Mohon tunggu...
sopian Be
sopian Be Mohon Tunggu... Guru - mari merangkul bukan memukul

Badai Pasti Berlalu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berencana Boleh, "Dia yang Menentukan"

29 Maret 2020   21:22 Diperbarui: 29 Maret 2020   21:26 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman sekarang ini banyak contoh yang kita temui karena putus asa dengan rencana yang gagal dilakukan, tidak kuat menghadapi ujian yang diberikan kepadanya sehingga bisikan setan pun dituruti, ada yang bunuh diri, ada yang menenggak racun, ada yang gantung diri mengakhiri hidupnya, ada yang putus asa denga perubahan sikapnya yang dulu rajin ibadah, ramah dengan lingkungan sekitar, tapi dengan kegagalan itu ia menjadi malas ibadah, menjadi angkuh dan sombong.

Sekarang pun banyak yang mengeluh dengan adanya Covid19 yang sedang menghantui dunia saat ini. Banyak yang mengeluh tidak bisa kemana-mana, yang akan mengadakan resepsi pernikahan pun ditunda, apalagi yang merencanakan liburan keluar daerah, semua gagal dilakukan karena Covid19.

Padahal jika kita bersyukur dengan semua pemberian-Nya maka Dia akan menambahkan nikmat itu, mulai sekarang cobalah kita untuk belajar bersyukur, kita belajar dari Nabi Ayub, as yang sangat kaya raya dengan harta yang melimpah, tapi beliau sangat taat kepada Robbnya, namun iblis tidak menyukai Nabi Ayub dan iblis pun memohon izin kepada Allah untuk menggoda Nabi Ayub, as. Mula-mula hewan ternak yang dia miliki mati semua, tidak ada satu pun yang tersisa, lalu iblis berkata Nabi Ayub, as, Ayub, as lihatlah hewan ternak mu semua sudah tidak ada yang tersisa lagi, masihkah kamu menyembah Tuhan mu? Nabi Ayub, as pun berkata alhmdulillah saya sempat kaya namun ibdahnya jalan terus tidak berhenti dengan ujian itu.

Mendengar itu iblis pun mencari cara lain untuk menggoyahkan iman Nabi Ayub, as, kemudian anak-anak Nabi Ayub, as meninggal karena ulah iblis. Lalu iblis pun kembali berkata masihkah kamu menyembah Tuhanmu? Lihat lah anak-anak mu semua diambil-Nya, Nabi Ayub, as pun berkata Alhamdulillah sempat punya anak, diluar sana berapa banyak orang yang menikah belum dikarunia anak, Alhamdulillah aku pernah punya anak. Ibadahnya pun tetap jalan walau pun dia bersedih ditinggalkan anak-anak yang sangat dicintainya.

Iblis pun tambah jengkel dengan jawaban dari Nabi Ayub, as. Lalu Nabi Ayub, as diserang penyakit kulit, dimana semua tetangga dan penduduk desa tidak ada yang menyukai Nabi Ayub, as dan akhirnya Nabi Ayub, as diusir untuk meninggalkan kampung tempat dia tinggal. Kemudian iblis pun kembali bertanya, masikah kamu mau menyembah Tuhan mu? Lihat lah kamu diserang penyakit seperti ini. Nabi Ayub, as pun menjawab Alhamdulillah aku pernah sehat, baru beberapa tahun ini aku sakit, bila dibandingkan dengan waktu saya sakit lebih lama Allah berikan kesempatan sehat. Ibdahnya pun tidak berkurang sedikit pun walaupun ujian yang dating kepadnya bertubi-tubi.

Iblis pun tidak berhasil untuk menggoda keimanan Nabi Ayub, as, andai kita semua bisa berlapang dada seperti Nabi Ayub, as dengan kondisi saat ini tentu kita akan mendapatkan kenikmatan yang berlipat-lipat dari-Nya.

Banyaklah kita bersyukur dengan apa yang ditakdirkan untuk kita, kita memang boleh berencana tapi jangan dengan gagalnya rencana itu menjauhkan kita kepada Robb kita.

Wassalam.............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun