Mohon tunggu...
Erikson Wijaya
Erikson Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Ditjen Pajak- Kementerian Keuangan. Awardee LPDP PK-160. A Graduate Student of Business Taxation at The University of Minnesota, USA (Fall 2020).

Be strong for life is short. Be patient for life is good. Be bold for life is challenging.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dikatakan Mirip Indonesia, Bagaimana Kinerja Pajak Uganda?

27 Juni 2020   14:52 Diperbarui: 28 Juni 2020   13:28 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cukup mengejutkan ketika Kepala Badan Kebijakan Fiskal menilai Indonesia dan Uganda bisa terbilang sama dalam hal kinerja capaian penerimaan pajak yang diukur melalui  Tax Ratio. 

Biasa dibandingkan dengan Malaysia, Singapura, atau Thailand dalam banyak hal, tentu saja kesebandingan dengan Uganda adalah hal yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Oleh sebab itu, pertanyaan utama yang layak bersama kita jawab adalah: berapa Tax Ratio Uganda?

Indonesia VS Uganda: Angka-Angka yang Berbicara

Data dari OECD menunjukkan bahwa Tax Ration Uganda pada tahun 2017 sebesar 13.50%. Angka itu berada di bawah rerata raihan Tax Ratio negara Afrika di kisaran hampir 18.0%. 

Meski begitu, angka 13.50% yang dicatatkan oleh Uganda adalah capaian tertinggi yang telah diraih jika ditarik mundur sampai ke tahun 2000. Bagaimana dengan Indonesia, mari kita lihat.  

Pada tahun 2017, Indonesia, setelah diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), mencatatkan kinerja Tax Ratio senilai 10.7%. Angka ini merupakan Tax Ratio terendah se- Asia Pasifik dan juga dibawah rata-rata kawasan LAC (Latin America and the Caribbean) dan Afrika (masing-masing sebesar 22,8% dan 18,2%). 

Meski Indonesia dan Uganda menunjukkan kinerja yang buruk dibanding catatan Tax Ratio di sejumlah negara sekitar kawasannya, tidak seperti Uganda yang membukukan raihan terbaik pada 2017, Indonesia, pada tahun itu, justru berada dalam raihan terburuknya sejak tahun 2001. 

Dengan capaian Tax Ratio Indonesia pada tahun 2018 dan 2019 hanya mencapai 10,2% dan 9.80%, kekhawatiran akan tren pemburukan ini diprediksi akan terus terjadi terutama akibat Pandemi COVID19 pada tahun 2020 ini.

Penurunan Tax Ratio: Alarm bagi Indonesia

Tidak mudah meningkatkan Tax Ratio. Kenaikan jumlah perputaran uang atau meningkatnya aktifitas ekonomi di suatu negara tidak otomatis mengungkit kinerja penerimaan pajak. 

Angka pada Tax Ratio adalah hasil interaksi antara sistem perpajakan, kemudahan investasi dan bisnis, stabilitas politik dan ekonomi, hingga kualitas sumber daya manusia. 

Dengan kata lain, upaya peningkatan Tax Ratio adalah pekerjaan rumah yang dimiliki segenap pemangku kepentingan di negeri ini terutama mereka yang mengampu aspek-aspek tadi. Sehingga beban terkait rendahnya kinerja Tax Ratio tidak boleh ditimpakan hanya bagi Ditjen Pajak Kementerian Keuangan semata.

Uganda dan Indonesia memiliki struktur atau komposisi penerimaan pajak yang sama. Penerimaan Pajak Uganda pada tahun 2017, lebih dari 53% ditopang dari PPN dan pajak lainnya atas barang dan jasa. Indonesia juga demikian, hampir 50% total penerimaan pajak pada tahun 2017 dibentuk dari PPN dan pajak lainnya terkait barang dan jasa (PPh 22 Impor). 

Sementara kontribusi dari pembayaran Pajak Penghasilan Orang Pribadi berada pada porsi yang tidak signifikan. Ini menujukkan bahwa kedua negara ini menggantungkan penerimaan pajak mayoritas dari sektor konsumsi. 

Sektor ini tidak terhubung erat dengan perilaku kepatuhan sukarela yang menjadi simbol bagi kesadaran pajak dalam kehidupan sehari-hari. 

Kesimpulan

Mensejajarkan Indonesia dan Uganda dalam hal kinerja Tax Ratio adalah hal yang cukup dilakukan untuk memberikan gambaran soal minimnya kepatuhan pajak di Indonesia. 

Namun ini belum cukup, membandingkan dengan Uganda harus diikuti dengan upaya atau kesediaan untuk merenungkan soal bagaimana kemudian Uganda mampu membukukan raihan terbaik di tahun 2017 sementara Indonesia sebaliknya. 

Ekonomi Uganda mungkin tidak sebesar Indonesia, namun jika mungkin ada hal baik yang dapat ditiru sebagai lessons learned dari Uganda, tentu saja kajian yang makin intensif perlu dilakukan.

Juni 2020 

P.s.: 

1. Ditulis sambil mangku anak lanang yang kelelahan usai bermain seharian. Mohon maklum jika ada kekurangan disana-sini.

2. Gambar diambil dari sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun