Mohon tunggu...
Sopi Napilah Maulidah
Sopi Napilah Maulidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Its does not matter how slowly you go. As long as you do not stop

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Memahami Sastra melalui Strukturalisme Naratologi

4 Mei 2024   14:03 Diperbarui: 4 Mei 2024   14:26 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baik teman- teman..
Dalam lautan kajian sastra, terdapat satu pilar teoretis yang memainkan peran vital dalam memahami esensi sebuah narasi, yaitu Strukturalisme Naratologi. Teori ini membuka pintu menuju pemahaman mendalam tentang narasi, memperlihatkan bahwa di balik setiap kisah tersembunyi terdapat struktur dan pola yang dapat diurai dan dianalisis secara sistematis.

Mau tahu lebih dalam tentang strukturalisme naratologi? Yuk lihat penjelasannya!

Strukturalisme naratologi merupakan cabang dari strukturalisme yang mengkaji struktur naratif dan dampaknya terhadap persepsi pembaca. Berbeda dengan pendekatan lain yang terfokus pada teks sastra saja, naratologi melihat keseluruhan teks sebagai rekaman aktivitas manusia (Ahimsa-Putra, 2001). Teori ini diasumsikan bahwa cerita adalah tulang punggung karya sastra dan memandang lebih dari sekadar kata-kata.

Lalu, siapakah figur sentral dalam srtukturalisme naratologi?

Dalam pengembangan strukturalisme naratologi, Algirdas Julien Greimas memainkan peran sentral. Lahir di Lituania, Greimas adalah ahli linguistik dan semiotik yang terkenal dengan kontribusinya dalam mengembangkan model kompleks strukturalisme naratologi (Misriyani & Boeriswati). Ia dikenal karena memperkenalkan konsep-konsep seperti aktan dan penerimaan, yang memperdalam pemahaman tentang karakter dan tindakan dalam cerita (Ahimsa-Putra).

Sebagai hasilnya, Greimas memperkenalkan konsep aktan dan penerimaan yang menyoroti tindakan karakter dalam cerita dan bagaimana cerita diterima oleh pembaca atau penonton. Model analisis naratif yang dikembangkan oleh Greimas membantu mengurai kompleksitas cerita dengan memperhatikan hubungan antara elemen-elemen cerita dan makna keseluruhan (Alaini, 2014). Pendekatan ini menekankan pada analisis struktural yang mendalam untuk mengungkap hubungan antara elemen-elemen cerita. Terlepas dari itu, ada juga pendekatan yang menggabungkan teori semiotik dalam analisis cerita, serta pendekatan yang memperhatikan aspek sosial-budaya dalam interpretasi cerita (Misriyani, Boeriswati, & Herlina, 2022). Dan setiap pendekatan memiliki nilai dan fokus analisisnya sendiri.

Sebelum kita sampai pada kesimpulan, yuk kita lihat sisi positif dan negatif dari teori ini!

Strukturalisme naratologi memiliki kelebihan dalam menyajikan secara terperinci kehidupan tokoh-tokoh dalam cerita dan memudahkan analisis karakter serta konflik dalam sebuah narasi. Namun, kelemahannya adalah fokus yang terlalu mendalam pada aspek formal dan struktural cerita, seringkali mengabaikan aspek emosional dan psikologis yang juga penting dalam pengalaman membaca atau menonton sebuah karya naratif (Alaini, 2014).

Oke, pada intinya Strukturalisme naratologi khususnya yang dikembangkan oleh Greimas, memberikan landasan teoritis yang kuat bagi studi sastra dan analisis naratif dalam berbagai konteks sastra dan budaya. Meskipun memiliki kelebihan dalam menyajikan analisis yang terperinci terhadap struktur cerita, penting untuk diingat bahwa pendekatan ini tidak selalu memperhatikan aspek-aspek non-struktural yang juga memengaruhi pemahaman dan pengalaman membaca atau menonton karya naratif.

REFERENSI:

Ahimsa-Putra, H. S, Strukturalisme Levi-Strauss; mitos dan karya sastra (Yogyakarta: Galang Press, 2001).

Andi, Pranata et al. "Analisis Strukturalisme Naratologi Legenda Tanjung Menangis". Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan (JRKTL). Vol. 1 No. 1 (2018), h. 34--39.

Alaini, N. N, Struktur naratif cerita rakyat Sumbawa Barat, Jurnal Atavisme, 17 (2), 2014, 240-253.

Fitri, Qomariyah et al. "Struktur dan Fungsi Cerita Rakyat Paser Putri Petung di Kabupaten Paser Kalimantan Timur". Jurnal Sastra Indonesia. Vol. 12 No. 1 (2023), h. 81--88.

Misriyani, A., Boeriswati, E., & Herlina. (2022). Aktan dalam Novel The Maze Runner Karya James Dashner: Kajian Naratologi A. J. Greimas. Indonesian Language Education and Literature, 8(1), 59--72. https://doi.org/10.24235/ileal.v8i1.7028

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun