Mohon tunggu...
Begawan Guno Seco
Begawan Guno Seco Mohon Tunggu... profesional -

Wong Ponorogo sing nunut lahir ning Suroboyo. Uga salah siji praktisi TI, sing saiki kerja nang Bandung. Sempat uga ngangsu kawruh nang UI.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Islam Dihina?

3 Februari 2010   02:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:07 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Ini berkaitan dengan beberapa situs yang menayangkan beberapa karikatur dan artikel yang menyudutkan dan menghina Islam, yang belakangan ini lebih marak lagi. Ternyata Anti-Islam itu memang ada dan tidak mengada-ada."


Tentunya ini membuat siapa saja yang mendengarnya sangat risih dan sangat mengganggu, tidak hanya ummat Islam saya rasa yang terganggu dengan kehadiran situs-situs ini, tetapi ummat yang lain juga. Karena boleh jadi kemudian agama mereka yang menjadi bahan olok-olok dan tertawaan.

Sungguh menyebalkan memang membaca dan melihat komentar dan gambar-gambar kartun itu. Sebagai seseorang yang mengimani Islam, hal tersebut memang sangat menyakitkan. Saya tidak tahu, motivasi apa yang melandasi mereka dalam membuat beberapa situs dan blog, salah satunya yang tayang di wordpress dan lainnya. Ingin cepat terangkat trafik blognya atau motivasi lainnya, saya kurang paham, kalau tujuannya agar trafik kunjungan situsnya meningkat, itu merupakan suatu hal yang keterlaluan dan tidak bisa di maafkan.

Sekarang, bagaimana sikap kita menghadapi situs-situs ini? Apakah kita pasrah saja Islam di hina dan di rendahkan? Kita memang patut marah terhadap aksi-aksi yang mereka lakukan.

Pembaca sekalian, semoga yang membuat situs-situs dan karikatur-karikatur itu mendapatkan hidayah Allah, bila tidak, kasihan kepada mereka. Sesungguhnya hatinya kering kerontang merana. Mereka hanya melampiaskan kekesalan terhadap keresahan di hatinya sendiri, karena tidak menemukan ketenangan dan kedamaian dengan memeluk salah satu agama itu.

Lalu sikap kita?


  1. Berdoa kepada Allah agar memberi hidayah kepada pelaku penghinaan dan pelecehan tersebut. Pembaca sekalian, Rasulullah SAW itu sedih ketika seseorang mati tanpa kalimah tauhid. Rasulullah SAW sedih ketika ada seorang yahudi mati, kenapa? Karena dia akan menghadapi siksaan dan penderitaan di akhirat. Bila dia tidak mendapatkan hidayah, maka itu urusan Allah sendiri untuk menghancurkannya, dengan cara-cara Allah, bukan dengan cara-cara kita. Lihat saja Qorun, Fir'aun, Hamman, Namrud dan lain-lain musuh Islam, setelah datang peringatan kepada mereka dan mereka tidak mau taat dan tunduk kepada Allah. Maka mereka di hancurkan dengan cara-cara yang hina.
  2. Membenci dalam hati, karena hal itu benar-benar kemungkaran. Karena benci akan kemungkaran adalah tanda masih adanya iman dalam hati kita.
  3. Berusaha dengan kemampuan kita untuk mencegah, memerangi situs itu, baik dengan cara meng-hack atau men-deface situs-situs itu, bila kita mampu melakukannya.
  4. Dengan kekuasaan kita sebagai aparat negara. Membekukan situs-situs tersebut.
  5. Sebagai komunitas blog, mari kita boikot situs-situs tersebut, lacak IP Addressnya, laporkan kepada yang berwajib.
  6. Kita instropeksi diri juga, jangan sampai kita menghina atau melukai ummat lainnya, karena inipun di larang oleh Rasulullah SAW. Biarlah Allah SWT yang menjawab hinaan-hinaan itu.


Mengapa Islam harus di hina dan di caci?

Menurut pendapat saya yang doif ini, penghinaan dan pencelaan terhadap agama Islam, sudah terjadi sejak dahulu, bahkan sejak pertama kali Islam mulai di dakwahkan oleh Nabi kita Muhammad SAW. Ketika itu Abu Jahal mengatakan kepada Rasulullah SAW, "Wahai Muhammad, apakah kamu ingin kaya? Ingin berkuasa? Atau ingin perempuan yang tercantik di tanah Arab ini?" Begitulah kira-kira kata ejekan Abu Jahal kepada keponakannya sendiri, yakni Muhammad SAW. Bahkan, dalam perjanjian Hudaybiah, Nabi Muhammad dilarang menggunakan title "Rasulullah", maka di jawab oleh Allah dalam Surat Al-Fath: 29:

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda meraka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Fath:29)


Memang sudah jelas, dalam ayat diatas. Dan dengan satu ayat ini pun sudah cukup kita mengetahui bagaimana mereka (pembuat situs-situs penghinaan) itu. Mereka jengkel dan marah, karena Islam semakin hari semakin banyak pemeluknya, bahkan di negara-negara Eropa dan Amerika, Islam menjadi pilihan dan meninggalkan agama mereka terdahulu. Karena Islam adalah agama hati. Hati manusia yang merupakan segalanya berasal. Hati manusia adalah fitrah dan tidak bisa di bohongi. Hati kecil manusia pasti menginginkan kebahagiaan dan kedamaian.

Orang-orang kafir memang hendak membuat makar kepada Allah, dengan membuat aliran garis keras, yang seolah-olah itu di benarkan dalam Islam, bahkan mereka memakai dalil-dalil Qur'an untuk membenarkan tindakan mereka. Padahal tak lain dan tak bukan itu adalah musang berbulu ayam. Orang yang tidak ingin Islam kembali bangkit sebagai agama pembawa cahaya di muka bumi ini. Agama yang tidak berorientasi dunia saja, tetapi kepada kekekalan kebahagiaan yang abadi nanti di yaumil qiyamah.

Wahai, saudaraku se-iman, sebarkanlah Islam sebagai pembawa kedamaian, bukan perpecahan dan pembuat konflik. "Anjing menggonggong kafilah berlalu", biarlah apa yang mereka katakan itu dan segala penghinaannya, biarkanlah Allah saja yang akan menghukum mereka, bukan kita, tugas kita adalah selalu mendakwahkan kebenaran dan menegakkan kalimat Tauhid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun