Diakui atau tidak, suka atau tidak, secara figur Calon Bupati Ciamis periode 2018-2023 mengerucut pada dua nama; Incumbent diwakili oleh Iing Syam Arifin dan penantang diwakili Asep Herdiat Sunarya. Kondisi ini tidak lepas dari peran keduanya dalam memainkan situasi politik untuk terjadi head to head pertarungan Pilkada.
Kondisi tersebut diyakini akan lebih memudahkan keduanya untuk melakukan pemetaan dan konsolidasi kekuatan politik, karena jika ada poros baru akan menambah energi untuk membuat kekuatan baru tidak menggerogoti basis pemilih masing masing.
Wisata Politik
Kecenderungan politisi dalam satu bendera parpol/Orpol (kader partai dan pegiat organisasi politik) untuk berbeda dalam memberikan dukungan politik tidak lepas dari dua hal, pertama upaya pro aktif yang dilakukan oleh kandidat bakal calon bupati dalam mendekati politisi, dan kedua adanya upaya pro aktif dari politisi untuk mendekati bakal calon bupati. Kedekatan dan upaya dukungan yang nampak secara kasat mata, suka atau tidak, percaya atau tidak ini sebagai bagian dari “Wisata Politik” yang dilakukan oleh politisi.
Kenapa demikian, karena ini ruang yang paling mungkin dilakukan saat partai politik belum menentukan pilihannya berupa rekomendasi partai untuk mengusung salah satu pasangan calon. Karenanya kedekatan dan dukungan politik menjadi sangat cair dan rentan untuk terjadi perubahan.
Bakal calon bupati sangat memahami situasi ini, namun demikian upaya upaya untuk memastikan dukungan politik tidak mungkin tidak dilakukan, karena intensitas komunikasi, keseriusan lobby dan partisipasi kandidat dalam kerja kerja politik partai akan menjadi catatan-catatan yang akan disampaikan kepada pimpinan partai di atasnya sebagai bahan pertimbangan menjatuhkan pilihan usungan/dukungan.
Sebagai incumbent, Iing melakukan lobby politik dengan cara yang lebih soft dan sebaliknya Herdiat lebih sedikit terbuka. Kedua metode ini memiliki keunggulan masing-masing, dengan caranya dapat mengukur sejauhmana konsistensi partai politik dalam memberikan arah dukungan politik.
Politisi Kembali Ke Barak
Setelah berwisata dan berpetualang selama setahun lebih dalam upaya untuk memberikan dukungan politik, politisi pada ahirnya akan melakuan kajian dan melakukan kalkulasi politik untuk menentukan sikap ahir kepada siapa dukungan politik akan diberikan.
Pada saat inilah, dukungan politik akan kembali ke titik nol, politisi akan ditarik paksa untuk memasuki “barak” masing masing untuk mengkaji, membaca berbagai kemungkinkan, hitung untung rugi memberikan dukungan politik.
Sejatinya parpol akan menimbang kepada siapa dukungan politik akan diberikan bersandar pada beberpa hal, terkait konstitusi dan platform partai, kesamaan koalisi politik ditingkat pusat dan propinsi, arah perjuangan politik partai ditingkat lokal dan kalkulasi keuntungan politik dalam menghadapi kontestasi pemilu legislatif dan pemilu presiden yang akan datang.