PEMBELAJARAN INOVATIF MENGGUNAKAN MEDIA BERDIFERENSIASI
Â
Pendahuluan
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, tujuan pendidikan sesuai UU. No. 20 tahun 2003 untuk mengembangkan potensi para pelajar dalam hal ini peserta didik agar bisa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Kemajuan teknologi saat ini sangat dirasakan dampaknya oleh siswa yaitu mereka dapat memperoleh dengan mudah berbagai pengetahuan melalui akses internet. Hal ini berdampak terhadap guru dalam mentransfer semua pengetahuan yang dimilikinya, mulai dari model, media bahkan sumber belajar yang digunakan. Oleh sebab itu perlu menerapkan pembelajaran inovatif dan menyenangkan melalui praktik baik di SMK Negeri 1 Kepulauan Aru, agar dapat memberikan motivasi rekan guru lainnya untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sesuai kemampuan peserta didik zaman ini.
Kondisi yang menjadi latar belakang  masalah mengapa praktik baik ini penting adalah rendahnya prestasi belajar siswa pada materi memahami penggunaan alat ukur pada mata pelajaran Dasar – dasar Teknik Otomotif sehingga pembelajaran menjadi kaku dan tidak menyenangkan. Hal ini membuat guru merancang pembelajaran yang menarik dan lebih menyenangkan terhadap pembelajaran yang telah dirancang.
Pembahasan
Dari penyebab diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi guru adalah :
Guru perlu menggunakan media pembelajaran yang tepat dan menarik bagi siswa
Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda.
Guru perlu merancang materi pembelajaran yang lebih menarik
Guru perlu mengembangkan aktivitas pembelajaran bagi siswa yang menyenangkan didalam kelas
Guru perlu menggunakan teknologi inovasi pembelajaran terkini yang sudah tersedia
Tantangan diatas bukan saja menjadi tantangan tersendiri namun hampir sebagian besar guru teknik umumnya, sehingga perlu ada kerjasama antar rekan sejawat, kepala sekolah bahkan siswa yang menjadi sasaran dari tujuan yang akan dicapai.
Berdasarkan tantangan diatas, maka langkah-langkah yang dilakukan adalah :
Guru merancang pembelajaran yang menggunakan media berdiferensiasi (auditori, visual, dan kinestetik) untuk membantu siswa memahami penggunaan alat ukur jangka sorong.
Guru menggunakan model PBL yang dapat menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa selama pembelajaran dengan fase sebagai berikut :
Orientasi siswa pada masalah : siswa mengamati video tentang pengenalan dan penggunaan alat ukur jangka sorong kemudian akan menjawab beberapa pertanyaan dari guru.
Mengorganisasikan siswa untuk belajar : siswa dibagi menjadi 3 kelompok sesuai dengan karakteristik gaya belajar mereka (auditori, visual, dan kinestetik) kemudian siswa secara berkelompok diberikan game interaktif (susun-tempel) yang menyenangkan sebelum mengerjakan LKPD untuk menemukan informasi penggunaan alat ukur jangka sorong.
Kesimpulan
Dampak dari langkah - langkah yang sudah terlihat selama proses pembelajaran model PBL adalah :
Penggunaan media berdiferensiasi (auditori, visual, dan kinestetik) membantu siswa lebih cepat memahami penggunaan alat ukur jangka sorong dan siswa tidak merasa bosan.
Penggunaan media game interaktif dapat membantu siswa lebih interaktif selama proses pembelajaran.
Pemilihan model PBL dapat membantu siswa meningkatkan keaktifan serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari artefak siswa yaitu 90% siswa mendapat nilai diatas 70 dan sudah melewati KKTP.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI