower untuk membaca pikiran manusia.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Self-Efficacy: Memahami Bagaimana Anak Mengembangkan Motivasi

3 Juni 2023   12:31 Diperbarui: 3 Juni 2023   13:01 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabat, pernahkah kalian bertanya, kenapa sih anak-anak harus mengembangkan rasa kepercayaan diri serta motivasi dalam dirinya? Menurut saya, kepercayaan diri merupakan aspek yang penting bagi setiap individu, terutama pada masa kanak-kanak. Anak yang memiliki kepercayaan diri tinggi cenderung mempercayai kemampuan diri mereka sendiri sehingga menimbulkan motivasi tersendiri baginya untuk menghadapi tantangan dalam dirinya. Motivasi sejatinya berperan penting dalam kehidupan. Tanpa motivasi, kita akan cenderung mudah menyerah. Mengembangkan kepercayaan diri dan motivasi adalah proses penting dalam perkembangan di usia kanak-kanak. Dalam mengembangkan dua hal tersebut, saya memberikan pandangan secara psikologis melalui teori Self-Efficacy yang dirumuskan oleh Albert Bandura, seorang psikolog asal Kanada yang terkemuka atas teori-teorinya.

Berkenalan dengan Teori Self-Efficacy

Menurut Albert Bandura (1997) Self-Efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan suatu tindakan atau menghadapi suatu masalah. Nah, Bandura menjelaskan empat faktor utama self-efficacy dalam diri individu: pengalaman sebelumnya, pengamatan terhadap orang lain, persuasi verbal, dan reaksi emosional terhadap situasi (Bandura, 1977). Mari kita bahas satu persatu.

  1. Dalam pengalaman sebelumnya, seorang individu yang memiliki pengalaman sukses dalam situasi yang mirip akan memiliki self-efficacy yang lebih tinggi.
  2. Jika seorang individu melihat orang lain yang mirip dengan dirinya berhasil dalam situasi yang sama, ia akan mengembangkan keyakinan yang besar terhadap kemampuan dirinya sendiri.
  3. Persuasi verbal seperti penguatan kata-kata dan dukungan dari orang lain juga dapat meningkatkan self-efficacy seseorang.
  4. Reaksi emosional. Jika seseorang merasa cemas atau takut dalam situasi yang sulit, ia cenderung memiliki self-efficacy yang rendah, begitupun sebaliknya.

Implementasi Teori Self-Efficacy dalam Kehidupan Sehari-hari

Setelah membedah secara singkat mengenai teori self-efficacy, sahabat bisa mencoba untuk melakukan hal-hal berikut ini kepada anak-anak demi meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi mereka, lho!

Pertama, berikan pengalaman positif. Cobalah untuk memberikan anak kesempatan untuk mencoba hal-hal yang diinginkannya. Tidak perlu khawatir jika anak gagal dalam menghadapinya, justru mengajarkan anak kegagalan akan membantu mereka untuk mengembangkan motivasi untuk menjadi lebih baik dalam meraih apa yang mereka inginkan. Jika anak berhasil dalam melewati hal-hal yang sulit, pengalaman positif ini akan membantu untuk meningkatkan keyakinan mereka terhadap dirinya sendiri.

Kedua, tunjukkanlah contoh yang positif pada anak. Tanpa membandingkan anak kepada orang lain, coba tunjukkan anak pada contoh positif orang lain yang berhasil dalam menghadapi hal-hal yang sedang dialami pada anak Anda. Selain menjadi motivasi bagi mereka, hal ini akan membantu mereka dalam meningkatkan keyakinan terhadap dirinya sendiri. Anak akan berpikir, “jika orang lain bisa menghadapi ini, maka saya juga bisa!”

Ketiga, berikan dukungan secara emosional. Di usia kanak-kanak, dukungan emosional sangat penting dan dapat mempengaruhi kondisi mental mereka. Saya sendiri merasa dukungan emosional dari orang-orang terdekat dapat meningkatkan motivasi dalam menghadapi situasi yang sulit. Dengan memberikan dukungan serta motivasi akan membantu anak-anak dalam meningkatkan kepercayaan diri mereka. Terbukti dalam studi yang dilakukan oleh (Ernawati et al., 2012) anak-anak yang mendapatkan dukungan emosional lebih besar peluangnya dalam memiliki kepercayaan diri.

Terakhir, berikan tantangan yang sesuai. Tantangan ini diberikan sesuai dengan kemampuannya. Tantangan yang terlalu mudah atau terlalu sulit dapat menurunkan self-efficacy anak. Tantangan yang diberikan akan melatih anak untuk menghadapi situasi yang sulit, bagaimana reaksi yang mereka alami dan bagaimana dalam mengontrol hal tersebut.

Dengan memperhatikan langkah-langkah ini, orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan kepercayaan diri dan motivasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan memberikan pondasi yang kuat bagi perkembangan pribadi dan kesejahteraan anak-anak di masa depan.

Referensi

Bandura, A. (1977). Self-efficacy: toward a unifying theory of behavioral change. 84, 191.

Bandura, A. (1997). Self-efficacy: the exercise of control. W.H. Freeman and Company.

Ernawati, Y., Rasni, H., & Hardiani, R. S. (2012). Hubungan Dukungan Sosial dengan Kepercayaan Diri Pada Masa Kanak-kanak Akhir di Sekolah Dasar Negeri Jember Lor 1 Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. 20, 1–6.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun