Mohon tunggu...
sopian Be
sopian Be Mohon Tunggu... Guru - mari merangkul bukan memukul

Badai Pasti Berlalu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Sayang Kamu, "Selamat Hari Batik Nasional"

3 Oktober 2019   00:04 Diperbarui: 3 Oktober 2019   00:15 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang batik yang berasal dari Indonesia sudah di jadikan dan diakui sebagai warisan Budaya Non Benda oelah UNESCO sejak tanggal 2 Oktober 2009 dimana saat itu Bapak Presiden SBY meminta masyarakat Indonesia untuk mengenakan batik setiap tangga 2 Oktober untuk memperingati hari batik Nasional. UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi pada tanggal 2 Oktober 2009 oleh United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Sejak pengukuhan batik menjadi warisan Budaya Indonesia saat itu, perkembangan batik sampai saat ini menjadi semakin pesat, banyak corak dan motif yang baru dengan warna yang menarik semakin bertambah, dan yang membuat aku semakin bangga bahwa di Provinsi Ku Bengkulu pun menghasilkan batik yang menarik denga corak dan motif serta warna yang sangat menarik dan tidak kalah dengan batik-batik yang ada didaerah lain.

Contohnya batik Kaganga, dimana batik Kaganga ini merupakan batik yang motif coraknya adalah khas dari Tanah Rejang. Batik ini diluncurkan sejak Tahun 1985 sampai 1990 dimana saat itu Pemda Provinsi Bengkulu lagi giatnya menggalakkan kerjanian batik basurek sebagai batik khas dari Provinsi Bengkulu. Batik Kaganga ini termotifasi  dan terinspirasi dari bentuk-bentuk huruf Kaganga yang dikenal sebagaik Aksara Rejang.

Dengan hari batik ini aku pun ingat pada tahun 2009 yang lalu, saat itu aku masih bersekolah di salah satu SMP paforit Di Kabupaten ku, kami pun pernah diajari untuk membuat batik Kaganga dan batik Basurek yang merupaka ciri khas dari Provinsi Bengkulu. Dan saat SD pun aku ingat bahwa kami pernah belajar huruf Kaganga yang merupakan huruf Aksara Rejang, dimana sekarang huruf-huruf Kaganga itu dipadukan dengan bunga Rafflesia Arnoldi yang merupaka ciri dari Provinsi Bengkulu yang dapat menghasilkan batik yang cantik dan indah untuk dipandang.

Saat ini batik Kanganga pun tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya, hampir diseluruh sekolah dan Perkantoran yang ada di Provinsi Bengkulu banyak yang menggunakan batik Kaganga itu sendiri, saat kami SD dulu masi asik dengan mengenal budaya-budaya yang ada, pelajaran muatan lokal dijadikan tempat untuk belajar budaya-budaya daerah maupun budaya-budaya yang ada di Indonesia.

Bahkan kami saat itu mampu untuk menulis dan menerapkan huruf Kaganga itu sendiri, namun saat ini bila ditanya dengan anak-anak sekolah banyak yang tidak tahu apa itu huruf Kaganga karena memang saat ini pelajaran muatan lokal untuk belajar huruf kaganga itu tidak ada lagi, kemudian kami di SMP pun diajari oleh guru Muatan lokal untuk membatik, kami dikenalkan dengan alat-alat untuk membatik, ada yang namanya canting, lilin, pewarna dan lain-lainnya yang digunakan untuk membatik agar nantinya menghasilkan batik yang menarik.

Namun sekarang ditanya dengan adik-adik yang bersekolah disana apakah masih ada kegiatan untuk membatik?? Mereka menjawab " tidak ada kegiatan membatik lagi". Setidaknya untuk menjaga warisan budaya yang di akui oleh UNESCO itu kita sebagai masyarakat lokal yang ada didaerah yang jauh dari pusat Ibu Kota, kita harus menjaga budaya-budaya yang ada di daerah kita.

Pemerintah Daerah hendaknya dapat untuk membantu pengrajin-pengrajin batik yang ada agar mereka dapat bersaing dengan pebatik-pebatik yang ada di Provinsi-provinsi lainnya, dan yang terpenting lagi agar budaya-budaya ini tidak luntur oleh kemajuan zaman yang ada, hendaknya dilakukan pengkaderan-pengkaderan sejak dini, muatan lokal mengenal huruf Kaganga hendak tetap dimasukkan kesekolah-sekolah yang ada di Provinsi ini, kemudian kegiatan membatik pun juga harus dilakukan pengkaderan agar pembatik yang ada dapat berkembang dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat yang ada.

Jika kita tidak peduli dengan budaya-budaya yang ada didearah kita maka tidak menutup kemungkinan, budaya kita diakui sebagai milik negara lain, jika bukan kita yang peduli siapa lagi? Jika bukan sekarang kapan lagi kita untuk menjaganya??

Bangga kita mempunyai Aksara Rejang yang orang lain tidak dapat untuk membacanya, mulai sekarang cintailah budaya-budaya Indonesia yang sudah diperjuangkan oleh Bapak Presiden SBY 10 Tahun lalu, kita jaga , kita rawat, budaya Indonesia.

Selamat hari batik Nasional, Indonesia Tanah Air tercinta dengan beragam Budaya tapi kita tetap sama satu Indonesia.

Wassalam......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun