Mohon tunggu...
Sopariyah
Sopariyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal, Tradisi Beantar Jujuran Bagi Masyarakat Dayak Muslim di Kotawaringin Timur

13 September 2023   15:18 Diperbarui: 13 September 2023   16:33 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 

Indonesia memiliki ragam budaya yang berbeda-beda, salah satunya ialah budaya dan tradisi beantar jujuran. Tradisi jujuran menjadi tradisi yang sakral dalam konstruksi budaya masyarakat tertentu. Sakralitas ini terlihat pada adat istiadat yang mengiringi prosesi pernikahan. Setiap masyarakat memiliki tahapan prosesi yang berbeda dimana perbedaan nilai budaya yang dianut oleh masing-masing masyarakat. Oleh karena itu pada tradisi ini tidak hanya sekadar prosesi penyatuan dua insan manusia dalam sebuah ikatan namun menjadi representasi identitas dan sebagai media penyampaian pesan tertentu dalam suatu masyarakat. 

Tradisi ini dilaksanakan saat menjelang pernikahan bagi masyarakat dayak muslim di kotawaringin Timur. Bagi masyarakat tradisi ini tidak dapat dipisahkan karena dalam ritus peralihan tradisi tersebut merupakan hasil dari para leluhur.  jujuran yang merupakan pemberian dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang berupa benda, uang dan pelengkap lainnya sebagai syarat untuk melangsungkan pernikahan. dapat dimaknai bahwa jujuran merupakan bentuk rasa kasih sayang, hormat serta menghargai pihak perempuan.  Tradisi beantar jujuran masyarakat Dayak di Kotawaringin Timur berbeda dengan tradisi beantar jujuran masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan diantaranya: 

Material prosesi beantar jujuran | Dokumentasi pribadi
Material prosesi beantar jujuran | Dokumentasi pribadi
  • Tabur Behas Kuning (Tabur Beras Kuning), prosesi ini dilakukan saat mempelai laki-laki sampai di rumah mempelai wanita dan di tabur beras kuning dengan membaca sholawat sebanyak tiga kali. beras yang ditabur dicampur dengan permen, uang logam, bedak dingin, daun pandan dan minyak wangi melati. makna dari tabur beras kuning ialah sebagai wujud syukur dan rasa bahagia atas kedua mempelai. 
  • Pohon pisang dan pohon pinang, pohon tersebut dihias semenarik mungkin dengan kertas minyak berwarna-warni dan digantung uang. Uang yang digantung dimulai dari nominal kecil hingga besar, pohon tersebut di serahkan kepada mempelai wanita untuk ditanam. makna dari pohon pisang dan pohon pinang ialah agar rumah tangga kedua mempelai kuat, kokoh dan Ruhuy rahayu.
  • Bakul (dalam Bahasa dayak), pembersih beras (bakul) di hias degan kertas minyak berwarna sebagai tempat uang yang di berikan dari mempelai laki-laki. Uang yang diserahkan diletakkan kedalam bakul dan diaduk menggunakan wancuh (sendok nasi yang terbuat dari kayu) sebanyak tiga kali dengan membaca sholawat, setelah itu bakul diletakkan diatas kepala wanita dan dibacakan sholawat serta doa dengan harapan untuk kedua calon mempelai dalam lindungan yang maha kuasa dan dilancarkan dalam melangsung pernikahan. Selanjutnya, pihak mempelai wanita dapat menyediakan talam (nampan) berukuran besar yang di gunakan sebagai tempat untuk meletakkan seluruh pemberian pihak mempelai laki laki yang berupa kebutuhan wanita yang dimulai dari ujung rambut hingga kaki selengkapnya. 
  • Kunyit dan Jahe, bumbu rempah dapur yang sering kita jumpai terdapat juga dalam prosesi beantar jujuran. kunyit dan jahe diserahkan kepada calon mempelai wanita aar dapat ditanam dan memiliki makna jika tumbuhan tersebut subur maka menjadi renungan untuk kedua mempelai agar menjadi rumah tangga yang baik dan tuntung pandang. 
  • Kue bolu dan Buah-buahan, merupakan oleh-oleh yang diberikan mempelai laki laki sebagai seorang tamu yang datang kerumah wanita dan oleh oleh ini merupakan hadiah dan dapat disuguhkan kepada para tamu. 
  • Pasang Cincin, setelah semua prosesi selesai dilanjutkan dengan pasang cincin untuk kedua mempelai, pada pemasangan cincin pihak keluarga dapat menentukan waktu pernikahan. cincin yang dipasangkan kepada kedua mempelai merupakan salah satu bukti kesungguhan laki-laki kepada wanita untuk menuju kehidupan rumah tangga. selain itu cincin juga sebagai pertanda bahwa kedua pasangan memiliki ikatan.

Banyaknya tahapan dalam prosesi beantar jujuran adat Dayak Kotim hal ini sangat menarik. Selain Budaya, masyarakat Dayak kotim memiliki hubungan yang sangat erat dan nuansana islam tidak dapat dipisahkan dari berbagai adat dan budaya yang berlaku. Tradisi jujuran bukan syarat sah nya pernikahan serta tidak ada kewajiban dalam pelaksanaanya, jujuran merupakan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. 



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun