Pada tingkat fisika, ini adalah contoh penerapan hukum kekuatan material, di mana gaya yang diterapkan pada suatu objek dapat menyebabkan perubahan pada bentuk dan strukturnya. Gaya ini dapat berupa tekanan, tarik, atau gesekan yang pada akhirnya akan merusak struktur internal material tersebut. Benturan ini juga memengaruhi distribusi energi dalam kayu, yang mengarah pada perubahan bentuk (misalnya, retakan atau penyok).
Pada tingkat kimia, setelah tongkat kayu mengalami kerusakan fisik, celah atau retakan yang terbentuk dapat mempercepat proses oksidasi dan degradasi kimia. Molekul oksigen yang hadir di udara akan masuk melalui celah-celah tersebut dan mempengaruhi selulosa dan lignin yang ada di dalam kayu. Proses ini, yang melibatkan reaksi oksidasi, mempercepat pelapukan kayu karena ikatan kimia dalam material kayu mulai terputus, sehingga kayu menjadi lebih rapuh dan mudah rusak.
Ini adalah contoh dari bagaimana dua prinsip sains yang berbeda---fisika (gaya dan tekanan) dan kimia (reaksi oksidasi)---dapat berinteraksi untuk menghasilkan perubahan pada material, dalam hal ini pada kayu yang digunakan dalam permainan patil lele.
Kesimpulan: Pembelajaran Interdisipliner dalam Permainan Tradisional
Permainan tradisional seperti patil lele bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana yang efektif untuk mengajarkan keterpaduan antara fisika, kimia, dan biologi. Melalui permainan ini, kita dapat memahami bagaimana ilmu pengetahuan bekerja bersama-sama untuk menjelaskan fenomena yang terjadi di dunia nyata. Dari gerakan otot manusia yang melibatkan gaya fisika, hingga degradasi kayu yang melibatkan reaksi kimia dan aktivitas mikroorganisme, setiap aspek dari permainan ini memperlihatkan bagaimana sains berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, permainan ini menjadi alat pembelajaran lintas disiplin yang menggabungkan teori dan praktik secara harmonis, memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang dunia di sekitar kita.
Penutup
Permainan tradisional patil lele adalah bukti bahwa budaya lokal memiliki nilai edukasi yang tinggi. Dengan pendekatan keterpaduan ala Fogarty, kita dapat menggali fenomena sains yang tersembunyi dalam permainan ini, sekaligus memperkenalkan konsep fisika, kimia, dan biologi secara aplikatif kepada siswa. Oleh karena itu, pelestarian permainan tradisional tidak hanya penting untuk menjaga warisan budaya, tetapi juga untuk menciptakan metode pembelajaran yang kreatif, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H