Mohon tunggu...
sopian Be
sopian Be Mohon Tunggu... Guru - mari merangkul bukan memukul

Badai Pasti Berlalu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Nakal, "Siapa Yang Salah?"

5 Oktober 2019   23:38 Diperbarui: 5 Oktober 2019   23:45 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini kenakalan remaj-remaja sudah sangat membuat kita geleng kepala, sebenarnya nakal itu adalah hal yang wajar tapi nakal yang tidak membuah kan hasil maksiat. Saat ini banyak kita temukan siswa-siswi yang sudah berani membentak Gurunya disekolah, melawan dengan Orang tuanya, tidak mau menuruti apa yang dissampaikan oleh Guru, padahal yang disampaikan itu untuk kebaikan mereka itu sendiri.

Sekarang banyak kita lihat diberita baik media cetak atau yang lainnya menunjukkan kenakalan remaja kita, ada yang melahirkan di toilet sekolah, ada yang ketangkap lagi bersama di dalam sebuah rumah, ada yang ketangkap lagi berduan di kebun-kebun, ada yang ketangkap menggunakan lem aibon, ada yang sudah mulai mengkonsumsi ganja, sabu-sabu dan lainnya.

Sebetulnya mereka berdua saja tidak masalah namun kelakuan mereka itu  yang tidak baik yang sudah jauh melenceng dari layaknya seorang siswa yang berpendidikan, sampai-sampai kita yang melihat berita itu pun terkadang menggelengkan kepala. Terkadang sebagai pendidik ada rasa perihatin yang sangat teramat dalam hati, namun terkadang kita jadi serba salah untuk menyikapinya.

Pernah terjadi si siswa ketahuan mengambil beberapa tandan pisang tanam dalam sekolah itu sendiri, oleh penjaga sekolah mereka dipanggil kekantor dan diberikan surat untuk orang tua mereka, keesokan harinya orang tua mereka datang memenuhi panggilan itu. Diantara salah satu orang tua wali siswa itu ada yang tidak terima dengan surat panggilan dan sangkaan yang ditujukan dengan anaknya itu, mereka berdalih anaknya tidak mungkin melakukan itu, anaknya dirumah tidak nakal, dirumah anaknya penurut dan musthahil untuk berbuat demikian.

Dan ada juga orang tua yang dengan sabar menghadapi itu dan berbicara dengan kepala yang dingin, mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan itu. Selaku pedidik terkadang ada rasa kecewa dengan wali siswa yang tidak terima dengan ditegurnya anak mereka, padahal tujuan kita semua sebagai pendidik adalah untuk memberi efek jera kepada siswa agar tidak mengulagi perbuatan mereka itu karena tiadak baik.

Terkadang teringat dizaman kami sekolah dulu, dibandingkan dengan saat ini jauh berbeda, baik sikap kita dengan guru disekolah, dengan sesama teman, dengan orang yang lebih tua dari kita sikap kita tidak seperti siswa sekarang ini. Dimasyarakat pun sikap kita sebagai pendidik selalu kita jaga, tapi melihat saat ini rasanya nyaman mendidik saat itu. Saat itu apabila bertemu dengan pendidik itu ada rasa segan dengan mereka, jadi kalau tidak ada keperluan yang mendesak agak menghindar bertemu dengan mereka karena segan, jika bertemu pun bersalamn dengan mereka.

Tidak seperti siswa sekarang dari kejauhan kita sudah mulai diteriaki.

"Bapak ganteng halo pak,,,,,,,,"

Sambil tangan mereka angkat keduanya-duanya kepada kita, mereka tidak lagi untuk menghormati pendidiknya padahal mereka adalah sebagai pengganti orang tu mereke disekolah. Dulu ada teman kita yang ribut dikelas waktu itu aku masi duduk dikelas satu SD, ada satu teman yang ribut semuanya yang dimarahi, masi ingat sampai saat ini pendidik yang memukul kami memakai mistar kayu sampai-sampai mistar itu patah. Tapi sedikit pun tidak merasa dendam saat ini.

Tapi saat ini jangan coba-coba pendidik memukul sisawanya bisa-bisa niat baik untuk membawa siswa ke perubahan itu menjadi berakhir ke jeruji besi, karena undang-undang yang ada. Jadi disinilah terkadang kami merasa sedih.

Sebagai informasi undang-undang yang kerap dipakai untuk menjerat guru yang melakukan pemukulan terhadap siswa yaitu pasal 80 ayat 1 undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, yang berbunyi:

"Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan, atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,- (tujuh puluh dua juta rupiah)." 

Jadi siapa yang salah??

Sebenarnya masalah kenakalan remaja saat ini tidak harus kita saling menyalahkan baik itu Pemerintah, Pendidik, orang tua, dan masyarakat sekitar. Inilah tugas kita semua dan bersama untuk mengatasi kenalakan remaja saat ini, andai ada teguran yang disampaikn oleh sekolah kepada orang tua wali murid, sebagai orang tua kita jangan mau menelan begitu saja informasi yang disampaikan kepada kita, yang lebih tau kelakuan siswa ketika disekolah itu adalah pendidiknya/Guru. Dan orang tua adalah yang lebih mengetahui siswa itu ketika berada dirumah, dan masyarakat sebagai pengawas siswa ketika tidak diruma dan tidak disekolah, artinya tidak bisa kita saat ini utnuk saling menyalahkan.

Andai orang tua selalu mau menang sendiri padahal anaknya memang kurang baik disekolah inilah yang terkadang membuat si anak menjadi naik daun, dan ketika ada informasi dari masyarakat kita harus menerima dan menasehati anak-anak kita, sebab mereka adalah sebagai penerus bangsa yang besar ini, coba bayangkan jika tidak ada yang peduli dengan anak-anak kita lagi, si Guru sudah bersikap masa bodoh dengan anak-anak kita, apa yang akan terjadi.

Jika masyarakat tidak lagi peduli dengan anak-anak kita apa jadinya anak-anak kita, mereka mabuk, minum-minum, ngelem, narkoba masyarakat abaikan saja tentu anak-anak kita akan kehilangan masa depan mereka. Sekarang sama-sama kita untuk menasehati anak-anak kita, jangan sampai masa depan anak-anak kita hancur begitu saja, sebagai orang tua menjadilah orang tua yang bijak dengan apa yang disampaikn oleh anak-anak kita harus ditabayyunkan dulu. Agar mereka sebagai penerus Bangsa yang besar ini menjaga keutuhan Negara kesatuan Republik Indonseia ini tetap kuat tak terkalahkan.

Wassalam............

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun