Mohon tunggu...
a writer
a writer Mohon Tunggu... pegawai negeri -

a Moslem : A human being : A scorpion

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

GEROMBOLAN SI BERAT KE BANDUNG

8 Januari 2015   21:56 Diperbarui: 1 September 2016   12:01 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Btw, saat perempuan bilang cuma beli ini itu , jangan percaya. Wanita itu pendusta dalam hal belanja.Karena ini itunya dikali ratusan kali. Dari jam 10 kami tiba di Pasar Baru , mereka baru keliatan ubun ubunnya jam 4 sore. Ajaib bukan? O ya, untuk oleh oleh di lantai dasar dijual cemilan khas bandung. Keripik, peyeum, dodol, basreng, sale pisang, dan lain lain. Kami semua kecuali herma beli sekotak, sementara Herma tiga kotak. Ada niat buka cabang di Lampung sepertinya. Sebelum turun kami makan (lagi) di lantai 7 yaitu foodcourt, cuaca yang dingin ditambah banyak gerak+cuapcuap+memang rakus ya begini jadinya. anak panti makan tiada henti.

 

IMG_3762
IMG_3762

***

Bersiap menuju perjalanan pulang , jam setengah enam sore mampir di deretan Factory Outlet di Jalan Dago. Jalan yang nama aslinya Jalan ir.H.Juanda ini dapat ditemui berbagai rumah makan, butik dan tempat hiburan. Dago sendiri dalam bahasa sunda artinya menantu atau menunggu, konon disebut jalan dago karena jalan ini sering dijadikan tempat bertemu alias rendezvous.

 

 Jadi jalan Dago ini terbagi dua ternyata,Pemirsa. Dago atas yang dimulai dari perempatan besar yang dikenal dengan simpang dago, hingga ke daerah dago Pakar yang udaranya lebih dingin. Di Dago atas banyak tempat makan atau restoran yang mengandalkan suasana alam yang tenang sebagai daya tariknya. Sementara Dago bawah yang dimulai dari simpang Dago sampai ke BIP (Bandung Indah Plaza) didatangi untuk yang mencari keramaian Bandung serta belanja belenji, karena sepanjang jalan berderet factori outlet ternama. Alhamdulillah dengan belas kasihan para wanita berbetis ksatria kami dapat pinjaman dana dan bisa beli beberapa barang bagus dan tentunya terjangkau. Sementara para cowo stay hanya di satu FO, para cewe masih punya tenaga untuk pilih baju dari FO 1 ke distro 25.

 

 

Disaat gue cuma beli kemeja merah maroon yang sekarang sudah beralih tangan ke Bokap gue, dan celana. Begitu pula Ryo dan fili yang beli barang yang ga jauh beda. Para Bidadari nyaris bisa bikin satu distro baru dengan baju-baju yang mereka beli. Ada rok mini, ada rok setengah mini, ada rok tidak mini, ada celana jeans pendek, ceana jeans ¾, celana jeans panjang, ada kaos, ada kaos tanpa lengan ada kaos lengan panjang ada jaket ada jilbab dan ada ada saja. Makanan terakhir kami di travelling kali itu adalah Batagor  ,sebuah kios yang ramai pengunjung dekat hotel Panghegar. Banyak batagor lain disekitar tapi ini yang lebih rame dan memang rasanya juara. Well, gue belom coba batagor lain di kios lain tapi yang ini memang asli enak. Soal belanja barang gue ga begitu tertarik, tapi soal makanan, jangan ditanya, kalap mata kalap mulut. 

"lo gak kenyang nang?" tanya ryo, menatap lanang yang ngunyah. "makan melulu" 

"Lo ga tau yo," timpal gue. "Di perut lanang itu ada tiga panti asuhan yang harus dia kasih makan. hahaha"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun