Mohon tunggu...
Adya pranike trisowno
Adya pranike trisowno Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hai, saya Adya Pranike Triswonoo, mahasiswa jurusan Teknologi Pangan. Saat ini, saya sedang mengejar gelar sarjana di bidang yang sangat saya minati, yaitu teknologi pangan. Saya tertarik pada inovasi pangan dan bagaimana teknologi dapat meningkatkan kualitas serta keamanan produk pangan. Selain itu, saya juga berminat dalam penelitian terkait nutrisi dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Gelatinisasi Pati dalam Pembuatan Cilok: Rahasia di Balik Tekstur Kenyal

19 Oktober 2024   12:30 Diperbarui: 19 Oktober 2024   12:42 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa yang tak kenal cilok? Jajanan khas Jawa Barat yang satu ini telah menjadi favorit banyak orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dengan tekstur kenyal dan cita rasa gurih yang disajikan dengan bumbu kacang atau saus pedas. Tapi, pernahkah kamu bertanya, apa yang membuat tekstur cilok begitu kenyal? Jawabannya ada pada sebuah proses penting yang disebut gelatinisasi pati.

 

Apa Itu Gelatinisasi Pati?

 

Sederhananya, gelatinisasi pati merupakan proses di mana pati dalam tepung menyerap air saat dipanaskan, lalu mengembang dan berubah menjadi gel yang lengket. Nah, dalam pembuatan cilok, tepung tapioka yang digunakan sebagai bahan utama kaya akan pati. Ketika air mendidih dituangkan ke adonan tepung, panas itu memicu gelatinisasi. Molekul pati yang awalnya kaku mulai longgar, lalu menyerap air, dan terbentuklah tekstur kenyal yang elastis—itulah yang membuat cilok begitu istimewa.

Coba bayangkan, tanpa gelatinisasi, cilok mungkin tak akan terasa seperti yang kita kenal. Alih-alih kenyal dan lembut, cilok bisa jadi terlalu keras atau justru lembek. Jadi, proses gelatinisasi ini sangat penting untuk mendapatkan cilok yang sempurna!

 

Mengapa Gelatinisasi Pati Penting dalam Pembuatan Cilok?

 

Proses gelatinisasi tidak hanya soal rasa. Proses ini juga berperan menjaga bentuk cilok tetap utuh saat direbus atau dikukus. Tanpa gelatinisasi yang baik, adonan cilok bisa hancur ketika dimasak. Itulah mengapa takaran air, jenis tepung, dan suhu saat mencampur adonan sangat berpengaruh.

Tepung tapioka, bahan utama cilok, sangat kaya akan pati. Inilah yang membuat tepung ini sangat efektif menghasilkan tekstur kenyal. Dibandingkan dengan tepung terigu, yang biasanya menghasilkan adonan lebih padat dan kurang lentur. Jadi, tepung tapioka memang pilihan terbaik untuk mendapatkan cilok yang kenyal sempurna.

 

Tips Membuat Cilok Kenyal yang Sempurna

Supaya cilok buatanmu memiliki tekstur kenyal yang pas, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan:

Rasio Tepung dan Air: Pastikan perbandingan antara air dan tepung tepat. Terlalu banyak air bisa bikin adonan lembek, sementara terlalu sedikit akan membuat cilok keras.

Suhu Air: Gunakan air yang benar-benar mendidih untuk mencampur tepung tapioka. Suhu panas ini sangat penting agar gelatinisasi terjadi dengan sempurna.

Pengadukan yang Merata: Aduk adonan secara merata agar setiap bagian mengalami gelatinisasi dengan baik, sehingga tekstur cilok konsisten di setiap gigitan.

 

Kenikmatan Cilok dan Sains di Baliknya

Kini, kamu tahu bahwa di balik kenikmatan cilok yang kita nikmati, ada proses ilmiah yang membuatnya begitu unik. Gelatinisasi pati adalah kunci utama

 

 

Sumber Referensi 

  Biliaderis, C. G. (2009). Starch Gelatinization. Encyclopedia of Food Sciences and Nutrition (2nd ed.). Academic Press, pp. 5584-5590.

  Moorthy, S. N. (2002). Physicochemical and Functional Properties of Tropical Tuber Starches: A Review. Starch - Stärke, 54(12), 559-592.

  Singh, J., McCarthy, O. J., & Singh, H. (2006). Physicochemical and Functional Properties of Starches. Food Science and Technology International, 12(5), 439-448.

  Thomas, D. J., & Atwell, W. A. (1999). Starches: Practical Guides for the Food Industry. American Association of Cereal Chemists, pp. 9-14.

  Wang, S., Copeland, L., & Niu, Q. (2015). Starch Retrogradation: A Comprehensive Review. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun