Mohon tunggu...
Sony Sugiharto
Sony Sugiharto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teman Bermain

Menceritakan aktivitas bermain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Permainan Rangku Alu

28 Juli 2024   15:33 Diperbarui: 28 Juli 2024   15:38 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Hompimpa: SDN Ungaran 05

     

     Indonesia memiliki berbagai macam keberagaman budaya yang diwariskan secara turun temurun. Salah satunya permainan rakyat atau tradisional yaitu Rangku Alu. Rangku Alu berasal dari Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Kata "Rangku" berarti "menjepit" dan "Alu" berarti "alat penumbuk padi". Permainan memiliki keterkaitan dengan tradisi masyarakat setempat, khususnya dalam ritual panen padi. 

NTT termasuk daerah yang memiliki potensi hasil perkebunan bervariasi seperti kopi, cengkeh, kakao, kelapa, hingga tembakau. Begitu juga dengan hasil pertanian seperti padi, kedelai, kacang-kacangaan, dan umbi-umbian yang sangat melimpah. Setelah panen para masyarakat melakukan tarian Rangku Alu sebagai bentuk rasa syukur dan Bahagia atas hasil yang didapatkan. Adapun kegiatan tersebut dilakukan pada saar bulan purnama selepas panen dengan bertempat di tanah lapang tanpa rumput karena dirasa lebih aman atau agar tidak tergelincir.

     Sejarah singkat Rangku Alu:

  • Awal Mula: Dipercaya bahwa Rangku Alu sudah dimainkan sejak lama oleh masyarakat Manggarai, sebagai bagian dari tradisi panen padi.
  • Kaitan dengan Ritual: Dahulu, Rangku Alu dimainkan setelah panen padi selesai, sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
  • Evolusi Permainan: Seiring waktu, Rangku Alu tidak hanya dimainkan dalam ritual panen, tetapi juga menjadi permainan rakyat yang digemari oleh semua kalangan.

     Rangku Alu dimainkan oleh minimal 5 orang, dengan 4 orang bertugas memegang dan menggerakkan bambu, dan 1 orang sebagai pemain yang melompat. Bambu dipegang dan diayunkan secara berpasangan, membentuk celah di antara bambu yang harus dilompati oleh pemain. Permainan ini memiliki beberapa tingkatan kesulitan, dengan celah bambu yang semakin sempit pada setiap tingkatan. Pemain yang berhasil melompat tanpa terjepit bambu akan melanjutkan ke tingkatan berikutnya.

     Persiapan:

  1. Alat: Siapkan 4 batang bambu dengan panjang sekitar 2 - 3 meter.
  2. Pemain: Bagi pemain menjadi 2 kelompok, yaitu 4 orang sebagai pembawa bambu dan 1 orang atau lebih sebagai pemain yang melompat.
  3. Posisi: 4 orang pembawa bambu berjongkok atau duduk bersila berhadapan dan memegang bambu secara berpasangan, membentuk celah di antara bambu. Pemain yang melompat bersiap di sisi bambu.

     Cara Bermain:

  1. Irama: Salah satu pembawa bambu memulai permainan dengan memberikan aba-aba dan mengatur irama. Selama bermain juga dapat menentukan irama melalui lagu-lagu daerah seperti Ampar-Ampar Pisang, Gambang Suling, dan lain-lainnya.
  2. Gerakan Bambu: Para pembawa bambu mengayunkan bambu ke atas dan ke bawah secara berpasangan, dengan celah bambu yang semakin sempit pada setiap irama.
  3. Lompat: Pemain yang melompat harus melompati celah bambu dengan tepat pada saat celah terbuka lebar, sesuai dengan irama.
  4. Tingkatan: Permainan memiliki beberapa tingkatan kesulitan, dengan celah bambu yang semakin sempit pada setiap tingkatan.
  5. Pergantian Pemain: Pemain yang berhasil melompat tanpa terjepit bambu akan melanjutkan ke tingkatan berikutnya. Pemain yang terjepit bambu digantikan oleh pemain dari kelompok lain.
  6. Pemenang: Permainan terus berlangsung hingga semua pemain telah melompat. Kelompok dengan pemain yang paling banyak berhasil melewati tingkatan adalah pemenangnya.

     Tips Bermain:

  • Kerja Sama Tim: Para pembawa bambu harus bekerja sama dengan baik untuk mengayunkan bambu dengan ritmis dan selaras.
  • Konsentrasi: Pemain yang melompat harus fokus dan berkonsentrasi untuk mengikuti irama dan melompat dengan tepat.
  • Kelincahan: Pemain yang melompat harus memiliki kelincahan dan ketangkasan untuk menghindari jepitan bambu.
  • Sportivitas: Permainan ini mengajarkan sportivitas dalam menerima kemenangan dan kekalahan.

     Manfaat Bermain Rangku Alu:

  • Melatih fisik: Permainan ini dapat melatih kelincahan, ketangkasan, dan koordinasi tubuh.
  • Meningkatkan kerja sama tim: Pemain harus bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan bersama.
  • Menanamkan nilai sportivitas: Permainan ini mengajarkan sportivitas dalam menerima kemenangan dan kekalahan.
  • Melestarikan budaya: Permainan ini merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa yang harus dilestarikan.

     Variasi Permainan:

     Permainan Rangku Alu dapat dimodifikasi dengan berbagai variasi, seperti:

  • Meningkatkan jumlah pemain: Permainan dapat dimainkan dengan lebih banyak pemain, dengan beberapa pemain sebagai pembawa bambu dan beberapa pemain sebagai pemain yang melompat secara bergantian.
  • Mengubah jenis bambu: Jenis bambu yang digunakan dapat diubah sesuai dengan ketersediaan dan preferensi.
  • Menambahkan variasi gerakan bambu: Gerakan bambu dapat divariasikan dengan menambahkan gerakan memutar atau gerakan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun