Sering kali saya mendengar bahwa dari para Ustadz bahwa dunia ini adalah ujian, Menurut Syeikh Abdul Qadir Jaelani "Sesungguhnya dunia ini aslinya adalah ujian dan pendatang barunya adalah kenikmatan-kenikmatan, Dunia ini ibarat sebuah pohon yang awalnya berbuah pahit dan selanjutnya berbuat manis".
Saya juga pernah mendengar ungkapan dari kawan saya bahwa "kita tidak akan pernah merasakan nikmatnya manis kalau kita tidak pernah merasakan pahit".. ya kita saksikan bahwa orang yang di lahirkan dalam ke adaan banyak harta sesungguhnya ia tidak merasakan nikmatnya banyak harta tersebut sehingga kita saksikan bahwa banyak orang yang kaya raya mempunyai gaya hidup yang hedon, kenapa mereka mempunyai gaya hidup yang hedon itu di karenakan ia tidak menikati harta kekayaannya, gaya hidup yang ia lakukan adalah sebuah hasil sebuah kebingungan dia mengenai penggunaan harta tersebut. Dan kita juga saksikan banyak orang kaya yang setres karena mengikuti budaya gemerlap.. banyaknya harta tidak membuat dia bahagia padahal ia dalam kemanisan hidup, kenapa ia tidak merasakan kemanisan hidup karena ia tidak pernah merasa pahitnya hidup.
Berbeda dengan orang yang dahulunya miskin lalu ia berusaha dengan kerja keras dan berdoa ketika ia mendapatkan kekayaan maka ia akan gunakan betul kekayaannya itu.. tetapi memang kekayaan itu kadang suka melalaikan manusia...kadang banyaknya nikmat membuat manusia lupa diri.. maka untuk supaya tidak lupa diri harus di kendalikan, Syeikh Abdul Qadir Jaelani mengatakan bahwa "Kenikmatan itu ibarat binatang liar maka untuk mengendalikannya kita harus punya tali kendali", dan tali kendali untuk kenikmatan yang di terima adalah rasa Syukur..rasa syukur adalah sebuah kendali akan nikmat yang telah dierikan Allah agar kita tidak terjebak oleh nikmatnya karunia Allah, dengan syukur kita akan selalu ingat bahwa semua harta yang dimiliki sesungguhnya bukan milik manusia tetapi milik Allah, dan harta itu tidak akan berat di gunakan di jalan Allah, dan dengan sealau bersyukur kita akan siap kalau seandainya suatu saat Allah mencabut nikmat yang kita terima.
Tadi saya katakan bahwa Nikmat kadang membuat kita lalai akan kewajiban kita sebagai hamba yaitu beribadah kepada Allah, maka Allah dengan rasa kasih sayangnya kadang kala memberi cobaan atau ujian kepada manusia agar manusia bisa sadar siapa sebenarnya dirinya?.
Menurut Abdul Qadir Jaelani Ujian atau cobaan itu ada 3 Fungsi
1. Sebagai hukuman atas perbuatan jahatnya
2. Sebagai penghapus dosa-dosanya
3. Sebagai sarana pengangkatan derajat hidupnya.
Tanda ujian atau cobaan sebagai hukuman adalah orang tersbut tidak bersabar dengan ujian tersebut merasa takut dan banyak mengadu kepada manusia
Sedangkan tanda ujian sebagai penghapus dosa adalah orang tersebut diberikan kesabaran yang indah tidak menampakan kesusahan hidup kepada mahluk, dan tidak berkeluh kesah dalam dalam menunaikan perintah dan larangan Allah.
Allah SWT Berfirman :
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (Al-Insyirah 5 dan 6)
Sopyan Kamal Karyawan Honorer SMK 38 Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H