Mohon tunggu...
Sony Sugiharto
Sony Sugiharto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teman Bermain

Menceritakan aktivitas bermain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jateng Dolanan

15 November 2024   07:12 Diperbarui: 15 November 2024   07:12 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Hompimpa Semarang

     

    Bermain menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi anak-anak, karena melalui bermain dapat mengembangkan segala aspek kemampuan yang bisa digunakan untuk menjalani kehidupan sehari-hari.  Melalui bermain yang cenderung melakukan aktivitas fisik, mejalin interaksi dengan sesama, dan penuh imajinasi sehingga dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan, mengembangkan kemampuan gerak secara optimal, meningkatkan kemampuan berinteraksi, melatih kreatifitas, dan pembentukan karakter. Aktivitas bermain yang sangat cocok untuk masa tumbuh dan berkembang bagi anak-anak yaitu melalui kegiatan permainan tradisional. Permaian tradisional menjadi warisan budaya yang diturunkan dari generasi  ke  generasi sebagai betuk ciri khas budaya suatu daerah. 

Sayangnya era modern sekarang ini sudah jarang sekali ditemui anak-anak yang menngisi waktu luang untuk bermain seperti  egrang,  kelereng, sunda manda, dan permainan tradisional lainnnya.  Penurunan minat tersebut disebabkan oleh:  1. Perkembangan zaman yang semakin pesat, 2. Kurangnya pewaris  budaya permainan tradisional, dan 3. Lahan/prasarana bermain yang semakin sempit atau tidak ada. Padahal melalui bermain permainan tradisional menjadi aktivitas yang menyenangkan yang didapatkan selama proses bermain tanpa harus menunggu hasil akhir permainan, hal inilah yang menjadi keunikan permainan tradisional dibandingkan permainan  modern seperti game online yang ada digadget.

     Pada  dasarnnya pendidikan yang diberikan kepada anak-anak tidak serta merta melalui kegiatan belajar, melainkan juga kegiatan bermain sebagai aktivitas nyata dan menyenangkan.  Akan tetapi sekarang ini sangat jarang sekali ditemukan fasilitas dan tempat bermain yang ada  dilingkungan untuk anak-anak saling berinteraksi dan mengeksplorasi diri. Padahal kebiasaan lingkungan masyarakat yang ada disekitar juga  menjadi bagian dari Tri Pusat Pendidikan selain  peran orang tua dan pendidikan formal di sekolah. 

Tri Pusat Pendidikan harus saling  bersinergi untuk mewujudkan cita-cita pendidikan, yaitu menjadikan generasi penerus yang unggul  dan berkarakter. Peran orang tua atau keluarga sebagai pemegang pendidikan utama harus  memberikan pengarahan dan pengawasan kepada anak-anak selama proses tumbuh dan berkembang. Begitu  juga pedidikan di sekolah harus memberikan pengajaran agar anak-anak  dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Sementara lingkungan masyarakat  juga perlu untuk memberikan pegaruh positif kepada anak-anak agar dapat menciptakan kualitas diri dan karakter yang lebih baik.

     Komunitas Kampoeng Hompimpa Semarang berinisiasi melaksanakan program event bermain yang diberi nama Festival Permainan Tradisional dengan tema "Road  Show  Jateng Dolanan". Event ini juga membuka kesempatan kepada komunitas atau instansi untuk berkolaborasi. Bertujuan untuk mengenalkan dan mengajak bermain permainan tradisional bersama dengan masyarakat khususnya anak-anak dalam konsep sekolah karakter yang dilaksanakan dibeberapa daerah Jawa Tengah. Konsep sekolah karakter yang dipersiapkan merupakan sebuah bentuk pendidikan karakter percaya diri dan kerjasama yang diperoleh melalui kegiatan bermain permainnan tradisional. Adapun jenis permainan tradisional yang dapat dimainkan diantaranya ada engklek, egrang tali, gangsing, megok-megokan, ular naga, dan masih banyak permainan yang lain. Semakin banyak permainan yang dimainkan dapat memberikan kesan tersendiri dan manfaat salah satunya memberikan pendidikan karakter terkhusus untuk meingkatkan kepercayaan diri dan kemampuan dalam bekerja sama. Di era modern sekarang ini dua karakter tersebut menjadi suatu hal yang sangatlah penting untuk kelangsungan hidup sehari-hari baik sebagai individu yang hidup mandiri maupun menjalin interaksi dengan sesama.

     Program Road Show ini sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan akan perlunya wadah dan fasilitas bermain permainan tradisional di lingkungan masyarakat, yang mana di era modern sekarang ini eksistensinya sudah semakin menurun. Hal tersebut bukan tanpa sebab, melainkan adanya perubahan zaman yang semakin modern sehingga daya tarik anak-anak lebih suka menghabiskan waktunya pada tampilan-tampilan yang menggiurkan seperti yang ada pada gadget, oleh karena itu hadirnya permainan tradisional dapat sebagai penyeimbang dalam hal memenuhi kebutuhan anak-anak dalam masa tumbuh dan berkembang. 

Komunitas Hompimpa Semarang sebagai komunitas sosial, budaya, dan pendidikan yang dikonsep melalui kegiatan bermain permainan tradisional hadir di daerah-daerah Jawa Tengah untuk memberikan edukasi tentang permainan tradisional dan memberikan fasilitas alat-alat permainan agar dapat digunakan secara berkelanjutan. Yang diharapan dari Hompimpa yaitu anak-anak mengetahui jenis-jenis permainan tradisional, setelah tahu menjadi mau untuk mencoba, dan pada akhirnya mencintai permainan tradisional sebagai aktivitas bermain yang menyenangkan dan dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan segala aspek kehidupan. Sejalan dengan itu budaya bermain permainan tradisional tetap lestari hingga ke generasi selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun