Mohon tunggu...
a writer
a writer Mohon Tunggu... pegawai negeri -

a Moslem : A human being : A scorpion

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hari Pertama Kunjungan Peduli Agrikultur Cisolok - Care Visit Cisolok 2014

8 Januari 2015   21:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:32 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Forgive my English  -

-

[Tujuan Kunjungan peduli ini adalah

untuk memperkenalkan pemberdayaan yang dilakukan Dompet Dhuafa terhadap masyarakat lokal,

dengan muatan budaya serta kearifan lokal ]

***

Demi mengunjungi desa Cisolok, kami rela 9 jam perjalanan, melalui tol yang (agak) lancar, Keluar tol (mulai) macet, dan jalan yang berliku-liku (kayak hidup gue). Cisolok adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.Cisolok adalah satu-satunya Kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten (source). Keberangkatan jam 06.30 pagi,Selama perjalanan sudah berganti posisi duduk beberapa kali, sender kanan, sender kiri, miring kanan , miring kiri, sender depan, dan lain lain. Beberapa orang jackpot alias muntah, peserta dan panitia (SIAPA HAYOO..). Ga heran juga mengingat jarak tempuh dan medan yang dilewati. Pukul 12.00-an kami tiba di palabuhan ratu untuk isitirahat makan siang dan sholat di sebuah rumah makan pinggir pantai. makanan prasmanan disediakan dengan berbagai menu, untuk kami yang sudah kelaparan. Ada si mbak yang bilang "siapa yang pesan Es jeruk anget?", ada yang nambah dua kali, ada yang ga nambah nasi tapi habis ayam empat potong (itu gueh. belom sarapan woy) For the sake of visiting the village Cisolok, we were willing to have this 9 hours drive . Cisolok is a district in Sukabumi, West Java Province, Indonesia. Its the only District at Sukabumi that borders to Lebak, Banten (source). Departure at 06.30 am, I changed my sit position several times while i stucked in that long journey , to the left to the right , up front, back forward, and others. Some other participants even vomited, No wonder, consider the mileage and impassable terrain. At 12.00 arrived in Palabuhan Ratu for eat-pray-rest at a beachside restaurant. Buffet meals were provided with variety of menus,  I ate four fried chicken anyway, WELL AM HUNGREEEYYY.

IMG_3648
IMG_3648
IMG_3654
IMG_3654
Tiba di lokasi desa Cisolok pada jam 15.00-an, layaknya perkampungan di sebuah desa, masih terasa nuansa tradisionalnya. Rumah penduduk yang trbuat dari kayu, dengan model rumah panggung serta alam sekitar berupa sawah, lembah dan bukit dari kejauhan yang hijau dan berkabut. Arrived at the location at around 15:00 PM. Cisolok ,and  just like other faraway village, i can still feel the traditional touch in there. Houses made of wood, the nature surround,  from the window we can see the view of paddy fields, valleys and the green foggy hill.

(Rumah Abah dan Ambu)

(rumah penduduk)

Kami disambut oleh beberapa orang ibu-ibu yang memeragakan proses penumbukan padi , tapi minus padinya sendiri(nyambung kan?). Keren , peragaan penumbukan padinya menghasilkan musik yang menyenangkan dan bikin semangat. We were greeted by some local old Females who demonstrated the process of how they mashed the paddy , they created some pleasant music in my ear.

Selesai itu, Abah dan Ambu (Kepala kampung) menyambut kami dengan simbolis memasang kain pada salah seorang peserta. Senyum ramah abah dan ambu serta warga setempat saat penyambutan bikin kita merasa seperti dirumah sendiri. tsah.. After that, Abah and Ambu (The village headman and his wife) greeted us by putted a tracitional fabric on one of the participant's head. The friendly smile of Abah and ambu and other local people really make us feel like at home .
IMG_3709
IMG_3709
IMG_3710
IMG_3710
Kami dipersilahkan masuk ke dalam rumahnya yang sudah disiapkan untuk menyambut kedatangan kami.DI ruang tengah yang dinding nya terbuat dari anyaman bambu dan lantai dari papan, suasana terasa adem, apalagi tadi habis hujan yang bikin makin adem. We entered into the house which had been prepared for us. The living room's walls were made of woven bamboo and floor made of board, the atmosphere was really cool, also the rain made everything feels perfectly cool.
IMG_3691
IMG_3691
IMG_3693
IMG_3693
Duduk diatas gelaran karpet yang juga sudah disediakan hidangan berupa kue dan minum. Sontak teman-teman langsung ambil kamera dan foto ini itu yang ada di depan mata. Ada kue yang mirip conello , tapi bentuknya aja, yang rasanya seperti daging di kue lambang sari/naga sari, Ada donat yang kalo ga salah terbuat dari ubi , ada keripik pisang asin dan lain-lain. Para peserta masing-masing diberi kain ikat kepala, yang juga diajarkan cara memakainya dalam beberapa cara. Sitted on the mat carpet with cake dishes in front of us. Suddenly other participants took photo of this and that in front of them. There is a cake that look alike Conello's shape (lol),  also donuts that (if am not mistaken) were made of cassava, salty banana chips and other.
IMG_3697
IMG_3697
IMG_3695
IMG_3695
IMG_3696
IMG_3696
IMG_3698
IMG_3698
IMG_3717
IMG_3717
Acara dibuka dengan sambutan dari beberapa panitia dan ditutup dengan cerita Abah perihal desa dan kegiatan mereka, terutama mengenai budidaya padi yang sudah mereka lakukan bertahun-tahun. Menarik, jenis padinya saja ada 60 macam, tingginya bisa mencapai 2,18 meter , mereka tidak menggunakan bahan kimia untuk membunuh hama, dan bahkan mereka tidak membunuh hama sama sekali karena menurut abah mereka semua mahluk Tuhan. Hebat ! Banyak pelajaran tersirat dalam cerita abah. seperti soal panen yang hanya mereka lakukan setahun sekali. Menurut Abah , manusia tidak boleh terlalu menuruti hawa nafsu dengan mempercepat proses panen padiagar setahun bisa beberapa kali demi keuntungan semata. "Bumi adalah Ibu, dan langit adalah Ayah" ujarnya. maksud dari ucapan abah itu silahkan artiin sendiri, males ngetik. The event opened with little speech from several committees and then Abah shared alot of stories about the village and their activities, particularly on rice cultivation that they have done for years. The Interest thing is, there are 60 kinds of paddy variety, the height able to reach 2.18 meters, plus they don't use chemicals to kill pests, because according to Abah all those living things are God's creature.  What a great idea.! Many lessons in Abah's story. as a matter of doing harvest just once a year. Abah said, humans should not be too greedy . "Earth is the mother, and the sky is the Father" he said. U find the meaning by ur self, Am just too lazy to type.
IMG_3701
IMG_3701
IMG_3705
IMG_3705
Selesa berbincang-bincang, kami dipersilahkan untuk berisitirahat di kamar masing-masing yang sudah disiapkan oleh panitia. kami tidur di kamar di rumah warga. Menyenangkan, lebih terasa desanya, bosan dengan traveling dan tidur di hotel melulu. dinding yang geribik dengan pemandangan dari jendela langsung mengarah pada lembah sekitar. Subhanallah.. End of session, we went to our room that had been prepared by the committee so we could have some rest. Our room is in the Resident's house btw, bamboo wall with the view of valley directly from the window .
IMG_3725
IMG_3725
IMG_3751
IMG_3751
IMG_1704
IMG_1704
IMG_3732
IMG_3732
Setelah melakukan ibadah sholat isya kami kembali berkumpul untuk makan malam, dengan lauk yang "wah enak sekali" . Ada sate kambing, ikan bakar, pepes ikan, sayur sop, sayur asam, acar , keong (?). Para peserta makan dengan (sangat) lahap, maklum, antara hobi dan lapar jadi sulit dibedakan. hahaha. After the evening pray, we came back for dinner, The dinner was absolutely delicious. There were satay, grilled fish, spiced fish, soup, sour vegetables, pickles, snails (?).
IMG_3767
IMG_3767
IMG_3769
IMG_3769
IMG_3780
IMG_3780
Malam itu ditutup dengan pertunjukan dari warga sekitar, menggunakan bahasa daerah dna musik tradisional. Tapi sayang gue kurang begitu menikmati karena sudah mengantuk sangat. Kombinasi lelah, kenyang dan cuaca dingin berhasil memaksa diri untuk masuk kamar duluan. Gue tidur lebih awal, yang lain masih duduk menikmati pertunjukan sambil makan jagung bakar. We end the 'oohsome' evening by watching performance from local people, they use local language and traditional music. But unfortunately I lacked so much fun because I was very sleepy that moment. The Combination of tired, fed and cold weather forced myself to enter the room earlier than other. I sleep early, while the others still sit down enjoying the show and eating roasted corn.
IMG_3786
IMG_3786
Nanti dilanjut ke Hari kedua ya (!!) Wait for the Part II

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun