Mohon tunggu...
sopian Be
sopian Be Mohon Tunggu... Guru - mari merangkul bukan memukul

Badai Pasti Berlalu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid-19 di "Bumi Raflesia"

28 Maret 2020   21:52 Diperbarui: 30 Maret 2020   14:10 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini dunia diguncangkan oleh sebuah virus yang sangat berbahaya dan penyebarannya pun sangat cepat, apalagi melalui benda logam. Satu virus yang mampu menggetarkan dunia ini. 

Sudah banyak memakan korban akibat tereserang virus ini. Ribuan yang meninggal dunia, ratusan yang dikarantina, dan sebagian ada yang sembuh dari serangan virus ini.

Suasana sangat mencekam, saat instruksi kepala Negara mengeluarkan statmen masyarakat harus berdiam diri dirumah saja, tidak boleh berada diluar sebab dikhawatirkan akan tertular oleh virus ini. 

Virus ini pun tidak dapat dilihat dengan kasat mata atau dengan mata yang telanjang, dibeberapa sumber yang menjelaskan bentuk virus itu dengan 2.600 kali zoom, virus itu berbentuk mirip seperti lalat hijau yang besar.

Semua Provinsi saat ini sudah dinyatakan dalam zona merah, sudah ada yang positif teserang virus corona atau Covid 19. Saat ini di Pulau Sumatra hanya ada dua Provinsi saja yang masih bertahan dizona hijau yaitu Provinsi Bengkulu dan Provinsi Babel, semoga saja Bumi Raflesia bisa bertahan sampai puncaknya dan situasi bisa kembali seperti sedia kala.

journalducameroun.com
journalducameroun.com
Aktifitas yang ramai seperti biasanya saat ini hampir nampak lengang, jalanan nampak tidak begitu sibuk dengan kendaraan yang lalu lalang seperti biasanya, tempat-tempat hiburan saat ini mulai nampak tidak beraktifitas seperti biasanya, sekolah-sekolah diliburkan, pelayan-pelayan public pun sementara waktu tidak seperti biasanya, aktifitas-aktifitas masyarakat pun diingatkan untuk selalu dirumah saja.

Fatwa ulama dalam hal ini MUI pun sudah diterbitkan agar melaksanakan shalat untuk sementara waktu berjamaah dengan keluarga dirumah saja, terkecuali masjid-masjid yang ada dikampung yang jauh dari keramaian dan tidak ada yang datang dari zona-zona merah yang posotif sudah banyak korbannya.

Hal ini pun dilakukan untuk mempersempit dan memutus rantai penyebaran Covid 19 ini, terkadang dalam situasi darurat seperti ini masyarakat banyak yang tidak sadar dan menganggap remeh dengan keputusan serta himbauan yang diberikan oleh Pemerintah.

"kami tidak takut dengan Covid19 kami hanya takut dengan Allah", "kalo kami Cuma dirumah, anak istri mau makan apa?", "ah bosan dirumah aja", "matikan ditangan Tuhan, ngapain takut sama corona".

Dan masih banyak lagi perkataan yang dilontarkan mereka seolah-olah mempunyai banyak cadangan nyawa.

Padahal itu semua untuk keselamatan mereka semua, Nabi pun mengajarkan kita untuk lari dari sumber wabah penyakit, terkadang mau dibilang sok pintar salah juga, mereka banyak sekali alasan untuk membela diri. Menganggap remeh dengan himbaun dan instruksi yang disampai oleh Pemerintah, padahal jika kita ikuti itu setidaknya menyelatkan diri sendiri, keluarga dan orang lain.

Bumi Raflesia pun saat ini melarang orang yang berada di daerah yang terkena zona merah untuk datang atau keluar, namun masi saja ada yang datang dari zona merah ke Bumi Raflesia ini, lantas mereka tidak dibiarkan begitu saja, mereka yang datang dari luar daerah didata oleh Pemerintah Desa dan Pemerintah Desa menyampaikan ke Bidan Desa lalu data itu disampaikan ke Puskesamas kemudian dilanjutkan mereka yang datang untuk melapor ke Posko Vocid 19 yang disetiap Kabupten-Kabupaten yang ada di Bumi Raflesia.

Mereka yang datang dari luar daerah dihimbau untuk tidak keluar rumah selama 14 hari, agar dapat memutus rantai penyebaran Covid 19 ini.

Dalam situasi seperti ini masyarakat dihimbau untuk tidak panic yang berlebihan, ikuti saja himbauan Pemerintah untuk membatasi kegiatan-kegiatan diluar yang tidak begitu penting, agar menjaga kesehatan dengan rajin-rajin mencuci tanga dengan sabun setiap mau dan selesai melakukan aktifitas, jangan biarkan kerongkongan kering dengan cara dalam 30 menit sekali minum air hangat, bersihkan lingkungan rumah dengan menyemprotkan disinfektan yang dianjurkan. 

Jika kita sudah berusaha dengan sepenuhnya baru kia bertawakal kepad Tuhan Yang Maha Esa, andai kita terserang itu baru dikatan takdir untuk kita.

Semua tetap dirumah demi keselamatan kita dan keluarga, serta membantu pekerjaan para dokter-dokter dan menyelamatkan Bumi Raflesia Indonesia.

Wassalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun