Mohon tunggu...
Sopwan Ismail
Sopwan Ismail Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak Semua Bangsa

● Muslim ○ Urang Sunda ● Nasionalis - Religius

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Milangkala Galuh.Id

31 Desember 2019   12:06 Diperbarui: 31 Desember 2019   12:08 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti makan dan minum, membaca, menonton dan mengetahui informasi ter update sudah menjadi kebutuhan pokok, sedikit saja terlambat akan menyebabkan penyakit, penyakit kudet dan kagetan karena menyebabkan kita planga plongo saat mendengar percakapan orang lain dengan materi informasi yang kaya dan update.

Jika dirunut, kondisi ini dimulai dengan berkembangnya teknologi informasi yang sampai hari ini kita mengenal dengan era 4.0, ini juga berkembang pesat di Indonesia, kemudian dengan pergantian rezim otoriter pada era orde baru dengan orde reformasi yang demokratis pada tahun 1998, ditandai dengan dibukanya kebebasan berekspresi, menyatakan pendapat termasuk menerbitkan media informasi menjadikan dunia penerbitan di Indonesia tumbuh subur.

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, bagai jamur di musim hujan media penerbitan koran berbasis on line selain 'kematian' terus tidak berhenti lahir. Semua media cetak semuanya dibarengi dengan media onlie, bahkan tidak sedikit ya cetak, online juga memiliki televisi atau sekedar channel youtube.

Memang deras dan tumbuh suburnya media informasi online juga disertai berbagai persoalan, baik pada tataran orientasi berupa konten maupun kualitas tulisan. Tidak sedikit media yang berorientasi pada kekuasaan politik dan menjadi corong negara dan hanya menampilkan sisi sisi baik saja, ada juga yang hanya pada sisi bisnis saja, sehingga kita lelah dengan suguhan-suguhan iklan yang membosankan.

Demikian dari sisi kualitas tulisan, kemudahan untuk mendirikan "perusahaan media online" seringkali mengenyampingkan kualitas pemberitaan, kita sering menemukan berita yang keluar dari kaidah-kaidah jurnalistik bahkan dengan tata bahasa yang asal-asalan.

Memang, media yang baik tidak lahir dari isi kepala pemilik atau penulis saja, media yang baik tentu selalu menjaga orientasinya sebagai salah satu pilar demokrasi yang mengedepankan keberimbangan dan objektifitas serta tata cara penulisan sesuai dengan kaidah dan pada ahirnya dapat memberikan informasi yang enak di baca dan dapat membantu upaya negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk dapat mencapai kondisi ideal tersebut, dibutuhkan syarat minimal yang harus dipenuhi; kualitas hardware, software dan sumber daya manusia yang semuanya harus terus diupgrade dan diupdate, dididik sehingga terus adaptif dan resposif dalam mengikuti berbagai perkembangan.

Sulit kita membayangkan, sumber daya pada media on line yang dirinya saja tidak update dan tidak melek teknologi informasi.

Sebagai jurnalis, saya tahu dan mengalami, mendirikan dan mengembangkan media massa itu tidak mudah, tidak murah dan tidak sederhana, sehingga hanya mereka pengusaha yang berkantong 'tebal' saja yang mampu terus tumbuh. Media lokal biasanya sulit bersaing, tapi tidak sedikit juga yang bertahan bahkan menjadi besar, karena untuk menjadi besar tentu tidak semata-mata dipengaruhi modal yang besar. Konsistensi dan komitmen yang kuat serta inovasi yang terus dilakukan akan menjaga perusahaan media bisa bertahan dan tersu bersaing.

Sebagai media lokal Galuh.Id saya prediksi akan mampu bersaing di levelnya, pengealaman bertahan 1 tahun lebih dari cukup untuk terus menapaki tahun tahun berikutnya. Selamat Milangkala yang ke 2 Galuh.Id

Sopwan Ismail/Pembaca Galuh.Id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun