Penulis : Sopyati (Mahasiswi Prodi Perbankan Syariah IAIN Kota Parepare)
Toleransi antar umat beragama adalah sikap saling menghormati, menghargai, dan menerima perbedaan keyakinan, tradisi, serta praktik keagamaan di antara berbagai kelompok agama. Sikap ini mencakup pengakuan atas hak setiap individu atau kelompok untuk menjalankan ajaran agamanya tanpa gangguan, diskriminasi, atau paksaan dari pihak lain. Prinsip toleransi meliputi penghormatan terhadap keberagaman, menghindari konflik, membangun kerjasama, dan membuka dialog yang konstruktif untuk saling memahami. Dengan toleransi, masyarakat yang beragam secara agama dan budaya dapat hidup harmonis, menciptakan perdamaian, dan memperkuat persatuan.
Toleransi antar umat beragama penting karena menjadi dasar terciptanya keharmonisan dalam masyarakat yang beragam. Dengan toleransi, setiap individu dapat menjalankan keyakinannya tanpa merasa terancam atau didiskriminasi, sehingga mengurangi potensi konflik yang dapat merusak persatuan. Selain itu, toleransi mendorong rasa saling menghormati dan kerjasama antar kelompok, yang pada akhirnya memperkuat solidaritas sosial dan stabilitas negara. Dalam konteks global, toleransi juga berkontribusi pada perdamaian dunia dengan mengatasi perbedaan secara damai dan saling memahami.
Pada Hari Raya Idul Fitri, Pecalang yang beragama Hindu dengan penuh tanggung jawab menjaga pelaksanaan salat Idul Fitri di Lapangan Lumintang, Kota Denpasar, Bali. Tugas mereka dimulai sejak pagi hari untuk memastikan keamanan, ketertiban, dan kenyamanan bagi umat Muslim yang melaksanakan ibadah. Pecalang ini, yang merupakan bagian dari tradisi adat Bali, menjaga situasi agar tetap damai dan terkendali, mencerminkan nilai-nilai keharmonisan antar umat beragama di daerah tersebut. Siapa yang dilindungi adalah para jamaah Muslim, sementara alasan utama mereka bertugas adalah untuk mempererat kerukunan di tengah keberagaman yang menjadi ciri khas masyarakat Bali. Dengan cara bekerja sama dan saling menghormati, suasana salat Idul Fitri berlangsung khidmat, damai, dan tertib, menunjukkan betapa pentingnya toleransi dan solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat.
Kasus Pecalang beragama Hindu yang menjaga salat Idul Fitri di Lapangan Lumintang, Kota Denpasar, Bali, merupakan contoh nyata penerapan toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun berbeda agama, masyarakat dapat saling mendukung dalam menjalankan tradisi dan ibadah masing-masing. Keikutsertaan Pecalang dalam menjaga salat Idul Fitri bukan hanya wujud dari rasa tanggung jawab sosial, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal Bali yang mengutamakan keharmonisan di tengah keberagaman.
Tindakan ini juga memberikan pesan kuat bahwa perbedaan agama tidak menjadi penghalang untuk bekerja sama demi kebaikan bersama. Lebih jauh, aksi ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia untuk mencontoh cara menjaga persatuan dalam masyarakat multikultural. Selain itu, hal ini mempertegas bahwa toleransi bukan hanya soal mengakui perbedaan, tetapi juga berkontribusi aktif untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan penuh penghormatan.
 Hal penting yang dapat ditiru dari Pecalang beragama Hindu yang menjaga salat Idul Fitri di Lapangan Lumintang, Bali, Tindakan Pecalang Hindu yang menjaga salat Idul Fitri di Bali mencerminkan semangat toleransi, gotong royong, dan penghormatan terhadap keberagaman. Mereka menempatkan kepentingan masyarakat di atas perbedaan agama, mengajarkan pentingnya kerjasama antar umat beragama demi keharmonisan. Tradisi ini menginspirasi daerah lain untuk menjaga kerukunan dan memberikan keteladanan positif bagi generasi muda dalam hidup berdampingan dengan damai.
Semua orang patut mencontoh kasus Pecalang beragama Hindu yang menjaga salat Idul Fitri di Bali karena tindakan tersebut menunjukkan nilai-nilai luhur seperti toleransi, solidaritas, dan kemanusiaan yang sangat relevan dalam masyarakat yang beragam. Peristiwa ini mengajarkan bahwa perbedaan agama atau keyakinan tidak seharusnya menjadi penghalang untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain. Contoh seperti ini layak ditiru karena mampu menciptakan harmoni sosial yang menguntungkan semua pihak.
Al-Qur'an mengajarkan toleransi antar umat beragama, seperti dalam Surah Al-Kafirun (109:6) yang menegaskan penghormatan terhadap perbedaan keyakinan. Surah Al-Baqarah (2:256) menekankan kebebasan memilih agama tanpa paksaan. Surah Al-Mumtahanah (60:8) mengajarkan berbuat baik dan adil kepada yang berbeda keyakinan selama tidak memusuhi. Surah Yunus (10:99) mengingatkan bahwa iman adalah pilihan bebas tiap individu, tanpa pemaksaan.
Contoh toleransi antar umat beragama terlihat saat umat Kristen membantu umat Muslim dalam ibadah puasa dan Idul Fitri, seperti menyediakan fasilitas atau menjaga keamanan masjid. Sebaliknya, umat Muslim juga mendukung umat Hindu dalam perayaan Nyepi dengan menjaga ketertiban lalu lintas. Tindakan ini menunjukkan pentingnya saling menghormati dan bekerja sama meski berbeda agama, demi terciptanya kehidupan yang harmonis dan damai.
Jika sikap toleransi antar umat beragama terus dilakukan, maka akan tercipta masyarakat yang lebih damai, harmonis, dan stabil. Perbedaan agama dan keyakinan tidak akan menjadi sumber konflik, melainkan menjadi kekuatan untuk mempererat hubungan sosial. Rasa saling menghormati dan pengertian akan memperkuat kerjasama antar kelompok, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi tantangan bersama. Selain itu, hal ini akan membangun rasa persatuan yang kuat, mengurangi diskriminasi, dan meningkatkan kualitas hidup bersama. Pada akhirnya, negara akan semakin maju karena masyarakatnya mampu hidup berdampingan secara damai dan bekerja sama untuk mencapai kemakmuran bersama.
Hubungan antar umat beragama seharusnya didasarkan pada sikap saling menghormati, menghargai, dan bekerja sama meskipun ada perbedaan keyakinan. Toleransi antar umat beragama sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis dalam masyarakat yang beragam. Perbedaan agama bukanlah halangan untuk membangun solidaritas, saling mendukung, dan memperkuat persatuan. Dengan sikap toleransi, keberagaman dapat menjadi kekuatan yang mempererat hubungan antar individu dan kelompok, sehingga tercipta lingkungan yang penuh kedamaian dan saling pengertian.
Rekomendasi Untuk menjaga keharmonisan antar umat beragama, penting untuk memahami ajaran agama sendiri dan menghargai agama lain, menjalin dialog lintas agama, berpartisipasi dalam kegiatan sosial bersama, serta bersikap terbuka terhadap perbedaan. Selain itu, mendukung kebijakan yang mempromosikan keberagaman dan menolak diskriminasi atau kekerasan agama akan membantu menciptakan masyarakat yang damai dan saling menghormati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H